39. Comeback

80 4 0
                                    

Happy Reading
.
.
.

Rapat kerjasama DH Company berlangsung lancar. sepanjang rapat Vano terus memperhatikan Mauryn dibalik mejanya. Mata tajam Vano mengamati setiap gerak gerik Mauryn dari awal hingga akhir rapat.

"Terima kasih atas kerjasamanya pak Devano," koleganya menjabat tangan Vano.

Vano tersenyum tipis kerjasamanya sukses. Para kolega partner kerjasamanya mulai meninggalkan ruangan.

"Pak Devano meeting hari ini sudah selesai, jadwal bapak selanjutnya mengecek proyek lapangan pak," terang Galih memeriksa Ipadnya.

"Terima kasih Galih kamu boleh pergi kembali ke mejamu," Galih mengangguk meninggalkan Vano dan Mauryn yang tersisa.

Vano memandang Mauryn gadis itu bertambah cantik dan menawan setelah bertahun - tahun berlalu.

Mauryn masih terdiam ditempat duduknya, ia hanya diam tanpa ekspresi. Otaknya mendadak berhenti tak bisa berpikir apapun.

"Nona Mauryn?" Panggil Vano
"Tolong ikut ke ruangan saya," lanjutnya.

Mauryn sadar ia berdiri mengekori Vano ke ruangannya. Sesampainya Vano duduk dikursi kebesarannya.

Diam membisu itulah yang Mauryn lakukan, wajah cantiknya memandang tanpa ekspresi tatapannya kosong, raut wajahnya tak bisa dideskripsikan.

Vano menautkan jemarinya diatas meja. Ia tak bisa mengartikan tatapan Mauryn.

Keduanya saling bertatap sorot mata yang tak dapat terbaca diantara keduanya. Rasa sakit dan rindu melebur menjadi satu.

Cukup lama mereka berdua diam, Mauryn mulai membuka suara.
"Permisi pak saya izin pulang terlebih dahulu ada urusan mendadak,"

Vano baru saja mau membuka mulutnya terdahului oleh Mauryn yang sudah meninggalkannya keluar.

Lelaki itu ah tidak Vano kini lebih pantas dipanggil pria.

Pria itu berusaha mengejar Mauryn namun Galih sudah masuk ke ruangannya "Pak Devano sekarang waktunya cek lapangan,"

Sial Vano tidak bisa mengejar Mauryn. Ia harus melakukan dinas ini demi proyek besarnya.

"Siapkan mobilnya Galih,"

"Baik pak,"

🌷🌷🌷

Mauryn melarikan diri ke tangga darurat satu - satunya tempat tersepi yang bisa ia kunjungi. Lutut Mauryn lemas ia terduduk dianak tangga, air matanya mengalir deras.

Gadis itu menangis kencang tidak memperdulikan penampilannya menjadi lusuh.

Semuanya terlalu mendadak. Rasanya rindu dan sakit secara bersamaan.

Hati Mauryn sesak ia mengepalkan tangannya memukul - mukul dadanya berharap rasa sesak dalam dadanya berkurang.

Bayangkan bertahun - tahun menjalani hubungan kelabu ditinggalkan dan dilupakan tanpa menaruh sedikit perhatian kepadanya, lalu apa?

Tiba - tiba hadir tanpa penjelasan, tanpa persiapan.

Apakah semua ini hanya lelucon baginya?
Apakah pria itu tidak memikirkan dirinya selama ini?

Mauryn tidak habis pikir dengan semuanya.

🌷🌷🌷

Cuaca begitu cerah namun tidak dengan keadaan Mauryn sudah dua hari gadis itu izin magang. Seusai pertemuannya kembali dengan Vano gadis itu langsung jatuh sakit demam hebat kepalanya terlalu pusing ia prediksi dirinya sakit karena terlalu stress. Demamnya juga belum membaik dari kemarin.

Tell Me Your Secret (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang