🍏
"Entahlah, jika dia ingat semuanya mungkin dia akan kembali dengan Cassius"
Kata-kata itu terus berputar di otaknya membuat (Y/n) berpikir keras, laki-laki paruh baya yang kemarin datang ke rumahnya dan mengaku sebagai teman ibunya yang memperkenalkan diri padanya sebagai Luhde Selwyn.
"Melamun?"
(Y/n) menoleh ke arah pintu kamarnya dan netranya menangkap sosok pemuda yang jauh lebih tampan dan tinggi dari terakhir kali mereka bertemu.
"Ku pikir kau marah padaku" (Y/n) tersenyum tipis dan mempersilahkan Cassius masuk.
"Bagaimana aku bisa marah pada gadis secantik dirimu?" Cassius menaruh sebuah bingkisan di kedua tangan (Y/n).
"Makanan?" Tanya (Y/n) sambil memandang bingkisan yang Cassius bawa untuknya.
"Kesukaanmu" Cassius tersenyum tipis.
Kadang (Y/n) bingung dengan pemuda di depannya, bagaimana bisa Cassius mengetahui apa yang ia suka dan tidak suka.
"Terimakasih"
"Hanya itu?" Cassius melipat kedua tangannya seolah-olah pemuda itu tengah merajuk.
(Y/n) tertawa "Lalu?"
"Kau tak mau memberi hadiah padaku?" Cassius mendekatkan tubuhnya ke arah (Y/n).
"Apa?" (Y/n) mengerutkan keningnya kala Cassius mencondongkan kepalanya.
"Give me a kiss" Cassius menunjuk pipi kirinya.
(Y/n) tertawa lepas, Cassius yang dulu kembali lagi didepan matanya.
"Kenapa tertawa? Aku mau satu di pipiku" Cassius kembali mencondongkan kepalanya.
"Carilah pacar, dia akan memberikannya padamu setiap hari" (Y/n) mencium pipi kiri Cassius singkat.
"Kau bisa memberikan itu di pipi kanan ku?" Pinta Cassius lagi.
"Kau hanya memberiku 1 bingkisan, jadi hanya satu"
......
Langkah lebarnya terus menuruni setiap anak tangga, (Y/n) gadis itu melangkah terburu-buru menuju pintu utama rumahnya.
(Y/n) membuka pintu rumahnya.
"Draco" (Y/n) menggosok matanya pelan, seakan tak percaya dengan kehadiran kekasihnya.
Draco terkekeh dan menarik tangan gadisnya "Rindu" Draco merentangkan kedua tangannya.
(Y/n) melompat ke arah Draco dan melingkarkan kakinya di pinggang Draco.
Draco tertawa karena gadisnya tiba-tiba melompat, tapi untungnya ia segera menangkapnya.
"Rindu" bisik (Y/n).
"Baru 2 hari 8 jam kita tak bertemu" Draco mengusap surai gadisnya pelan.
"Kau menghitungnya" (Y/n) mengeratkan pelukannya pada Draco-nya.
"Tentu, kau tahu selama 2 hari 8 jam aku merasa lemas"
(Y/n) menatap Draco dan membenarkan rambut kekasihnya yang sedikit berantakan.
"Kau tak makan? Sakit?" (Y/n) mengusap rahang Draco.
"Bukan"
"Lalu? Kau sakit?" (Y/n) berusaha melepaskan pelukkan Draco dan berusaha turun dari gendongan Draco.
"Diam, tetaplah begini" Draco menahan (Y/n) agar tetap memeluknya dan tak turun dari gendongannya.
"Kau bilang kau lemas" (Y/n) memukul bahu Draco.
"Iya iya, aku lemas karena rindu pelukanmu" Draco menyeringai.
"Draco" Panggil (Y/n).
"Yah?"
"Peluk" (Y/n) kembali melingkarkan kedua tangannya di leher Draco dan menghirup aroma Draco yang selalu menjadi candunya.
"Kau bebas memelukku" Draco mengusap punggung gadisnya.
"Kalian tak masuk?" Kata Neva yang tiba-tiba datang dan terkekeh melihat putrinya yang masih memeluk Draco.
"Selamat siang Mrs. Potter" Sapa Draco kikuk.
"Kalian masuklah" Neva tertawa pelan dan masuk kedalam rumahnya.
"Ayo" baru saja (Y/n) akan menurunkan kalinya dari pinggang Draco, tapi Draco menahannya.
"Let me carry my poor baby"
......
Menemani ibunya adalah hal yang paling (Y/n) tak suka, karena ibunya akan sangat lama walau urusan mereka hanya berbelanja. Tapi tetap saja itu menjadi hal yang paling (Y/n) hindari.
"Ini milikmu?" Tanya seseorang yang tiba-tiba berada di samping (Y/n).
Pemuda dengan rambut hitam pekat, dan bola mata biru lautnya itu cukup membuat kesan maskulin dan siapa saja akan tertarik dengannya.
"Bukan" (Y/n) menatap cincin yang dipegang pemuda itu.
"Oh, ku kira milikmu karena terjatuh di sampingmu" Dia tersenyum tipis.
(Y/n) tersenyum tipis sebagai responnya.
"Hogwarts?" Tanyanya.
"Yah, kau sendiri?" Tanya (Y/n) balik.
"Baru saja lulus dari Ilvermorny"
"Selamat"
"Terimakasih, tapi namamu?" Pemuda itu menelusuri wajah gadis di depannya dengan senyumnya yang terus mengembang.
"(Y/n) Potter"
"Max Selwyn"
"Menunggu ibumu berbelanja juga?" Tanya (Y/n) pada Max.
"Ibuku? Dia meninggal 5 tahun lalu" Max bisa menyadari raut wajah gadis di depannya yang tiba-tiba berubah menjadi rasa bersalah.
Max mengulurkan tangannya ke arah kepala (Y/n) dan membuat gadis itu sedikit merendahkan tingginya.
"Daun" Max menunjukkan daun yang tersangkut di rambut (Y/n).
"Maaf dan terimakasih Selwyn"
Max menatap jam tangannya kemudian menatap (Y/n).
"Aku harus pergi" Max sedikit mendekatkan bibirnya ke arah telinga (Y/n).
"Aku memaafkanmu, tapi dengan syarat memanggilku Max bukan nama belakangku" Max menjauh dan tersenyum.
"Oke, Max"
"Sampai jumpa (Y/n), ku pastikan kita bertemu lagi" Max berlari menjauh dari (Y/n).
"Well apa Draco akan senang melihat itu?" Kata seseorang.
🍏
Malam kalian👋👋🥰.
⏩geser.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Opium : 𝐃.𝐌
FanfictionKetika masa lalumu menginginkan mu... Draco x Readers COMPLETED✅ ❕Dimulai dari tahun ke-4 15+ ● 𝐅𝐎𝐔𝐑𝐓𝐇 𝐁𝐎𝐎𝐊 📖 [ Start : 080621 / End : 200922] Cover : Zielnnx, and Pinterest. Edit by Zielnnx ⚠️ ORIGINAL MY IMAGINATION DON'T COPY Beberap...