Happy Reading...—————
Mauryn mengeratkan pelukannya dalam boncengan Vano rasanya ia begitu penat setelah mengerjakan tugas bukannya asik nongkrong cantik sebaliknya adu mulut yang terjadi.
"Makan malem dirumah aja ya?" Jalanan sangat ramai bising Mauryn tidak dapat mendengar Vano jelas.
"Hah?"
"MAKAN MALEM DIRUMAH AJA MAURYN," ujar Vano setengah berteriak.
"Hahh apaan??" Demi langit bumi bersaksi memang benar nyatanya rata - rata perempuan cantik punya penyakit lola.
"Ngang ngong mulu dahlah" Vano berdecak.
"Hahh? Ngangon? Siapa yang mau ngangon Van?" Vano memutar bola matanya jengah.
"YaAllah berilah hamba kekuatan,"
Vano memperlambat laju motornya menyusuri area pedagang kaki lima disepanjang jalan menuju Sate Ayam Madura yang pernah mereka kunjungi. Motor Vano berhenti tepat didepan tenda bertuliskan 'Sate Ayam Madura Cak Mat'.
"Ryn lo masi inget kan sate ayam yang dulu?"
"Inget gue suka enak tau,"
"Bagus deh, mau pedes apa enggak?"
"Pedes sedeng aja,"
"Oke, Lo tunggu sini biar gue pesenin, kita makan dirumah aja soalnya lo keliatan capek banget udah mirip zombi kemaren lo," Vano terkekeh melihat wajah Mauryn yang semakin tertekuk.
"Jelek amat dimiripin ama zombi, udah sono pesen pake ngatain segala," cibir Mauryn.
Tenda warung makan ini sangat ramai hingga banyak yang mengantri, termasuk Vano. Katanya jika warung ramai diyakini pasti enak. Sekarang giliran Vano yang memesan, Mauryn sudah tidak sabar melahap sate ayamnya.
"Permisi mbak.." seorang pria entah dari mana mendekati Mauryn.
"Iya ada apa?"
"Gue dari tadi ngeliatin lo dari minimarket sebrang, mbaknya cantik gue boleh gak minta nomer mbaknya?"
Malas sekali Mauryn meladeni pria seperti ini yang hanya ingin tahu karena parasnya tetapi jika mendapat yang lebih pasti ia dilupakan. Dasar kang ghosting!
"Maaf mas..."
"Sayang ayuk pulang, udah dapet sate ayamnya," Vano datang merangkul Mauryn.
"A-ah iya ayuk,"
"Siapa ini babe?"
"Bukan siapa - siapa mas tadi saya kira mbak ini temen saya," nyali pria itu menciut mengetahui target incarannya memiliki pacar membuat pria tadi mengurungkan niatnya lalu pergi.
"Sayang - sayang pala lo peyang,"
"Halah lo gue panggil sayang juga nyaut tadi,"
"Biar tuh orang pergi lah"
"Emang banyak ngabers disini tiati,"
"Males banget ada orang kek tadi, masa iya tiap orang ngajak kenalan gue mesti ngaku - ngaku punya pacar drama amat idup gue,"
Vano juga menyadari gadis dihadapannya ini memiliki pesona yang memikat. Tidak heran banyak lelaki yang ingin mendekati Mauryn. Vano rasanya sudah tidak tahan lagi, diri Vano panas bak air mendidih melihat lelaki lain berusaha mendekati Mauryn.
"Ngapain drama, mending pacaran beneran ama gue" ajak Vano menatap Mauryn.
"Apaan si lo becanda mulu, ngajak jadian apa ngajak main bekel lo," Mauryn tertawa ringan yang dibalas Vano menggunakan tatapan intensnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tell Me Your Secret (END)
Teen Fiction"Kenapa liatin gitu, terpesona ama kecakepan gue?" -Vano Menjadi siswi baru di SMA Permata membuat Mauryn memiliki kesan yang tak terlupakan saat sekolah, terutama ketika ia selalu berhadapan dengan Vano badboy pentolan sekolah yang selalu mengusik...