Saat aku membuka pintu ruang kerjaku, aku melihat JungKook berjongkok di salah satu sudut. Ketika dia mendengar pintu dibuka, dia melompat. Dia bertanya apakah aku baik-baik saja dan mundur dengan ragu-ragu.
Aku meletakkan tasku dan melihat sekeliling. Itu adalah pertama kalinya aku kembali ke tempat itu setelah keluar dari rumah sakit. Lembaran musik dan cangkir berada di tempatnya. Mungkin Jungkook sudah ada di sini setiap hari. Aku sadar ini pertama kalinya aku melihatnya sejak hari itu. Dia telah menyelamatkan hidupku. Aku harus berterima kasih padanya dan juga mengatakan aku minta maaf.
Alih-alih kata-kata itu, aku mengeluarkan botol soju dan memberikannya padanya. Jungkook mengambilnya dan menatapku seolah bertanya apa yang harus dia lakukan dengan itu. "Bukankah kamu seharusnya tidak minum?" Dia menunjuk ke lengan kiriku yang diperban.
"Itu tidak bisa membunuhku. Akan lebih baik jika itu bisa." Jungkook bergantian antara menatapku dan botol soju, dan kemudian mengatakan sesuatu yang tidak terduga. "Kau benar. Akan lebih baik jika bisa membunuh orang." Dengan itu. JungKook mulai menenggak dari botol.
Aku berpikir pada diriku sendiri. "Apakah kamu ingin mati juga?" Setiap orang pasti punya alasan untuk ingin mati dan ingin hidup. Mengapa JungKook ingin mati? Dan untuk apa dia hidup? Ketika aku pertama kali bertemu dengannya, dia masih di sekolah menengah. Dia tampak murung, seorang penyendiri. Alih-alih bergaul dengan anak-anak seusianya, dia malah hanyut bersama kami. Semua orang punya alasan mereka. Aku pikir yang terbaik adalah tidak mencampuri hidupnya. Aku meraih botol soju dan meneguknya, tapi Jungkook mengambilnya dariku. Waktu berlalu. Kami membuka tutup botol baru dan yang lain lagi.
"Kenapa kamu hidup seperti itu?" Aku bertanya seolah-olah itu adalah orang mabuk yang berbicara. "Hidup dengan cara apa? Apa yang salah dengan cara hidupku?" tanya JungKook, kata-katanya terdengar tidak jelas. Dia membungkuk dan tampak lemas di wajahnya. "Sudahlah. Minum." Setelah menyesap lagi dari botol, JungKook bertanya, "Apakah kamu tahu bahwa aku masih di bawah umur? Aku seorang siswa sekolah menengah. Siapa yang mempengaruhi siswa sekolah menengah untuk minum?" Dengan itu, dia berbaring telentang di lantai.
"Kamu pikir aku mengikutimu kemana-mana karena aku menyukaimu? Aku mengkhawatirkanmu. Apa yang perlu kamu khawatirkan? Akulah yang seharusnya khawatir. Tapi tahukah kamu mengapa aku datang menemuimu?" Dia bergumam tentang hal-hal yang semuanya tidak bisa dipahami.
"Itu karena aku suka musikmu. Ketika aku mendengarkanmu bermain piano, aku menangis. Aku, aku menangis. Aku merasa ingin mati belasan kali sehari. Tapi ketika aku mendengarkan musikmu, aku ingin hidup. Itu sebabnya. Itu sebabnya, kataku. Yang aku katakan adalah musik mu seperti apa yang ada di hati ku."
Jungkook terus berbicara, tetapi dia mulai berbicara dan akhirnya tertidur. Aku bersandar di dinding dan menyesap dari botol soju dan menatap piano.
_______
KAMU SEDANG MEMBACA
HYYH The Notes 2 [Terjemahan Indonesia]
FanfictionTerjemahan bahasa indonesia dari buku HYYH The Notes 2 (花樣年華 The Notes 2)