Setelah menunggu Hoseok yang tidak membalas pesan kami, kami memulai pesta tanpa dia. Karena, Hoseok tidak ada di sana, kami tidak punya kue atau lilin. Dengan Jungkook duduk di tengah, kami dengan canggung bertepuk tangan dan menyanyikan sebuah lagu. "Selamat datang kembali ke rumah.... Jungkook sayang..." Yoongi menyalakan koreknya sebagai ganti lilin. "Buat keinginanmu di sini."
Ketika Jungkook tetap tidak bergerak dengan matanya tertuju pada korek, kata Yoongi. "Jadi, kamu tidak punya keinginan? Lalu buatlah keinginan untuk tidak terluka lagi." Dan kertas-kertas di dinding jatuh karena kipas angin.
Seokjin duduk bersandar di dinding sepanjang waktu. Tampak seperti seseorang yang telah diseret ke sana di luar kehendaknya, dia memperhatikan kami dan kemudian memeriksa waktu di jam tangannya karena bosan. Aku bertanya kepadanya. "Apa yang kamu pikirkan?" Seokjin perlahan berbalik. Hatiku tenggelam melihat matanya yang dingin. Dia tampak berbeda dibandingkan ketika aku pertama kali bertemu dengannya di pom bensin atau di kedai jalanan beberapa hari yang lalu. Dia tampak lebih dingin sekarang.
"Kamu bertanya tentang peta jiwa waktu itu?" Mendengar "peta jiwa" mata Seokjin berubah. "Tanyakan pada ayahmu tentang itu." Seokjin merengut. Dia pasti mengira aku hanya asal bicara. Saat aku hendak menjelaskan, Hoseok bergegas masuk.
"Aku tidak menyangka kamu akan datang..." Hoseok tidak menghiraukan perkataan Jimin dan berjalan melintasi kontainer dan langsung menuju ke Seokjin. Dia bahkan tidak tertatih. Hoseok berkata, "Kita perlu bicara." Tapi Seokjin mendorong tangan Hoseok dan berkata dengan suara rendah, "Aku tidak punya apa-apa untuk dikatakan. Jika kamu memiliki sesuatu untuk dikatakan, katakan di sini."
Ketegangan di antara keduanya sangat terasa. Hoseok berkata dengan suara gemetar, "Bisakah kamu memberi tahu ayahmu untuk mengeluarkan Rumah Anak-anak Yangji dari rencana pembangunan kembali? Jika itu terlalu sulit, bisakah dia mencari tempat di mana kami bisa pindah bersama? Dia ayahmu. Kamu bisa bertanya padanya"
Hoseok tidak pernah terlihat begitu putus asa. Seokjin mendengarkan tanpa bergerak sedikit pun dan berkata, "Ini urusan orang dewasa."
Udara di dalam kontainer tampak diam. Tercengang, Hoseok menatap Seokjin. Hoseok berbicara dengan suara yang sangat rendah. "Kamu tahu apa arti tempat itu bagiku. Bagaimana kamu bisa berbicara kepadaku seolah-olah berbicara dengan orang asing? Bagaimana kamu bisa?"
Untuk sesaat, Seokjin tersentak. Dia merengut lagi dan menggosok pelipisnya. Dia mendorong tangannya ke dinding dan berdiri. "Sampai kapan aku harus menjaga kalian? Bisakah kalian belajar melakukan sesuatu sendiri?" Dan Seokjin menggedor pintu lalu pergi.
_______
KAMU SEDANG MEMBACA
HYYH The Notes 2 [Terjemahan Indonesia]
FanficTerjemahan bahasa indonesia dari buku HYYH The Notes 2 (花樣年華 The Notes 2)