Yoongi (22 Juli tahun 22)

12 6 0
                                    

Jimin memperhatikan untuk waktu yang lama ketika pria itu diseret kembali ke bangsal terlarang. Pria itu tidak sempat menemui dokter dan kembali ke lift. Kami berjalan melintasi lobi rumah sakit yang kosong pada Sabtu sore ini karena jam berkunjung telah usai.

      Setelah memanggilnya Tuan, Jimin tidak bisa melanjutkan. Peta jiwa itu penting bagi kami, tetapi mendapatkan sesuatu dari pria dalam keadaan itu adalah kejam. Ketika pria itu berdiri dengan bantuan asisten rumah sakit, Jimin bergumam pada dirinya sendiri, "Maaf."

       Ketika kami berjalan keluar dari rumah sakit, matahari menyinari kami. Jimin akhirnya membuka mulutnya dan berkata, "Apakah kamu bisa mengerti apa yang dia katakan?" Suaranya pecah, dan terlihat jelas bahwa dia berusaha untuk menguasai dirinya. Ketika pria itu ditanya tentang peta jiwa, wajahnya menjadi sangat kacau. Matanya bersinar karena marah dan dia berteriak dengan keras. Yang kudengar hanyalah "Karena dia, jiwaku hancur." "Dia," pria yang dia tunjuk, adalah Kim Changjun di TV.

       "Mempertimbangkan bagaimana dia sedang sehat saat itu, aku yakin itu tidak berarti apa-apa," kata Jimin. Aku juga berpikir begitu. Tidak ada alasan untuk berpikir bahwa ayah Seokjin entah bagaimana terlibat. "mari kita kembali ke kata-kata yang kita pahami."

       Setelah menganggukkan kepalanya untuk waktu yang lama, Jimin berkata, "Dia mengatakan sesuatu seperti Giho." "Benar, dia bilang Giho hilang. Giho .... simbolnya? Lalu, apakah itu terkait dengan peta? Dan apakah dia mengatakan sesuatu tentang ruang musik?" "Ruang musik?" Jimin menatapku. "Aku tidak ingat pernah mendengarnya... Jika dia mengatakannya, maka yang dia maksud adalah kelas musik. Kudengar dia diterima saat dia masih di sekolah menengah."

       Ruang kelas musik SMA, Giho, dan anggota Majelis Kim Changjun. Kombinasi yang tidak ada hubungannya satu sama lain. "Aku minta maaf." Jimin berkata ketika kami keluar dari pintu masuk rumah sakit. "Kau datang jauh-jauh ke sini pada hari liburmu tanpa hasil."

       Ponsel Jimin berbunyi saat itu juga. Terkejut, dia menatapku. Ponselnya menunjukkan dari Jungkook. Aku menggelengkan kepalaku. "Kita merahasiakan ini dari Jungkook." Dia harus fokus untuk lebih baik. Kami bisa memberitahunya setelah semuanya selesai. Jika kmai bisa berhasil dengan tidak pernah memberitahunya, itu akan lebih baik

_______

HYYH The Notes 2 [Terjemahan Indonesia] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang