Part 41 [ 50 juta ]

3.1K 240 52
                                    

Happy reading<3

Warung bakso milik mang Jajang ini ternyata benar-benar tidak berubah sedikitpun! Masih tetap sama seperti versi Nayla dulu.

Ada bangku dan meja yang masih tetap pada tempatnya, ada Mang Jajang yang tetap setia berdiri di belakang gerobak jualannya sambil menyiapkan pesanan pelanggan.

Alinsya tersenyum haru melihat wajah itu, sama, hanya saja sudah lebih menua, tapi dia tetap sehat bugar!

"Alhamdulillah!"

Bahkan, aroma disana saja masih sama, aroma semerbak wangi bakso yang sangat menggiurkan bagi Alinsya.

Anak kecil itu spontan berlari kecil menghampiri pria paruh baya yang
tengah sibuk menyiapkan bakso pesanan para pelanggan.

Sebenarnya Alinsya masih tidak percaya sekaligus sangat bersyukur karena ternyata Mang Jajang masih ada di dunia yang sama dengan dirinya.

Menyadari ada sesuatu yang terus memperhatikan, pria itu sontak menoleh lalu sedikit terkejut.

"Eh? Neng kecil mau pesan bakso?"

Alinsya lantas mengangguk sambil mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya, memberi isyarat bahwa ia memesan dua mangkuk bakso.

Dengan cepat Mang Jajang mengerti, "Ohh, pesan dua mangkuk, ya?"

Lagi-lagi Alinsya mengangguk.

"Dua mangkuk yang ada baksonya, bukan mangkuknya doang," Alinsya memperjelas, dengan ekspresi serius.

Hal itu malah memicu gelak tawa dari orang-orang yang berada disekitarnya, termasuk mang Jajang sendiri.

"Nggak perlu dijelasin juga mang Jajang udah ngerti, Neng?"

"Ini aku Mang, Nayla yang dulu sering ngutang sama Mang Jajang," hatinya ingin berucap seperti itu namun, tentu mustahil untuk ia lakukan.

Gadis mungil itu tersenyum begitu manis, "Alinsya," jawabnya.

"Ohhh, jadi namanya Neng Alinsya, ya?"

"He em."

Akhirnya, Alinsya dan Edward sudah duduk di salah satu meja sembari menunggu pesanannya dibuat.

Pandangan Alinsya terus tertuju pada Mang Jajang, sedang Edward terus menatapnya dengan datar.

"Apa dulu kau sering makan disini?" Tanya Edward setelah lama diam memperhatikan gerak-gerik sang anak.

Alinsya pun langsung menoleh padanya sambil mengangguk dan tersenyum bahagia.

"Iya, Ayah. Dulu sekali, Alin seling datang ke sini buat makan bakso," jawabnya, "Bahkan aku juga sering ngutang Ayah, sebelum aku terlahir kembali sebagai versi anak mu yang kiyowo ini tentunya," sambungnya dalam hati.

Tidak lama, Mang Jajang datang menghampiri meja mereka sembari membawa dua mangkuk bakso serta es teh manis, sesuai pesanan.

"Telima kasih banyak Mang Jajang!" ucap Alinsya dengan ramah, setelah pesanannya tersaji di atas meja.

Mang Jajang membalas tersenyum manis, "Sama-sama, Neng. Silahkan di nikmati," ucapnya pada pasangan Ayah dan anak itu, lalu pergi untuk membereskan beberapa mangkuk kotor yang masih nangkring di atas meja.

DTC : From Nayla To Alinsya [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang