Happy reading <3
"Tuan, sebaiknya kita naik golf car saja, kasian nona kecil kesusahan berjalan," ucap Leon tak tega melihat keadaan sang nona kecil, membuat Alinsya sontak terharu.
"Aaaaa tayang paman Singa banyak-banyak!"
Anak itu susah berjalan, sebab ia terlalu banyak makan! Kekenyangan!
Namun, perkataan sang ayah berhasil mematahkan harapannya ingin naik golf car.
"Tidak perlu," ucap Edward, dengan tidak berperasaan.
Alinsya hampir saja mengumpat didalam hati, padahal kan dia yang nyuruh Alin buat ngabisin semua makanan, terus sekarang apa? Dia nggak mau tanggung jawab?! Walaupun nggak dihabisin beneran sama si Alin, tapi gegara itu Alin jadi makan dengan porsi yang melebihi batas normal dan melampauinya!
Namun, setelah mendengar alasan masuk akal yang diberikan sang ayah, barulah mereka mengerti.
"Dia harus banyak berjalan agar makanan yang ada didalam perutnya cepat tercerna."
Alin dan Leon kompak ber-oh-ria, "Benar juga," batin keduanya.
Saat ini mereka sedang berjalan-jalan di sekitaran rumah utama, Alin hanya berjalan saja mengikuti langkah sang ayah, yang entah akan membawanya kemana, namun, hal ini ada bagusnya juga untuknya, selain untuk membakar kalori, dia kan jadi bisa tahu seluk-beluk area di sekitar rumah utama.
"Hehehe," terkekeh jahat, didalam hati.
Setelah beberapa puluh menit berjalan dengan penuh kesusahan, akhirnya langkah Alinsya pun berhenti, mengikuti sang ayah tentunya.
Alinsya mengamati dengan seksama area tempat mereka berdiri saat ini.
"Ini kan, kolam ikan piranha! Kenapa ayah membawaku ke sini?! Apa dia mau bernostalgila dengan membuatku terjatuh ke dalam situ lagi?!" Anak itu langsung bernegatif thinking, sambil menatap kolam seram yang dikelilingi pagar besi itu.
"A-ayah, ayah bilang kan Alin halus nemenin Ayah?" Tanyanya, dengan nada seperti menyuruh agar mereka pergi ketempat lain saja, disana terlalu ngeri untuknya!
"Ya, dan kau harus menemani aku disini," ungkap sang ayah, acuh tak acuh.
"Di-disini?" Kaki Alinsya mendadak gemetaran, takut!
"Hem. Kau kan anak ku," ucap Edward lagi dengan tiba-tiba.
Deg!
Kata 'anak ku' yang diucapkan si Edward, sangat berdampak besar pada jantung Alinsya, "Berdamage sekali! Uhk!"
Namun, ia langsung ingat sesuatu, "Iya sih, aku memang anaknya, lebih tepatnya, anak angkatnya," batin anak itu, menglirih.
"Karna itu kau harus dekat dengan peliharaan-peliharaanku," Edward melanjutkan, seraya mengangkat sebelah tangannya yang sudah dibalut sarung tangan karet kearah Leon, meminta ember besi berisi daging pada pria itu.
"De-dekat gi-gimana maksud ayah?"
Edward tidak menjawab, pria itu malah dengan santainya mulai melemparkan potongan-potongan daging kedalam kolam, membuat air kolam yang tadinya tenang menjadi terlihat anarkis dan mengerikan!
KAMU SEDANG MEMBACA
DTC : From Nayla To Alinsya [END]
General Fiction⚠️WARNING⚠️ [ This is reinkarnasi story! ] Tentang perjalanan hidup seorang Nayla yang pada akhirnya terlahir kembali dalam tubuh seorang bayi mungil bernama Alinsya, hanya karena memakan sebuah roti 'PERUBAH TAKDIR' Lantas bagaimanakah kehidupan ba...