Tiga belas [Ruang bermain]

4.5K 421 7
                                    

Happy reading.

"Umm, kalau begitu, mari kita lihat!"
seru Dian tiba-tiba terlihat antusias.
_____

Membuat Alinsya menjadi gugup bercampur rasa penasaran yang hampir membunuhnya, wehh.

Lian dan Dian memegangi masing-masing satu gagang pintu double swing itu, kemudian langsung mendorongnya.

Saat pintu itu berhasil terbuka, tiba-tiba mata Alinsya langsung tercerahkan saking bercahayanya itu ruangan.

"Ta-daa!"
______

"Huh, capeknya," ungkap seorang gadis kecil yang sedang tertelungkup di atas kasur yang terlihat sangat mewah dengan aksen frozen berwarna biru itu.

Hanna tersenyum lembut kemudian menghampiri gadis kecil tersebut.

"Gimana, Alin suka nggak kalau tinggal disini?" tanya Hanna, ia sudah
duduk di tepi ranjang sambil mengusap lembut surai milik Alinsya.

Mendengar itu sontak gadis kecil itu
langsung menggeliat lalu ikut duduk menghadap pada Hanna, dengan
memasang ekspresi super bahagia.

"Suka! Alin suka banget!" jawab Alinsya begitu antusias.

Gimana Alin nggak bakal suka, coba?
setelah melihat semua hal yang di tunjukkan kakak-kakak pelayan tadi.

Terlebih lagi setelah melihat ruangan bercahaya tadi.

Kalian ingat, kan? Sama ruangan yang kata si Dini masih banyak kekurangan itu? ternyata isi ruangan itu adalah.

Jreng-!!

Super market pribadi woy! Dan gilanya, ruangan ini tuh ada didalam rumah belakang! Crazy banget nggak sih?!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Super market pribadi woy! Dan gilanya, ruangan ini tuh ada didalam rumah belakang! Crazy banget nggak sih?!

Dan nggak main-main, tuh ruangan benar-benar dipenuhin segala jenis makanan kecil, bahkan disana sudah
ada stok coklat buat setahun!

Yang beginian di bilang masih banyak kekurangannya?! Cih! Ini malah kelebihan woy. Tapi gapapa, soalnya Alin suka kalau kelebihannya kek gini, haha.

Alinsya bahkan sampai meneteskan air mata, saking terhuranya. Eh, terharu maksudnya.

Apalagi pas denger Dini ngomong kalau ruangan itu di buat khusus untuk nona kecil mereka, siapa lagi kalau bukan Alinsya.

Oh iya, sekarang nama Alin udah kek nama horang kaya, loh. Alinsya Richards, uhuy. Keren ngak? ya keren lah, masa nggak.

Tidak sia-sia Alin selama ini banting keimutan tiap hari. And yah, akhirnya hari-hari bahagia Alinsya dimulai juga.

~aww senangnya!
____

Kembali ke kamar milik Alinsya.
Alinsya bingung mau jelasin gimana lagi, yang pasti nih kamar super gede,
bahkan nih kamar bisa kali dijadiin lapangan bola, canda bola.

DTC : From Nayla To Alinsya [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang