Happy Reading...—————
Kringggg!! Kringgg!!
"Mmhh.. Ryn matiin alarm lo! Berisik banget!" Vano dengan suara seraknya ia meraih bantal guna menutup kedua telinganya, Mauryn pun justru meninggikan selimutnya hingga menutupi wajahnya.
"Pagi - pagi bawel mulu!," Mata Mauryn terpejam kembali dalam tidurnya namun Mauryn merasa ada yang janggal. Gadis itu terbangun membelalakkan matanya sempurna ia sudah tidak mengantuk lagi.
"VANO KITA TELAT SEKOLAH!!"
Vano tersentak bangun mendengar teriakan maut Mauryn. "ANJIR!! Buruan Ryn mandi terus cabut!"
Hari senin sialan, salahkan semuanya pada Vano semalam mereka menonton film di Netflix hingga larut yang berujung kesiangan.
Dengan tergopoh - gopoh keduanya tengah bersiap - siap dengan kilat tidak peduli rapi atau tidak. "Baju gue ada dirumah gimana nih?"
"Ambil seragamnya kak Marcel aja Van biar keburu!"
"Ryn sabuk mana sabuk?"
"Tuh digantungan pintu,"
"Tungguin Van gue belom nyiapin buku pelajaran hari ini,"
"Iye buru! Kek gue dong buku pelajaran gue tinggal semua diloker meja," Mauryn memutar bola matanya malas, bukunya sudah tersiap atributnya juga sudah lengkap "Van yuk buruan cabut!"
Vano mengendarai motornya dengan kecepatan normal membuat Mauryn berdecak sebal sudah tahu mereka terlambat Vano malah santai, "Van lo pengen kita telat apa gimana?!"
"Kita udah terlanjur telat Ryn percuma aja gue ngebut sampe sana pun kita tetep dihukum," penuturan Vano ada benarnya juga mereka berangkat dari rumah saja sudah menunjukkan pukul 06.50 sedangkan upacaranya sudah berlangsung, tetap saja mereka akan dinyatakan terlambat.
"Mau bolos gak?" Tawar Vano.
"Engga ah,"
"Udah terlanjur telat lho," tawarnya meyakinkan.
"Sesat lo setan! Enggak Vano gue mau ngumpulin tugas guru killer hari ini! ya kali udah telat terus bolos terus kagak ngumpulin tugas, bisa - bisa digiling gue ama nyokap,"
"Iya - iya kita masuk sekolah tuan putri Mauryn,"
Vano melajukan motornya hingga sampai diparkiran motor sekolah, seluruh murid pun menoleh kepada mereka, letak parkiran motor tepat berada disebelah lapangan sehingga jika ada yang mermarkir pasti terlihat jelas. Vano mengulurkan tangannya membantu Mauryn turun dari boncengannya. Seluruh mata pun kini tertuju kepada mereka.
"Mampus semua pada ngeliatin," Mauryn merutuk.
"Ya kan gue center of attention Vano pentolan cakep sekolah," Mauryn menampakkan ekspresi datarnya.
"Pede lo kurangin dikit bisa kagak?"
"Gue gak pede cuman itu kan kenyataan,"
"Blablabla gak denger," cibir Mauryn, Vano mencubit pipi Mauryn gemas.
Bu irma berkacak pinggang serta menggeleng - gelengkan kepalanya "Mas! Mbak!! Sini! Udah telat malah pacaran mesra - mesraan,"
"HUUUUUUU!!!" murid satu sekolah bersorak pada mereka. Ada beberapa murid yang menyukai atau nge- ship mereka namun ada juga yang tidak menyukai mereka salah satunya Melisa dan Zidan dengan tatapan penuh kebencian.
"Enggak bu! Vanonya rese," saut Mauryn sebal.
"Gak usah ribut! Kalian cepat masuk barisan pelanggaran,"
![](https://img.wattpad.com/cover/172788102-288-k359533.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tell Me Your Secret (END)
Teen Fiction"Kenapa liatin gitu, terpesona ama kecakepan gue?" -Vano Menjadi siswi baru di SMA Permata membuat Mauryn memiliki kesan yang tak terlupakan saat sekolah, terutama ketika ia selalu berhadapan dengan Vano badboy pentolan sekolah yang selalu mengusik...