Jimin (23 Juni tahun 22)

26 9 0
                                    

Mataku terpaku pada namaku yang muncul di layar ruang tunggu. Dengan aroma hujan, aku tidak bisa menenangkan diri.

     Takut menabrak seseorang yang ku kenal, aku menundukkan kepala. Penglihatanku dipenuhi dengan barisan sepatu yang tak ada habisnya: seseorang bertelanjang kaki dengan sandal dan pakaian pasien, seseorang dengan sepatu yang basah, dan seseorang berjalan dengan susah payah bersama infus.

     Baru setelah aku berlari menuruni tangga, aku menarik napas panjang dan mendesah. Aku berdiri di depan pintu darurat untuk sementara waktu. Mungkin aku belum siap. Ketika aku sampai di lobi lantai pertama, aku melihat hujan turun di luar dan ingat bahwa aku meninggalkan payung ku di bangku di ruang tunggu. Saat aku berbalik, aku melihat wajah yang familiar di kejauhan. Itu Seokjin.

     Aku bertanya-tanya mengapa dia ada di sana. Aku ingat bagaimana dia merengut dan menggosok dahinya sepanjang waktu dalam perjalanan ke pantai. Bahkan setelah mendengar tentang kecelakaan Jungkook, dia tidak pergi menemuinya di rumah sakit. Apakah dia terlalu sakit untuk menjenguknya? Saat aku hendak menyapa, dia menyapa seseorang, seorang dokter berbaju putih. Aku cukup dekat untuk mendengar percakapan mereka.

     "Jika sakit kepalamu terlalu serius, kamu harus menjalani tes lanjutan." Kata dokter. Seokjin mengangguk dan berkata, "Dok, apakah Anda pernah mendengar tentang peta jiwa?" "Saya tidak yakin. Apakah ini istilah psikologis?" Dokter meminta maaf karena tidak memberinya jawaban yang pasti, dan Seokjin mengatakan tidak apa-apa. Dan keduanya menghilang di tikungan.

     Peta jiwa? Aku pernah mendengarnya sebelumnya. Tetapi dimana? Kapan itu? Aku tidak ingat.

_______

HYYH The Notes 2 [Terjemahan Indonesia] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang