𝐅𝐄𝐃 𝐔𝐏

3.2K 488 74
                                    

🍏

Latihan bersama Dumbledore army sangatlah menyenangkan, mendapat ilmu baru dan bisa berkenalan dengan murid dari asrama lain akan membuat hari siapapun terasa lebih menyenangkan terutama latar tempatnya adalah Hogwarts.

“Kenangan bahagiamu?” Harry merasa sedikit kasihan dengan adik sepupunya itu yang tak bisa mengeluarkan patronus sedari tadi.

“Aku pernah mengalaminya, tapi Aku tak ingat apa itu” (Y/n) sedikit muram, ia tak bisa mengingat kenangan paling bahagianya.

“Bersama Malfoy?” Harry yakin adiknya itu sangat senang bila bersama Draco Malfoy.

“Aku sudah mencobanya, tapi kurasa itu tak cukup untuk mengeluarkan patronus” (Y/n) menghela nafas lelah, ia sedikit iri dengan teman-temannya yang lain karena sudah mengetahui patronus mereka.

“Renungkan kenangan bahagiamu, aku akan memeriksa yang lain terlebih dahulu” Harry mengusap kepala (Y/n) pelan dan berlalu pergi.

Kenangan bahagia?

(Y/n) yakin sekali ia pernah merasakan moment bahagianya tapi ia tak ingat itu apa, rasa senang yang membuncah hati yang meletup-letup menebar rasa hangat dan ingin mengulang perasaan itu lagi dan lagi.

Ia pernah merasakan perasaan yang nyaman dan hangat seperti berada dirumah saat dia bertegur sapa dengan Max Selwyn di Diagon Alley.

“Max Selwyn.. Max..Max” Tanpa sadar (Y/n) tersenyum sambil melafalkan nama itu.

“Expecto Patronum”

Cahaya biru keputih-putihan terang muncul dari tongkat (Y/n). seekor singa jantan, Maxleon Selwyn.

Harry tersenyum melihat adiknya yang berhasil mengeluarkan patronus-nya.

Entah kenapa perasaan tak enak muncul dari hatinya, (Y/n) Merasa bersalah karena kenangan paling bahagianya bukan bersama Draco Malfoy tapi melainkan dengan orang asing bernama Max Selwyn.

“Rasanya seperti aku telah berselingkuh dari Draco” guman (Y/n), ia menggelengkan kepalanya menepis pikiran negatif dari otaknya.

Ruang kebutuhan seketika menjadi gelap, suara dentuman terdengar dari salah suatu dinding yang membuat mereka berkumpul sambil memperhatikan dinding tersebut.

Prang

Kaca yang menempel di dinding pecah, perasaan tak enak kembali menyelimuti (Y/n).

“Bombarda Maxima”

Dinding seketika hancur.

Mata (Y/n) membulat sempurna ketika melihat Draco yang menarik Cho Chang dengan kasar dan Cassius Warrington yang tengah menatapnya terkejut.

…..

Cassius menarik lengan (Y/n) berjalan terburu-buru entah kemana, sementara Draco berlari mengejar gadisnya yang dibawa Cassius.

“Kenapa kau ikut perkumpulan yang dibuat Potter?” Cassius tak habis pikir dengan gadis di depannya itu.

“Hanya ingin”

“Karena Harry Potter bukan?” Cassius Mulai khawatir dengan gadis di depannya yang akan mendapat tatapan yang tak mengenakkan dari Slytherin lainnya, apalagi hukuman yang akan diberikan oleh Umbridge.

“Tak usah bawa-bawa Harry”

“(Y/n) you’re not..”

“Cukup Warrington” Draco datang tepat waktu sebelum Cassius mengatakan hal yang tidak-tidak.

“Kau tak muak Malfoy?” Cassius sudah muak dengan obliviate.

“Muak?” (Y/n) menatap pemuda yang ada disamping kanan dan kirinya.

“Tak usah dengarkan Warrington” Draco tersenyum pada (Y/n) dan merangkul bahu gadisnya berniat membawanya pergi.

(Y/n) menahan lengan Draco.

“Kau muak denganku Cass?” (Y/n) menatap Cassius.

“Obliviate aku muak dengan itu” Cassius akhirnya mengatakan hal yang selama ini ia sudah menahannya.

“Warrington!” Draco mengarahkan tongkatnya pada Cassius.

“Draco” (Y/n) menurunkan tongkat Draco.

“Jangan berbicara sembarangan Cass, aku tak mengerti maksudmu” (Y/n) yakin ada sesuatu yang mereka ketahui.

You’re not a Potter” Cassius hanya merasa (Y/n) sudah waktunya tahu.

I am a Potter!” (Y/n) sedikit tak terima dengan Ucapan Cassius.

YOU NOT” Cassius mengusap wajahnya kasar.

“WARRINGTON!” Draco mencengkram kerah baju Cassius.

Tak masuk akal, (Y/n) hanya menyangkal lewat kata-katanya namun dalam hatinya ia rasa apa yang dikatakan Cassius benar. Ia mungkin bukan Seorang Potter.

…..

Hanya satu yang ada di otaknya saat ini, Benarkah ia bukan seorang potter? Lalu siapakah dirinya.

Draco yang melihat gadisnya yang hanya melamun dengan raut Wajah yang seolah kebingungan dengan penuh tanya.

Love” Draco menggenggam tangan (Y/n) dan membungkus jari-jemari gadisnya dengan jari-jari besarnya.

“Kau tahu tentang aku bukan?” Tanya (Y/n).

Draco sedikit ragu, haruskah ia menceritakan semua yang ia ketahui pada gadisnya.

“Katakan Draco”

“Aku merasa tak pantas ikut campur dalam masalah ini” Draco hanya merasa tak enak ikut campur dengan masalah pribadi gadisnya.

“Aku merasa seperti orang gila saat pulang dan bertemu dengan Mother dirumah, aku tak merasakan kenangan masa kecil, ataupun kenangan bersama orang tuaku, ragu dan kebingungan aku Sudah muak dengan itu”

Draco sangat paham, ia juga merasakan jika (Y/n) yang dulu dan sekarang sedikit berbeda.

Please” (Y/n) memohon pada Draco.

“Draco” (Y/n) sudah merasa frustasi.

“(Y/n) Eden Selwyn” Draco bisa melihat jelas tubuh gadisnya yang menegang.

“Selwyn?” Tanya (Y/n) seakan tak percaya dengan apa yang ia dengar.

“Max Selwyn yang kau temui di Diagon Alley, dia kakakmu”

🍏

Good night 🥰👋.

You're My Opium : 𝐃.𝐌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang