33. Heal

190 6 0
                                    



Happy Reading

—————

"Maafkan ayah Devano..."

Vano tidak tahu apa yang harus ia jawab saat dicecar kata maaf oleh ayahnya. Banyak yang telah ia lewati dan alami menyangkut ayahnya.

Vano hanya diam ia sudah tidak mampu mengeluarkan kata sumpah serapah yang biasa ia lakukan ketika bertemu Rudi. Bibirnya terlalu kelu tak sanggup berkata apa - apa lagi.

Kejadian demi kejadian masih membekas bersarang dihatinya. Semuanya sudah terlewat Vano sadar akan hal itu, mau ia membenci ayahnya sampai kapanpun itu tidak akan membuat luka hatinya sembuh, ia hanya masih berat merelakan keadaan.

Dalam lubuk hati terdalam Vano masih tersisa rasa rindu kepada ayahnya. Sudah lama tak merasakan kasih sayang orang tua bahkan ia tak ingat bagaimana rasanya selama ini.

Kisah pilu yang dilaluinya harus segera ia sudahi. Vano harus mencari jalan bahagianya seperti pesan bundanya dahulu.

"Vano ingat pesan bunda, nanti kalo besar kamu akan mengerti dan bunda pengen kelak kamu bisa menemukan jalan bahagia ya sayang,"

Cukupkah permintaan maaf menjadi jalan bahagianya kelak?

"Ayah tidak masalah kamu membenci ayah itu wajar nak, setidaknya sekali ini ayah memohon pengampunan kamu itu sudah cukup bagi ayah," Rudi menunduk tak mampu menatap putranya.

"Ayah.."

Vano memanggilnya ayah, sesuatu yang bahkan Rudi tidak bayangkan.

Rudi mendongak menatap putra satu - satunya yang pernah ia sakiti dan tinggalkan.

"Vano akan maafin ayah..." Ujar Vano serius ia mengusap wajahnya "Mungkin Vano masih berat untuk semuanya tapi Vano akan coba maafin ayah," lanjutnya.

"Terima kasih nak! Maafkan ayah sungguh!" Rudi memeluk Vano, ia tampak menitikkan air matanya sedangkan Vano membalas pelukan Rudi ragu.

Canggung dan melegakan disaat bersamaan.

"Suasana kafe bunda kamu gak pernah berubah," Rudi tersenyum getir mengingat kafe yang selalu dibanggakan istrinya ini, penuh kebahagiaan dan cinta yang terjadi disini.

Pelukan ayahnya terasa hangat sama seperti ketika ia kecil dulu disaat Rudi masih menjadi sosok ayah yang baik sebelum kekacauan hadir dikeluarganya.

Inilah yang Vano rindukan, sosok Rudi yang menjadi ayah pelindung bagi anaknya dan suami bertanggung jawab bagi istrinya.

"Maafin Vano juga yah, selama ini belum bisa nerima ayah,"

"Ayah paham nak jangan merasa bersalah lagipula ayah juga sudah mendapat ganjaran ayah,"

Keduanya mengendurkan pelukan mereka menatap satu sama lain.

Lega, itulah yang ayah dan anak ini rasakan setelah bertahun tahun memendam luka. Beban terasa hilang memulai untuk menyembuhkan luka.

Masalah terbesar pun dapat tuntas hanya karena pembicaraan kecil yang dapat meluruskan semuanya diiringi keikhlasan hati.

Keduanya tersenyum ringan, inilah awal jalan bahagia mereka.

🌷🌷🌷

Hubungan Vano dan ayahnya kini semakin membaik. Sering bertukar kabar dan mengahabiskan makan malam bersama. Awalnya canggung tapi mereka melakukannya dengan baik hingga kini menjadi lebih akrab dan harmonis. Vano sedang menjenguk ayahnya yang sedang sibuk membantu disalah satu panti sosial.

Tell Me Your Secret (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang