Part 40 [ Lupakan semuanya ]

3.4K 275 53
                                    


Selamat datang di 2022🥳 Semoga di tahun ini saya, kamu, kita semua bisa jadi pribadi yang lebih baik lagi, dan in syaa Allah tidak menjadi beban keluarga lagi, bisa sukses, Aamiin🙏


Happy reading<3

Sekelompok pria dengan setelan jas hitam baru saja keluar dari ruang rapat, berjalan menuju lift.

Beberapa orang yang sempat mereka lewati, khususnya para wanita kompak di buat terpesona akan dua pria yang berjalan di barisan paling depan, siapa lagi kalau bukan si dingin Edward dan rekan bisnis sekaligus teman lamanya—Veron.

Dengan dikawal para petinggi perusahaan, mereka berdua sudah nampak bak pangeran, sangat berwibawa dan sangat tampan!

Saat mereka melewati belokan menuju sebuah lorong yang mengarah ke area Lift, tiba-tiba,
para petinggi perusahaan yang  rata-rata pria berumur diatas 40 tahun itu secara serempak di buat terkejut akan kejadian di ujung lorong—ada perkelahian disana!

"Apa yang kalian lakukan?" Salah seorang dari pria itu bertanya dengan tegas, sontak mengejutkan pelakunya dan membuat Edward serta Veron yang awalnya tidak melihat kejadian itu ikut menoleh.

Duaarrr!

"A-ayah?!" Sebenarnya, ini hanyalah teriakan dari dalam hati.

Seperti yang kita tahu, mereka berdua tak lain adalah Alinsya dan Zefran yang sedang adu menjambak rambut.

Pria-pria itu kompak berjalan mendekat kearah dua bocah itu, keduanya pun buru-buru melepaskan rambutnya masing-masing.

"Apa-apaan ini?!"

"Siapa kalian?! Berani-beraninya bocah seperti kalian masuk ke area perusahaan dan membuat keributan?!"

Beberapa petinggi perusahaan bertanya, terdengar marah.

Edward hanya diam dengan aura yang super dingin, sedangkan Veron malah geleng-geleng kepala, seolah tidak peduli dengan apa yang terjadi.

"Dimana orang tua kalian?" Luis bertanya dengan lembut.

Alinsya refleks menunduk dalam, habislah dia. Ayahnya itu benar-benar menatapnya dengan sangat dingin, sepertinya dia tidak akan mau mengakui Alinsya sebagai anaknya lagi, karena kelakuan Alin yang cukup memalukan ini.

Berbeda dengan Alinsya, Zefran, anak itu malah memberi ekspresi marah sambil menatap pada seorang pria.

"Papa!" Sentak-nya pada Veron.

Pria itu terkejut dan langsung menoleh pada anak laki-laki tersebut.

"Kau?" Ia mengeryit.

"Ini aku, anakmu!"

"Hah? Kau, anak ku?"

"Iya, bego! Malah lupa sama anak sendiri lagi nih orangtua!" Kesal Zefran, membuat orang-orang terkejut, bisa-bisanya anak kecil itu berbicara dengan begitu kasar pada orang yang ia sebut sebagai Papa-nya.

Seakan tersadar, Veron pun lekas menghampiri Zefran. Meneliti anak itu dengan seksama, ternyata benar, anak laki-laki itu adalah—putra tunggalnya!

"Zefran?!"

"Nah, baru ingat?"

"Astaga, kenapa tampang mu jadi mirip gembel berandalan begini?" Tanya Veron, membuat Zefran melotot marah.

DTC : From Nayla To Alinsya [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang