16. Don't know what to do

107 6 0
                                    



Happy Reading...

—————

nggasananya berganti dengan bulan menyelimuti kegelapan malam. Hari sudah larut Vano mengantar pulang Mauryn mereka telah sampai didepan pintu kediaman Mauryn.

"Van gue seneng banget deh tadi ketemu anak - anak panti lucu gemes abis pokoknya" Mauryn begitu excited dengan kegiatan mereka hari ini.

"Kapan - kapan ajak gue lagi ya?"

Vano mengangguk "Boleh kok Ryn bagus deh kalo lo seneng".

Vano teringat dengan boneka hamster yang tadi ia beli "Jangan masuk dulu Ryn ada sesuatu buat lo," Vano bergegas kembali ke dalam mobilnya mengambil sesuatu.

"Ini buat lo satu," Vano menyodorkan boneka hamster pada Mauryn.

"Ih itu kan yang tadi gemoy bangett, kok buat gue?" Vano tergagap ia bingung mencari alasan untuk apa ia membelikannya pada Mauryn, tidak mungkin kan ia bilang karna menyukai gadis itu meskipun dalam hatinya ingin menyatakannya tapi ia ingin menunggu waktu yang tepat.

"E-emm buat tanda makasi aja lo tadi kan udah bantuin gue cari hadiah," Mauryn tersenyum.

"Makasii juga ya gue suka, kalo gitu gih cepet pulang,"

🌷🌷🌷

Mauryn telah wangi setelah mandi ia bahkan berendam dalam bath up-nya selama beberapa jam membuat perasaan Mauryn lebih rileks. Ia menyalakan hairdryer mengeringkan rambutnya yang basah, Mauryn merasa hening dirumah ini semenjak ia pulang tidak menemukan orang - orang rumah mungkin mamanya sedang dirumah sakit sedangkan kakaknya bermain dan papanya? Jangan ditanya sudah pasti diluar kota, Mauryn melanjutkan membereskan barang - barangnya sepulang sekolah tadi Mauryn tersenyum memandang boneka hamster pemberian Vano "Comel banget sii gemoyy mirip yang kasi," Ujar Mauryn memeluk boneka barunya lalu ia letakkan ditengah - tengah ranjangnya. "Mulai sekarang lo temenin gue kalo bobok ya!"

Mauryn meraih ponselnya ia lupa menyalakannya sedari tadi benda pipih itu telah lowbatt hingga mati Maury mengecas ponselnya diatas nakas samping ranjangnya. Mauryn meregangkan badannya sesaat ingin merebahkan dirinya ke ranjang empuk miliknya, belum saja terlaksana bel dirumahnya berbunyi.

Tingg.. Tungg... Ting.. Tung...

Mauryn menuruni anak tangga dirumahnya menuju pintu utama "Iya bentarrr" saut Mauryn, siapa yang bertamu malam - malam begini sih? Batin Mauryn kesal.

Tok.. Tokk..

"Rynnn cepetan bukain pintunya," ucap suara yang familiar, Vano sang tetangga sekaligus temannya.

Mauryn membuka pintunya "Kenapa Van? Tumben banget lo mencet bel biasanya juga langsung nyelonong masuk," cibir Mauryn.

"Soalnya lo kunci pintu depan gue gak bisa masuk lagian itu sekarang gak penting, lo ditelpon dari tadi kemana sih?"

"Hp gue kan mati lowbatt daritadi siang, baru tadi juga gua cas,"

"Pantesan, sekarang urgent oma lo abis pingsan tante Soraya ama Marcel lagi ke Surabaya tadi Siang." Mauryn membelalakan matanya, omanya drop Mauryn panik ia takut terjadi sesuatu kepada omanya.

"Gue harus kesana Van! Lo kok gak kasih tau gue tadi siang!?"

"Bukannya gue gak kasih tau, gue emang baru tau hp gue tadi ketinggalan dirumah dan gue baru baca notifnya barusan,"

Tell Me Your Secret (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang