31. Deep Talk

101 4 0
                                    



Happy Reading

—————

Jam istirahat dimulai para murid berhamburan keluar kelas dan juga ada beberapa yang menetap dikelas untuk tidur ataupun memakan bekal, sama halnya Mauryn yang lebih memilih dikelas menyalin ulang catatan pelajarannya.

"Gue mau beli batagor dikantin ah, gila laper banget" celetuk Iko.

"Ikut dong gue Ko," Rania membereskan alat tulisnya.

"Cuss, elo titip atau mau ikut gak Ryn?"

"Gue nitip aja seporsi," Iko mengacungkan jempolnya.

Bu Irma sungguhlah guru sadis, banyak sekali materi dan tugas yang diberikan membuat para murid kewalahan. Mauryn serius mencatati rumus - rumus penting mata pelajaran laknat tersebut. Mauryn kian lama dikelas bahkan anak - anak yang tadinya masih ada sudah pergi keluar menyisakan dirinya sendirian.

"Mauryn sayang...," Vano nampak mendatangi Mauryn ke kelasnya.

Mauryn tidak bergeming serius mencatat bukunya.

"Sayang..." Vano duduk dibangku depan Mauryn.

Tetap hening tanpa suara Mauryn menutup bukunya pergi meninggalkan kelas, Vano mengehela napas Mauryn sudah mendiamkannya sejak tiga hari lalu tepatnya semenjak makan malam bersama itu.

Vano tidak bisa tinggal diam ia tidak tahan Mauryn terus menghindarinya begini. Cowok itu menarik tangan Mauryn "Kamu mau sampe kapan diemin aku terus?".

Mauryn tidak berani menatap kekasihnya. Ia memandang ke arah lain entah itu apa yang penting ia tidak memandang manik tajam itu.

Cup!

"Vano! Ini disekolah! Nanti diliat orang gimana?!"

Mauryn mendelik ia melihat sekeliling semoga tidak ada yang melihat dua sejoli ini berciuman lebih tepatnya Vano yang mengecupnya didalam kelas disekolah! Untung tidak ada orang dikelas selain keduanya.

"Dicium baru nyaut! Berati tiap kali diem minta aku sosor," Vano mengecup bibir gadisnya lagi.

Cup!

"Vanoooo," Mauryn mencubit pinggang Vano.

"Aw aw!" Vano mengaduh mengusap bekas cubitan Mauryn "Kamu lagi marah kan ke aku, keliatan dari kamu cuekin aku dari kemarin,"

"Terus mau kamu apa?" Mauryn ketus.

"Aku yang seharusnya tanya sayang, kamu kenapa? Akhir - akhir ini kamu ngehindar diemin aku,"

"Aku gapapa," Vano menghela napasnya. Lagi.

Jika ada buku panduan 1001 cara memahami wanita pasti buku itu akan dibeli dan dibaca oleh Vano, ia pun dapat pastikan buku itu laris dipasaran.

Susahnya memahami mahluk berjenis kelamin perempuan, membuat dirinya sebagai laki - laki harus selalu ekstra bersabar menghadapinya. Ia ingin menjadi sosok pengertian tetapi yang ingin dimengerti ketika ditanya selalu berucap tak ada apa - apa padahal merasakan gundah gulana karena ada apa - apa.

Didiamkan oleh Mauryn menjadikan Vano uring - uringan setiap hari. Ia mencoba bergurau atau mengajak berbicara, Mauryn tetap tidak mengindahkan.

Vano melirik jam tangan dipergelangannya waktu istirahat hampir habis.
"Nanti pulang bareng aku! Kita bahas nanti jangan pergi ngehindar lagi!" Ucap Vano serius.

"Iya Van," Mauryn mengangguk menuruti perkataan Vano. Mereka harus berbicara! Mauryn juga tidak tahan mengacangi Vano terus - terusan.

🌷🌷🌷

Tell Me Your Secret (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang