Happy Reading
.
.
.Vano merapikan jasnya, ia akan melakukan beberapa pidato dikantor menyambut perpindahannya. Kakinya melangkah ke dalam hall utama kantornya.
Saat memasuki hall banyak terdengar orang - orang yang membicarakan Vano, jelas Vano adalah objek yang cocok untuk dijadikan pembicaraan wajah tampan, pintar, dan sukses menjadi magnet setiap orang disekitarnya.
Semua gunjingan orang - orang tidak luput dari pendengaran Mauryn prianya memang cocok sebagai pusat perhatian.
"Pak Devano udah punya pacar belum ya?"
"Ganteng banget! Kalo begini ngantor tiap hari juga gak bosen!"
"Mau antri gue jadi daftar pacar pak Devano,"Telinga Mauryn panas mendengarkan celotehan kaum hawa yang memuja pacarnya, pacar? Apakah saat ini mereka masih berpacaran?
"Selamat pagi semuanya, terima kasih atas sambutan yang kalian berikan. Semoga ke depannya DH Company dapat menjadi perusahaan terbaik kedepannya terima kasih," Vano berpidato tegas wibawanya terpancar.
Mauryn tersenyum memandang cara bicara Vano yang berbeda pria itu benar - benar menjadi seorang pemimpin diatas sana.
Mata Vano menyapu seisi ruangan mencari sosok Mauryn, dan ketemu!
Ditengah kerumunan karyawan lain seorang gadis cantik siapa lagi jika bukan Mauryn yang tersenyum ke arahnya, tatapan mereka bertemu Vano menyunggingkan senyum lembutnya. Vano mengerti Mauryn belum sepenuhnya menerimanya kembali tapi satu yang ia ketahui perasaan mereka berdua tetap sama saling mencintai satu sama lain.
Senyuman Vano mampu melelehkan wanita - wanita lain di ruangan ini.
Meleyot adek bang!Mengingat hari ini merupakan hari penyambutan dan pengesahan kantor, selama seharian penuh diadakan acara bebas dan makan bersama untuk seluruh kolega bisnis dan karyawan.
Banyak hidangan lezat tersaji menggugah selera, Mauryn mengambil beberapa kudapan manis yang menaikkan moodnya. Sesaat menikmati camilan seorang pria menghampirinya ia perkirakan umurnya tidak jauh dengan dirinya terlihat muda dan friendly.
"Hai nama lo siapa? gue Dio dari divisi pemasaran, gue bisa tebak kita sepantaran, gue ngomong informal gapapa kan?" Cerocos Dio, menjabat tangan Mauryn agak memaksa.
"Gue Mauryn, gapapa," Mauryn tersenyum kikuk menahan kerisihannya menghadapi pria agresif ini.
"Kapan - kapan hangout mau gak? Nongkrong ama gue asik kali," ucap Dio penuh percaya diri.
"Oh.." Mauryn hanya beroh ria tanpa berniat menerima ajakan Dio.
Dio merangkul pundak Mauryn gadis itu mendelik tak suka dengan sopan Mauryn menghindar.
Si paling sokab!
Dari kejauhan Vano mengamati yang didekati pria lain, kepalanya terasa mendidih ia tak bisa begitu saja menghampiri Mauryn, Vano kini mengobrol serius dengan koleganya.
"Bagaimana pak Devano anda setuju bukan?" Tanya koleganya.
"Saya suka rancangan tersebut, mungkin bisa dibicarakan dengan sekretaris saya untuk kelanjutannya mohon maaf saya ada urusan penting," Vano sudah tak tahan lagi ia beranjak menuju Mauryn.
Dari kejauhan Mauryn mendapati Vano yang semakin mendekatinya. Tiba - tiba pria itu menggandengnya, tatapan tajamnya menatap Dio.
"Anda Dio bukan?" Tanya Vano dingin.
"B-benar pak saya Dio dari divisi pemasaran," aura menyeramkan Vano membuat Dio gugup.
"Besok lakukan riset pasar secara langsung dilapangan dan saya mau hasilnya secepatnya,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tell Me Your Secret (END)
Teen Fiction"Kenapa liatin gitu, terpesona ama kecakepan gue?" -Vano Menjadi siswi baru di SMA Permata membuat Mauryn memiliki kesan yang tak terlupakan saat sekolah, terutama ketika ia selalu berhadapan dengan Vano badboy pentolan sekolah yang selalu mengusik...