Seokjin masih terlihat murung. Dia tidak mengatakan sepatah kata pun dan tidak dalam mood untuk lebih akrab. Tapi dia fokus untuk mengingat sesuatu. Dia tampaknya merasa sakit kepala dan menggosok pelipisnya atau memijat bagian belakang lehernya dari waktu ke waktu. Dia meringis, berusaha menahan sakit kepala. "Pertama kali kita ke sini saat..." kataku dari dalam kontainer Namjoon. Seokjin melihatnya setengah percaya dan setengah tidak percaya apakah itu benar-benar terjadi.
Sementara itu, Namjoon tiba. Kami berjalan di sepanjang rel kereta api. "Kita dulu sering nongkrong di sini, dan diusir oleh pekerja stasiun." Yoongi dan Jimin datang dari arah lain. "Aku jatuh saat melarikan diri, dan aku masih memiliki bekas luka," kata Jimin sambil menunjukkan tulang kering kirinya.
Ketika kami sampai di Stasiun Songju, kami melihat harga tiket. Namjoon berkata, "Ketika kita pergi ke pantai, kita berjalan jauh dengan matahari menyinari kita, mencari batu pengabul keinginan hanya untuk mengetahui bahwa batu tersebut telah diledakkan berkeping-keping. Kita masih membuat permohonan di pantai. Apakah kamu ingat apa yang kamu inginkan?" Seokjin tidak mengatakan apa-apa. "Aku tidak ingat apa yang aku harapkan." Ucap Namjoon sambil menggaruk belakang kepalanya.
Kami juga bertemu dengan Hoseok setelah kami meninggalkan stasiun dan menuju ke sekolah. "Maaf, Keretanya menglami penundaan." Untuk mengejar kami, dia bahkan berlari dengan kruk.
Ketika kami berbelok di tikungan, kami melihat sekolah kami. Seokjin menatapnya seolah-olah dia melihatnya untuk yang pertama kali dalam hidupnya.
_______
KAMU SEDANG MEMBACA
HYYH The Notes 2 [Terjemahan Indonesia]
FanfictionTerjemahan bahasa indonesia dari buku HYYH The Notes 2 (花樣年華 The Notes 2)