Happy Reading...—————
Mauryn merasa ada yang tidak beres dengan Vano. "Gue gak kuat Ryn," rintih Vano yang akan terjatuh Mauryn dengan sigap merangkul Vano yang lemas, kulit mereka yang bersentuhan membuat Mauryn merasakan suhu panas dari tubuh Vano.
"Ya ampun Van! lo panas banget! Ayo sekarang gue bantu lo rebahan dulu ke kamar daripada elo pingsan disini,"
Dengan tertatih Mauryn yang notabenenya bertubuh kecil berbanding terbalik dengan Vano yang tinggi dan besar, Mauryn harus sekuat tenaga membantu Vano berjalan ke kamarnya. Lelaki itu dapat melihat raut wajah khawatir Mauryn yang ia tunjukan kepadanya.
Vano sudah diatas ranjangnya Mauryn merapikan selimut Vano agar lelaki tinggi itu merasa nyaman.
"Apa yang lo rasain sekarang?" Tanya Mauryn dengan wajah khawatirnya.
"Kepala gue pusing banget Ryn," ucap Vano lemas.
"Lo istirahat sini dulu gue mau ambilin obat dirumah," Mauryn beranjak pergi kembali kerumahnya.
Tak lama kemudian Mauryn sudah kembali ke kamar Vano dengan sebaskom air dan beberapa obat.
Vano yang ingin bangun justru dicegah oleh Mauryn, "Mau kemana? udah disini aja, kan lagi sakit," Vano mengangguk ia hanya bisa menurut saat ini ia sudah tidak punya tenaga untuk melawan. Mauryn dengan telaten mengkompresi kepala Vano, lelaki itu merasakan ketulusan Mauryn yang menolongnya.
Mauryn lalu memberinya obat dan air mineral.
"Ini obat yang biasanya selalu nyokap gue sediain kalo sakit begini, ini bagus dan gue selalu cepet enakan minum ini," Vano menegak habis minum dan obatnya."Lo istirahat aja dulu Van," Vano tidak sanggup menjawab ia hanya mengangguk dan memejamkan matanya tak lama kemudian semakin lama ia telah terlelap mengikuti alam bawah sadarnya.
Sedangkan Mauryn ia membereskan baskom kompres lalu ke arah dapur Vano dilantai bawah. Mauryn mengedarkan pandangannya.
"Gimana itu orang bisa idup coba? Rumah kek kandang sapi begini, cakep tapi jorok amat."
Mauryn mencepol rambutnya yang terurai ia mengambil sapu berinisiatif membantu membersihkan rumah Vano yang sudah seperti kapal pecah ini.
Mauryn memunguti sampah makanan instan yang berserakan. "Pantesan sakit makannye aje kek begini," gerutunya.
Setengah jam kemudian rumah Vano yang tadinya berantakan kini telah bersih dan rapi.
"Heuu akhirnya beres juga, encok nih badan gue lama - lama," Mauryn meregangkan tangannya yang pegal.Setelah beberes rumah Vano, kini Mauryn sudah kembali ke kamar Vano dengan nampan berisi masakan Mauryn yang ia bawa tadi tidak lupa dengan air serta vitamin.
"Masih tidur ya?" Mauryn melihat Vano yang masih terlelap ia menyimpan makanan diatas nakas lalu duduk dipinggir ranjang sebelah Vano.
Jika dilihat - lihat Vano memang benar - benar tampan. Wajahnya yang sedang tidur ini bagaikan malaikat tapi berbanding terbalik ketika ia bangun Vano akan menjadi sosok titisan setan yang menyebalkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tell Me Your Secret (END)
Teen Fiction"Kenapa liatin gitu, terpesona ama kecakepan gue?" -Vano Menjadi siswi baru di SMA Permata membuat Mauryn memiliki kesan yang tak terlupakan saat sekolah, terutama ketika ia selalu berhadapan dengan Vano badboy pentolan sekolah yang selalu mengusik...