𝐐𝐔𝐈𝐃𝐃𝐈𝐓𝐂𝐇

18.9K 1.2K 253
                                    

🍏

Bola mata coklat gadis dengan surai hitamnya mengarah pada pemuda yang baru saja lompat dari atas pohon yang membuatnya diam-diam berdecak kagum.

"Jangan melamun (Y/n) ayo kita berangkat" Ginny menyikut kakak kelasnya itu.

(Y/n) mengangguk dan berjalan bersama Ginny dan Hermione, mereka akan menonton piala dunia Quidditch.

Mereka telah sampai dengan menggunakan Portkey, (Y/n) gadis itu mendarat dengan sangat tidak mulus ia sedikit meringis hingga sebuah tangan terulur padanya.

"Cedric Diggory" katanya sambil tersenyum ramah.

"(Y/n) Potter" (Y/n) sedikit tersenyum.

sebuah tangan menggenggam tangan (Y/n), itu tangan Harry sepupunya.

"Harry" (Y/n) diam saja ketika Harry membawanya berjalan.

"Jangan jauh-jauh dariku atau ibumu..kau tahu itu" Bisik Harry pada (Y/n).

(Y/n) hanya mengangguk saja, ia paham ibunya tidak menyukai Harry hanya karena sang ayah meninggal saat malam dimana The Dark Lord hilang dan juga malam dimana Harry mendapat luka di keningnya.

Ditahun pertama Harry sangat senang karena ia bisa bertemu dengan saudaranya ketika ia mengira hanya sendirian, (Y/n) Eden Potter anak dari adik ayahnya Richard Potter dan Harry juga baru tahu kalau ayahnya punya seorang adik dan sayangnya pamannya itu juga meninggal di malam kedua orangtuanya meninggal.

......

"Astaga ayah seberapa tinggi kursi kita" Ron sangat kagum dengan pemandangan yang baru saja ia lihat.

"... Jika hujan turun, kalian yang pertama tahu" kata Lucius Malfoy yang tiba-tiba menyela.

(Y/n) sungguh ingin melempar sepatunya tapi seketika berhenti ketika Draco menatapnya dengan sedikit menyeringai, damn (Y/n) sangat mengenal seringai itu 'Draco mengibarkan bendera perang'.

"bersenang-senanglah, selagi kau bisa" kata Lucius Malfoy sambil menahan kaki Harry dengan tongkatnya.

"Slytherin?" tanya Cedric tiba-tiba berada disamping (Y/n).

"Yah, I am a Slytherin. how about you Diggory?"

"Hufflepuff, dukung aku di Triwizard nanti" bisik Cedric.

(Y/n) terkekeh, pemuda di sampingnya itu sangat menarik perhatian sekali itu membuat (Y/n) menjadi sedikit penasaran dengan Cedric Diggory.

"Kau membuatku tak fokus Potter" bisik Cedric.

"Oh, kau juga Diggory" Kata (Y/n) yang membuat Cedric mendelik tak percaya atas respon gadis disampingnya.

"Aku jadi tak bisa menonton karena kau terus mengajak ku bicara" (Y/n) ingin meledakkan tawanya kala melihat ekspresi Cedric, lucu sekali.

Fred dan George tertawa mendengar perkataan (Y/n) dan mendapat tatapan kesal dari Cedric.

"Jangan mengganggu adikku Diggory" Harry mengeratkan lengannya pada bahu (Y/n).

"Krum! Krum!"

(Y/n) tertawa kecil melihat tarian Fred dan George sambil meneriakkan 'Krum' , tawa (Y/n) benar-benar akan meledak melihat ekspresi Ron yang seperti orang tengah jatuh cinta.

"Tidak ada yang seperti Krum"

"Krum?" Seru Ron.

"Krum sibodoh?"

"Dia seperti burung...cara dia mengendarai angin"

Ron benar-benar tertarik dengan Victor Krum.

"Aku rasa kau jatuh cinta Ron" kata Ginny.

Fred dan George juga Harry bernyanyi meledek Ron, Hingga Arthur Weasley menghentikan mereka.

"Kita harus pergi dari sini sekarang" kata Arthur.

(Y/n) menggenggam tangan Harry dan berjalan keluar, dan benar saja kepanikkan terjadi dimana-mana Death Eaters menyerang.

"Semuanya kita kembali ke Portkey, dan tetaplah bersama"

"Harry!" Seru Hermione.

Pegangan tangan Harry dan (Y/n) terlepas, tubuh (Y/n) terlalu kecil hingga membuatnya terdorong kesana-sini hingga sebuah tangan meraih perutnya.

.......

(Y/n) menatap seseorang yang telah menolongnya pemuda itu juga terus menatapnya dengan mata abunya, benar-benar semakin tampan.

"Apa wajahku terlalu tampan hingga kau tak bisa melupakanku?" tanyanya.

"Tetap tidak berubah, licik dan menyebalkan"

"Ku anggap pujian" Draco tersenyum tipis, yah Draco lah yang menolong (Y/n).

(Y/n) beranjak dari duduknya dan menatap sebentar kearah Draco "Terimakasih"

Langkah kaki (Y/n) terhenti ketika Draco memeluknya dari belakang, bahkan nafas pemuda terasa dekat dengan telinga (Y/n).

"Kita sudah berakhir Draco"

"I know"

"Lalu kau mau apa?" tanya (Y/n) pada Draco yang masih memeluknya.

"Aku hanya ingin memelukmu"

Keduanya hanya diam, (Y/n) tak masalah dengan Draco yang terus memeluknya dan sepertinya ia juga sedikit merindukan pemuda yang terus memeluknya.

"You just my Ex..Draco"

Draco ingin sekali memukul bibir gadis di depannya dengan bibirnya kalla mengatakan kata 'Ex', memang benar tapi rasanya kenapa menyebalkan.

"Apa kau menyesal?" Tanya (Y/n).

Draco melepas pelukannya dan menatap gadis di depannya, seumur hidupnya ia akan terus menyangkal kalau (Y/n) seorang Potter.

"Haruskah aku mengganti nama belakangmu?" Tanya Draco.

"Bukan urusanmu Draco" (Y/n) tahu Draco tengah mengalihkan pembicaraan mereka.

"Aku hanya risih dengan nama belakangmu"

"Aku tak peduli, Kita sudah ber-ak-hir" (Y/n) menatap sinis Draco.

"Apa Theodore Nott yang membuatmu mengalihkan pandanganmu dariku?" Draco Mencekal lengan (Y/n).

"Kalau iya?" Tanya (Y/n) sengit.

"You on my attention love!"

🍏

Draco Yeen lagi Ahahaha...

kenapa aku jadi gila sendiri..

See you on next chapter 👋👋.

You're My Opium : 𝐃.𝐌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang