Part 34 ( Tenggelam? )

3.5K 282 5
                                    

Happy reading<3

"Kau sangat tertarik dengan uang, kan?" Tanya-nya sarkas, dengan senyuman tipis, penuh arti.

Alinsya refleks menelan salivanya dengan susah-payah, "Mampus, kartu ku terbongkar!"
____

Padahal pertanyaan pertama saja belum terjawab, eh si Edward malah kembali melontarkan pertanyaan yang semakin membuat Alinsya merasa terciduk dengan jantung yang hampir melompat keluar.

"Apa kau sangat menyukai uang?"

Deg!

"Tenang Alinsya, jangan panik, ini hanya pertanyaan yang harus kau jawab dengan serealistis mungkin!"

Perlahan anak itu merubah ekspresi wajahnya agar kembali pada tampang tenang sok imutnya.

Gadis mungil itu kemudian mengulas senyum tipis, untuk menutupi kegugupan.

"Iya Alin suka, lagian emang ada ya manusia jaman sekalang yang tidak menyukai uang? Hehe, Alin yakin banget pasti semua manusia nolmal bakal suka sama benda itu, ayah," jawabnya sambil terkekeh pelan.

Edward menatapnya dengan tatapan tak terbaca, lalu secara tiba-tiba, pria itu langsung bersuara sambil mulai tersenyum tipis!

"Jawaban yang masuk akal."

Kemudian Edward spontan menggerakkan tangan kekarnya untuk mengelus lembut rambut sang anak.

Alinsya tertegun seketika, sambil kembali menatap dalam-dalam wajah sang ayah.

Deg!

Hatinya sontak bergetar, ia benar-benar tidak menyangka, bahwa hari seperti ini akan ada di skenario hidupnya! Ayahnya ini, ayahnya ini untuk pertama kalinya, dia menatap Alinsya dengan tatapan yang super lembut penuh kasih sayang!

Kyaaaa! Apa ini berarti Alinsya sudah berhasil mengambil hati ayahnya?! Si dingin Edward?!

Entahlah, tapi yang jelas hal ini tidak bisa di biarkan terlewati dengan begitu saja! Pokoknya Alin harus memanfaatkan momen mendebarkan ini dengan sebaik-baiknya!

Ayah dan anak itu masih saling memandang satu sama lain dengan pandangan penuh kasih sayang, kemudian di detik berikutnya, Alinsya pun bersuara.

Misi dimulai~~~~

"Ayah?"

"Hem?"

Alinsya tersenyum lebar lalu mulai mengangkat kedua tangan mungilnya kearah sang ayah, sembari memasang ekspresi polos sok imut.

"Minta uang, plisss," pintanya sambil nyengir lucu, tampa ada rasa takut sedikitpun.

*****

Keesokan harinya, tepatnya pada sore hari, akhirnya Alinsya bisa menikmati waktu 'me time' setelah sekian lama terus bersama dengan Edward, bu Silvi serta para kakak pelayan.

Kali ini anak lima tahun itu memilih menghabiskan waktunya dengan bergalau dan melamun didalam kolam renang rumah belakang, sejak tadi ia hanya diam sambil rebahan santuy di atas pelampung berbentuk potongan buah semangka yang berukuran cukup besar.

Walaupun terlihat tenang layaknya seorang bocil yang tidak memiliki beban hidup samasekali namun, sebenarnya beban hidup anak lima tahun ini sangatlah berat! Melebihi beratnya beban hidup kalian semua, pikiran anak itu saja tidak pernah berhenti memikirkan banyak hal.

Salah satunya adalah, ia yang tidak sabar menunggu waktu ini agar cepat berlalu! Alasannya tidak lain adalah karena perjanjian antara dirinya dengan sang ayah kemarin siang.

DTC : From Nayla To Alinsya [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang