Dua [Nayla x Meyra ll ]

8.6K 528 0
                                    

Happy reading.

Nayla sudah berada di rumah makan
tempatnya bekerja, dengan memakai
seragam kerja Nayla mulai melakukan
tugasnya, mulai dari mencatat, melayani, mengantar makanan pesanan tamu, membersihkan meja sampai mencuci piring-piring yang kotor.

Nayla harus selalu rajin agar bos nya memberi-nya bonus. Yah, biar celengan ayam Nayla cepat penuh agar Ia juga bisa cepat berkuliah.

Namun, saat sedang asik mencuci piring kotor di dapur, tiba-tiba Nayla
merasakan nyeri yang sangat hebat di bagian dadanya, sebenarnya kejadian seperti ini sudah sering di alami Nayla, tepatnya sejak setahun lalu.

Namun, Nayla hanya mengabaikan nya saja, Ia pikir, mungkin hanya nyeri biasa nanti juga sembuh sendiri, lagipula, Nayla tidak punya uang buat ngecek ke rumah sakit.

Tapi akhir-akhir ini, nyeri di dadanya
semakin parah, walaupun begitu, Nayla tetap berusaha kuat, Ia harus
tetap bekerja demi masa depannya.

"Nay, tolong kamu antar ini ke meja
lima, ya," pinta Bu Ani, Ia adalah koki sekaligus pemilik rumah makan tempat Nayla bekerja.

"Baik, Bu," jawab Nayla, kemudian
meraih nampan berisi makanan pesanan tamu itu, lalu membawanya
menuju meja yang di tuju.

*****

Di depan kost.

Sejak tadi Nayla berjalan mondar mandir di depan kos, Ia sedang menunggu Meyra. Pasalnya sudah hampir jam sebelas malam tapi anak itu belum pulang-pulang juga, akhhh, bikin Nayla khawatir saja!

"Emang kuliah itu sampai jam sebelas malam ya?"

"Baru hari pertama udah sampai jam sebelas malam aja?"

"Aduh, sebenarnya tuh anak kemana sih?!"

"Gue telfon ngak di angkat, gue chat ngak di balas, dasar!"

"Atau dia udah balik ke rumahnya lagi? Eh tapi kalo tuh anak sampai kenapa-kenapa gimana?!"

Nayla terus bergulat dengan pikirannya sendiri, walaupun Meyra
sering bikin Nayla kesal, tapi tetap saja dia itu sayang sama mey. Apalagi Mey adalah sahabat satu-satunya.

Nayla meremas ponselnya kuat-kuat,
rasa khawatirnya semakin besar.
Saking khawatirnya, Nayla sampai ingin menjambak rambut si Mey-mey kalau dia udah pulang, awas aja tuh anak! Berani-beraninya dia bikin Nayla khawatir begini!

"Mey Lo kemana sih?!" Teriak Nayla
frustasi, Ia tak peduli kalau pun nanti
ia kena semprot dari para tetangga karena berteriak di tengah malam.

Capek mondar-mandir, Nayla akhirnya memilih berjongkok di
depan kosan, Ia sudah seperti anak kecil yang sedang menunggu ibunya pulang dari pasar.

"Mey, lo kemana sih?" lirih Nayla, matanya mulai berkaca-kaca.

Nayla menunduk menatap sendal jepit milik Mey yang sedang ia pakai.

"Mey, pulang. Kalo Lo nggak pulang, semua barang-barang lo bakal gue gadein," lirih Nayla lagi.

Sial, air mata Nayla sudah berhasil jatuh, Ia benar-benar menagis. Ternyata seorang Meyra sangat berarti bagi Nayla, sampai-sampai Ia menangis seperti ini.

DTC : From Nayla To Alinsya [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang