Part 47 [ Berciuman! ]

2.8K 233 31
                                    


Selamat membaca, sayang-sayangnya Alin ^^

"Astaghfirullahaladzim Nona kecil!"

Suara histeris Leon lantas mengagetkan Edward dan Celine, tak terkecuali Alinsya.

"Yaelah, reaksi paman Singa kecepetan!"

"Ada apa?" Tanya Edward pada pria itu.

Ya! Inilah waktunya!

"Uhuk! Uhuk! Pa-papa Alin butuh ail! Hoeeekkk!"

Akting Alinsya yang terlihat sangat natural sukses membuat Edward termakan umpan, ekspresinya tiba-tiba berubah panik dan langsung memberikan segelas air putih yang langsung di terima Alinsya.

Anak itu lantas meneguknya, tapi tidak di telan melainkan hanya di pakai berkumur-kumur lalu disemburkan begitu saja kelantai.

"Astaga! Hampir aja aku mati gara-gara rencana ku sendiri, asinnya kebangetan coy!"

Sang Ayah kemudian menatap tajam wanita di hadapannya.

"Apa kau menaruh racun di makanan ini?!"

Wanita itu tersentak kaget plus panik, namun, ia buru-buru menggeleng.

"Mana mungkin aku ngeracunin kamu Ed," jawabnya, jujur.

"Lalu kenapa putriku jadi batuk-batuk sampai ingin muntah setelah memakan makanan buatan mu ini?" Edward bertanya lagi, seraya mengecek keadaan Alinsya, yang masih terus terbatuk-batuk, pura-pura sih.

"Jawab!" Kini Edward benar-benar sudah kelihatan geram, Celine terdiam -hampir menangis.

Aduh, Alinsya jadi merasa bersalah kalau begini.

"Ayah," panggil Alin, pelan.

Edward dengan cepat menoleh padanya, "Ada apa? Apa kau merasa ada yang sakit?"

"Iya Yah, ada, hati ku."

"Makanan ini tellalu asin, makannya Alin jadi batuk-batuk, bukan kalna ada lacunnya," ucap Alin, lebih baik di akhiri saja sebelum semuanya bertambah runyam.

Celine terkejut, "Masa sih keasinan? Padahal itukan masakan koki yang sudah berpengalaman."

Edward semakin di buat geram, menatap Celine kembali dengan tajam.

"Apa maksudmu memberi makanan tidak layak seperti ini pada putriku?"

"A-aku? Mana mungkin aku berbuat seperti itu pada anak kecil, dan apalagi dia adalah putrimu. "

Celine meraih tangan Edward membuat Alin melotot begitupun dengan Leon.

Ngelunjak nih orang!

Namun, beruntung Edward dengan sigap menghempaskan tangan mulus itu. Hati Celine bak tergores, sakit tambah malu.

"Edward."

"Lebih baik kau pergi dari sini," kata Edward, dingin. Belum sempat Celine memprotes, pria itu sudah kembali bersuara.

"Dan mulai detik ini, aku tidak ingin lagi melihatmu ada disini," ucapnya dengan penuh penekanan.

Jlep!

Celine menggigit bibir bawahnya, menahan air matanya yang hampir menetes. Rasanya sudah cukup hari ini dia berjuang, dan ia memilih untuk menyudahinya dulu, untuk sementara.

Tampa berkata lagi, ia langsung beranjak pergi dari sana. Alinsya jadi semakin dirundung rasa bersalah dan kasian, padahal Celine kan tidak melakukan kesalahan apapun. Tapi, karena ini juga menyangkut kelangsungan masa depannya dengan Ayahnya- jadi yasudah lah, hati nuraninya harus di kesampingkan dulu.

DTC : From Nayla To Alinsya [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang