Happy reading
Beberapa minggu kemudian.
Kini nona kecil kita, Alinsya Richards sudah mulai bersekolah, di taman kanak-kanak tentunya.
"Horee!"
Pokoknya yang Alin lakukan saat ini hanya belajar, sekolah, belajar lagi, sekolah lagi, dan, tidak bertemu Edward lagi.
Nyesek untuk kesekian kalinya.
Alinsya jadi kesal sendiri, kenapa alur kehidupannya selalu naik-turun, sih?
Dikira udah mau bahagia, eh taunya
malah kek gini lagi, di lupain, nggak dicariin dan nggak dipeduliin, atau bahasa gaulnya, di ghosting! Huhu."Sungguh mengenaskan!"
Walaupun kehidupan kekeluargaannya dengan sang ayah sudah merenggang dan nyaris berakhir namun, tidak dengan kehidupannya di sekolah.
Terbukti dengan banyaknya bocil yang sudah kepincut untuk menjadi teman bermainnya. Bahkan, Alin sudah menjadi anak yang paling populer di sekolahnya.
Ia dengan mudahnya beradaptasi dan bergaul dengan anak-anak yang lain, Alin pun masih tidak percaya dengan kemampuannya itu, namun, ia sangat amat bersyukur, sebab ia yang sekarang tidak sama dengan dirinya di kehidupan sebelumnya.
"Alhamdulillah, terimakasih banyak ya Allah!"
"Pokoknya Alin janji, di kehidupan Alin kali ini, Alin akan menjadi anak yang sukses!
"So, pliss Alin. Lupain Edward! Lupain ayah fiktif mu itu! Hapus dia dari memori otakmu! Fokus Alin! Fokus belajar aja, belajar, belajar dan terus belajar! Biar jadi orang yang sukses!" Ucapnya dalam hati, seraya memukul-mukul pelan kepalanya.
Ia seakan sedang mengeluarkan semua kutu, eh? Bukan-bukan, maksudnya mengeluarkan semua kenangan indah penuh haru dan menyayat hati saat ia bersama dengan ayahnya, dulu, hiks.
Yaa, lebih baik Alinsya buru-buru sadar, dan mulai menata masa depannya, daripada ia hanya terus-terusan berlarut-larut dalam kesedihan, kegalauan, dan kerinduannya terhadap sang ayah yang mirip bongkahan es kutub selatan itu, kan nggak bermanfaat banget buat kesehatan si kecil, yekan?
Satu lagi, Edward itu sudah tidak menginginkan kehadirannya lagi! Dia itu, tidak lebih dari seorang monster berdarah dingin! Jadi dia sangat patut untuk, di lu-pa-kan!
"Semangat untuk move on, Alinsya!"
Namun, berhubung hari ini adalah hari minggu, yang artinya semua sekolah pada tutup alias libur, jadi ya otomatis, belajarnya si Alin juga ikut-ikutan libur.
"Yey! Libur! Bye-bye buku-buku baka, Wahahahaha!" Batinnya langsung bersorak gembira, padahal barusan katanya bakal terus belajar, belajar dan belajar, tapi sekarang? Hah! Labil emang!
Karena sudah terlalu bosan hanya terus berkurung di dalam istana mewahnya, akhirnya anak itupun memutuskan untuk pergi berjalan-jalan di sekitar kediamannya.
Kali ini Alinsya hanya ditemani oleh bayangannya sendiri, sebab Ia pergi secara diam-diam, tampa sepengetahuan para kakak pelayan.
"Anak kecil juga butuh waktu untuk sendiri, cah ilah."
Gadis mungil bergaun putih selutut itu terus berjalan-jalan kecil, menyusuri area disekitar kediamannya, sembari menikmati sebuah lollipop yang diberikan oleh kak Lian, beberapa menit yang lalu.
![](https://img.wattpad.com/cover/270959846-288-k219373.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DTC : From Nayla To Alinsya [END]
Ficção Geral⚠️WARNING⚠️ [ This is reinkarnasi story! ] Tentang perjalanan hidup seorang Nayla yang pada akhirnya terlahir kembali dalam tubuh seorang bayi mungil bernama Alinsya, hanya karena memakan sebuah roti 'PERUBAH TAKDIR' Lantas bagaimanakah kehidupan ba...