38. You?

68 3 0
                                    



Happy Reading

—————

Pria paruh baya itu dengan luwesnya menerangkan materi mengajarnya dikelas, pembawaan yang tenang membuat mahasiswa mengerti apa yang beliau sampaikan.

"Bagi yang sudah memenuhi sks untuk magang, jangan lupa segera dilaksanakan," ujar professor itu.

"Baik proff!" Seru para mahasiswa.

"Untuk minggu depan saya tiadakan kelasnya, saya ada seminar sebagai gantinya kalian pelajari mandiri materi selanjutnya,"

Tentu kabar bahagia bagi para mahasiswa.

Yes! Minggu depan tidak kelas!
Mauryn bersorak dalam hati.

Kepalanya sudah mau pecah sejak minggu kemarin menghadapi tugas - tugas kuliah yang tak ada surutnya.

Kelas berakhir Mauryn merapikan binder dan tasnya. Ia akan menyelesaikan makalahnya bersama Kevin. Belum lagi pendaftaran magang yang ia ajukan belum mendapat jawaban untuknya.

See... kehidupan kuliah sesungguhnya tak menyenangkan seperti di FTV atau sinetron.

Kevin semula duduk dibarisan belakang maju ke depan samping Mauryn ia mengeluarkan laptopnya,

"Kev? Lo telat lagi kan," tebak Mauryn yang dijawab cengengesan Kevin.

"Begadang semaleman gue Ryn! Sumpah tugas gue banyak revisian!" Keluhnya.

Kevin merupakan lelaki tampan berkulit putih bermata sipit. Ia sudah mirip dengan oppa - oppa Korea. Kevin sangat akrab dengan Mauryn mereka memiliki humor dan kebiasaan yang sama keduanya cocok berteman.

Tak jarang Mauryn mendapat tatapan sinis dari teman - teman perempuan lainnya perihal kedekatannya bersama Kevin.

"Nasib kita semester tua Kev," Mauryn terkekeh menepuk pundak Kevin.

"Dahlah tepar gue lama - lama,"

"Eh lo jangan tepar dulu! Nih makalah belom kelar!" Dengus Mauryn.

"Canda kali!" Kevin mengacak rambut Mauryn "kerjain disini aja Ryn gak ada kelas lagi jadi sini kosong,"

Jari - jari Kevin mulai menari diatas layar keyboard, menulis beberapa bab lagi menuntaskan tugasnya bersama Mauryn.

"Yaudah buruan kerjainnya, terus gue mau survei cari tempat magang baru.." Mauryn mencebikkan bibirnya "Pusing gue nunggu apply-an magang gue diterima," lanjutnya.

Mauryn berulang kali mencari perusahaan sebagai tempat magangnya namun kebanyakan sudah terpenuhi kuotanya.

"Paling bener lo magang diperusahaan bokap lo aja Ryn atau gak koneksi bokap kek,"

Mauryn menggoyangkan telunjuknya "No No No!"

"Gue mau cari suasana baru, lagian kalo disana karyawan bokap gue bukannya bimbing malah ngelayanin gue terus kalo pake koneksi bukannya magang malah minta dijodohin ntar ama anak koneksinya, gak ah!"

Dunia bisnis atau perusahaan sangat umum budaya menjodohkan anak pewaris mereka yang bertujuan melebarkan sayap perusahaan kedua keluarga menjadi satu.

Orang tua Mauryn sebenarnya tidak begitu mempermasalahkan Mauryn berpasangan dengan siapa tapi kepergian Vano memberikan luka bagi Mauryn yang berpengaruh kepada hidup sosialnya sehingga tak jarang orang tuanya mengenalkan anak kenalan mereka. Hanya mengenalkan saja, keputusan tetap ditangan Mauryn.

Tell Me Your Secret (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang