𝐋𝐎𝐕𝐄?

3.3K 397 126
                                    

🍏

Hujan membasahi London untuk yang kedua kalinya malam ini, sejumlah perilaku biadab manusia turut hadir dalam gelapnya malam.

Sebuah pukulan mengenai wajah sosok Draco Malfoy-Maxleon Selwyn pemuda itu yang membuat wajah tampan Draco sedikit berwarna merah karena tinjunya.

"MAX ENOUGH!"

"HOW DARE YOU MALFOY!" Amarah menguasai pemuda itu.

(Y/n) menarik kuat-kuat tubuh kakaknya itu agar menjauh dari Draco.

"I SAID ENOUGH MAXLEON!"

Mereka berada di London, di gang sempit yang hanya diterangi lampu yang redup.

Cassius Warrington-Pemuda itu hanya menonton sedari tadi, tak ingin ikut campur masalah keluarga Selwyn.

Max menjauh menempelkan tubuhnya pada dinding, ia kehilangan sosok adiknya hari ini di stasiun-Ia berpikir adiknya akan menunggunya setelah keluar dari Hogwarts Express namun ternyata ia salah.

Adiknya keluar dari kementrian bersama Draco-mereka telah menikah.

"She's seventeen Malfoy, SEVENTEEN!"

"I know" Draco menatap sendu gadisnya, Ia tersenyum tipis (Y/n) bukanlah gadisnya lagu dia adalah wanitanya.

(Y/n) menyeka sedikit darah yang keluar dari bibir Draco.

"Aku pengecut Selwyn, Setelah mendengarmu kau akan membawanya ke Amerika-Aku takut tak bisa melihatnya lagi" Draco tahu ia salah.

"Kau tak izin padaku" Max tertawa hambar.

"Kau tau aku mempercayaimu tentang adikku" Sambung Max.

Cassius bisa melihat bagaimana tulusnya perasaan (Y/n) untuk Draco, dan ia selalu telat untuk menunjukkan ketulusannya kepada gadis di depannya.

......

Langkah kaki keduanya memasuki Malfoy Manor, Tak ada orang lain selain Lucius Malfoy, Narcissa Malfoy dan Eden Selwyn.

"Kalian sudah selesai?" Lucius memandang keduanya.

"Yah Father"

Narcissa tersenyum tipis pada gadis yang kini menyandang nama Malfoy di belakangnya, Narcissa memeluk (Y/n) erat.

"I know you're a Selwyn, Draco told me everything. But the Dark Lord knows about you and he doesn't trust your father and still thinks you're a Potter" Bisik Narcissa.

"This is Draco's new mission? Marry Me" bisik (Y/n).

Narcissa melepaskan pelukannya dan tersenyum tipis lagi.

(Y/n) menatap ayahnya "Mr. Selwyn, long time no see, Azkaban nyaman?"

Draco seketika menatap (Y/n), tangannya mengusap punggung istrinya itu.

Eden tak berkata apapun dan ia tahu dirinya adalah ayah yang gagal untuk kedua anaknya-suami yang gagal untuk Alleia.

"Neva mati jika kau bertanya dimana dia" Tak ada belas kasihan yang ditujukan untuk ayahnya.

"Love" bisik Draco.

Apa yang dilakukan semua orang padanya? Haruskah mereka melakukan semuanya tanpa memikirkan persetujuan dirinya?

Ayahnya

Kakaknya

Dan kini Draco-Suaminya.

Do it all for love?

Seperti boneka drama yang hidupnya dikendalikan.

......

Tangan Draco memutar knop pintu kamarnya perlahan-lahan, ia membawa masuk wanitanya.

Suasana gelap namun hangat serta aroma khas Draco mulai tercium ketika (Y/n) melangkahkan kakinya.

"Ini pertama kalinya kau kesini" Draco mengambil koper dari tangan (Y/n).

Hening, ia masih tabu dengan semuanya. Untuk kedua kalinya ia merasakan emosi yang begitu besar terhadap Draco.

"Draco"

Do it all for love?

Seketika (Y/n) merasakan tetesan air-
kepala Draco berada di punggung kakinya, Draco menangis dan bersujud di depannya.

"Aku meminta izin pada ayahmu ketika akan menikahimu" Lirih Draco.

"Ini misimu" (Y/n) memegang bahu Draco dan perlahan-lahan membawa suaminya itu untuk kembali berdiri.

"Mother memberitahumu?" Tanya Draco.

(Y/n) mengecup kedua kelopak mata Draco.

Bagaimana ia bisa marah ketika rasa kemanusiaan masih ada-Ia hanya memaklumi walau sakit.

Draco tahu ia salah, tak memberikan alasan jelas untuk Max ataupun (Y/n).

Dan Draco tahu (Y/n) marah padanya walau istrinya itu tak menunjukkan emosinya.

"Ayahku mengizinkanmu sepertinya" (Y/n) melihat kearah jendela.

"Tapi Draco-kenapa kau tak meminta izin padaku?"

Draco menunduk menatap lantai.

"Kenapa tak bilang apapun mengenai masalahmu bahkan saat kita akan menikah?"

Satu hal yang (Y/n) belajar dan paham mengenai Draco-Draco sulit percaya kepada siapapun walau mereka sudah saling mengenal.

Jangan berbohong kepada Draco, dan jangan terlalu ingin tahu masalah pemuda itu.

Karena itu ia sulit meminta bantuan.

The boy who had no choice-Karena dia tidak percaya kepada siapapun.

Dan dirinya tidak punya pilihan sama sekali dari awal.

"Do you really love me Draco?"

🍏

️ini opiniku mengenai Draco.

How about 7 year?

See you 🥰🥰.


You're My Opium : 𝐃.𝐌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang