Pintu kelas lama berderit terbuka. Udara yang terperangkap di dalam perlahan merayap keluar. Dan ada pemandangan yang familiar di depan mataku.
Kelas kami. Aku melihat sekeliling. Ruang kelas, kosong kecuali tumpukan barang-barang yang dibuang, sepertinya sudah usang. Lampu senter dari ponsel ku menyinari meja dan kursi yang rusak dan gulungan pamflet acara yang berserakan di lantai. Kotak-kotak berisi kertas bekas dan kertas sekolah. Dindingnya dipenuhi gambar dan coretan. Dan pianonya. Aku berdiri di tengah kelas. Apa yang terjadi di sini?
Jimin tiba diikuti oleh Namjoon dan Yoongi. Namjoon memberi tahu kami apa yang dia temukan di perpustakaan. "Choi Gyuho pergi ke sekolah setelah mendapat telepon dari seseorang. Dan dia mungkin datang ke tempat ini. Atau di tempat lain, tapi mungkin saja dia datang ke sini." Yoongi bertanya, "Apakah Kim Changjun yang menelfon Choi Gyuho ke sini?"
Namjoon berkata, "Kim Changjun rupanya berkeliling mencari Choi Gyuho seperti orang gila, jadi sepertinya tidak mungkin. Sepertinya lebih mungkin ada orang lain yang menelfon Choi Gyuho dan kemudian dia menghilang."
Lalu siapa yang menelfonnya? Dan apa yang terjadi di kelas ini? Aku berkata kepada semua, "Choi Gyuho masih hilang, dan Woo Hyunsung tidak dalam keadaan untuk memberi tahu kita apa pun. Maka hanya ada satu orang yang tersisa"
Kami berdiri diam dalam kegelapan. Senter semua orang menunjuk ke lantai. Aku melihat sekeliling. Jimin berjongkok di depan dinding. Yoongi duduk di kursi piano. Namjoon sedang menulis sesuatu di jendela dengan jarinya.
"Ini rasanya seperti kita kembali ke sekolah. Sekarang kita semua di sini pada malam hari," kata Namjoon setelah beberapa waktu berlalu. "Kembali ke sekolah? Aku benci kembali ke sekolah." Yoongi terkekeh dan berkata. "Yah, hal-hal tidak berubah, bukan? Setiap kali aku pikir ini adalah yang tersulit, sesuatu terjadi untuk mengalahkannya. Tidak ada yang mengejutkan ku lagi."
Ucap Namjoon dengan santai. "Ya, kenapa dunia seperti itu? Bukannya kita yang membuat dunia seperti ini. Kita dilahirkan dan menemukannya seperti ini. Kenapa kita begitu saja dibuang ke dunia ini tanpa bermaksud berbuat apa-apa?"
"Apa yang harus kita lakukan?" Ketika Jimin mengatakan itu, Namjoon menghela nafas dan berkata. "Yah. kita harus pergi dan berbicara dengan Seokjin dulu. Tanyakan padanya tentang peta jiwa dan tentang ayahnya." Jimin bertanya, "Setelah itu, apa?" Namjoon berkata, "Aku tidak tahu. Tapi kita harus mulai dengan pertanyaan itu ......"
Sebelum Namjoon selesai, Jimin berdiri dan berkata, "Lihat ini. Ada nama ayah Seokjin."
Kami melangkah lebih dekat ke tempat yang ditunjuk Jimin. Di antara begitu banyak coretan, ada beberapa nama. Dengan senter ponsel, kami membaca setiap nama. Kim ChangJun adalah salah satunya. Jimin menunjuk nama lain. "Woo Hyunsung, pria di bangsal psikiatri. Aku tidak bisa mengenali nama lainnya," Yoongi menunjuk nama lain. "Choi Gyuho. Orang yang hilang itu kan?"
Namjoon membaca sebuah kalimat di bawah nama-nama itu; Semuanya berawal dari sini.
_______
KAMU SEDANG MEMBACA
HYYH The Notes 2 [Terjemahan Indonesia]
FanficTerjemahan bahasa indonesia dari buku HYYH The Notes 2 (花樣年華 The Notes 2)