Sepuluh[Good or bad?]

5.8K 477 12
                                    

Happy reading.

"Kenapa olang dingin ini ada disini?!"
Tanya Alinsya blak-blakkan.
_____

Bu Tini spontan menepuk jidat, belum juga kelar rasa malu yang diberikan Cindy tadi, eh sekarang malah si Alin lagi yang berulah.

"Alin, ngak boleh kaya gitu, nggak sopan," tegur Hanna, Alinsya lantas
merapatkan bibinya, lalu mendadak berubah takut, karena dengan beraninya berkata seperti itu pada si paman dingin.

Alinsya spontan bersembunyi di belakang kaki Hanna, sembari berujar meminta maaf atas ucapannya tadi.

Tak ingin berlama-lama lagi, bu tini langsung mempersilahkan mereka semua untuk duduk di kursinya masing-masing.

Dua gadis kecil bersama kakak pengasuhnya sudah kembali duduk bersebelahan satu sama lain.

"Silahkan duduk," ujar Bu Tini mempersilahkan.

Alinsya berdoa dalam hati, semoga yang duduk di kursi yang berhadapan dengannya adalah pasutri itu, karna ia ingin pasangan itu lah yang akan mengadopsinya, bukan si paman
dingin.

Saat sedang menunggu detik-detik penentuan takdirnya, mata Alinsya malah teralih pada seorang pria tampan yang sedari tadi berdiri di samping paman dingin, siapa lagi kalau bukan si Leon.

Leon tersenyum manis sambil sedikit
melambai-lambaikan tangannya kepada Alinsya, Alinsya tentu saja merespon baik dengan membalas tersenyum dengan sangat manis, semanis janji mantan.

Leon tersenyum manis sambil sedikitmelambai-lambaikan tangannya kepada Alinsya, Alinsya tentu saja merespon baik dengan membalas tersenyum dengan sangat manis, semanis janji mantan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tampa sadar, tiga orang sudah duduk di kursinya masing-masing. Tunggu, apa ini? Kenapa si paman dingin malah duduk tepat di hadapan Alinsya?!

"Ini ada kesalahan teknis apa gimana sih?!"

Setelahnya, Leon pun ikut duduk di samping Edward, posisinya saling berhadapan dengan Hanna.

"Akhh, nggak mungkin paman dingin ini yang mau ngadopsi aku. HAHAHA, iya ngak mungkin banget!Pasti pasutri ini yang mau ngadopsi aku, pasti!"

Alinsya berusaha tetap berpikir positif, memusatkan pandangnya pada pasutri, Alin benar-benar berharap pasutri itulah yang akan mengadopsinya.

Disisi lain, Laura sedari tadi hanya memusatkan pandangnya pada satu titik, yaitu Edward.

Entah kenapa, gadis kecil itu sangat berharap Edward lah yang akan menjadi orangtuanya, namun, harapan Laura seketika pupus ketika
melihat Edward yang malah duduk
menghadap tepat pada Alinsya.

DTC : From Nayla To Alinsya [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang