𝐃𝐑𝐀𝐂𝐎

3.3K 446 112
                                    

🍏

Setelah makan malam di Great hall semua murid kembali ke asrama, guru pertahanan terhadap ilmu hitam tahun ini adalah Severus Snape dan ramuan di pegang oleh Professor Slughorn.

Tangan Draco menggenggam tangan (Y/n) sesekali mengusap punggung tangan gadisnya itu.

"Tidur di kamarku?" Draco hanya ingin menghabiskan waktunya dengan (Y/n)-nya sebelum tugas gilanya ia kerjakan.

"Tentu" (Y/n) mengikuti Draco yang masuk kedalam kamarnya.

'Setelah tahun ke-6 mu kita ke Amerika saja' perkataan Max masih berputar di kepalanya.

"Memikirkan sesuatu?" Tanya Draco.

"Jangan coba-coba untuk membaca pikiranku!" (Y/n) melempar bantal ke arah Draco.

"Kenapa?" Draco melepas jubah Slytherin (Y/n) dan menggantungkannya.

"Aku malu" bohong, (Y/n) hanya takut jika Draco akan marah padanya.

Draco tersenyum hangat, ia menarik kedua pipi (Y/n) pelan.

(Y/n) melepas rompi yang dikenakan Draco, kemudian dasi dan tersisa kemeja putih Draco.

"Jangan" Draco menahan tangan (Y/n) yang bergerak untuk melepas kancing kemeja terakhirnya.

"Kenapa? Kau mau tidur dengan kemeja sekolah?"

Tangan Draco menjauhkan tangan (y/n) dari kemeja sekolahnya, Draco sedikit tersenyum tipis.

"Aku berganti didalam kamar mandi saja" Draco mengacak surai gadisnya pelan, ia berusaha menghapus kecurigaan (Y/n).

(Y/n) Hanya mengangguk dan netranya mengikuti setiap langkah Draco, Ia merasakan Draco menyembunyikan sesuatu darinya.

Ia benci Draco yang seperti itu, setiap ada masalah Draco selalu menyimpannya sendiri dan itu mengingatkannya pada penyebab kenapa mereka putus.

"Kita tidur saja" Draco memeluk erat (Y/n) dan mengangkat tubuh gadisnya lalu merebahkannya diatas ranjang.

"Kau menutup diri Draco"

Draco mengeratkan pelukannya pada pinggang (Y/n) dan menarik gadisnya jauh kedalam pelukannya.

"I am not"

"Yes You're"

Kedua diam, tak percakapan lainnya, tangan Draco menyelinap masuk kedalam baju (Y/n).

Dengan lembut Draco mengusap pelan perut polos gadisnya "Aku kadang membayangkan perutmu yang membuncit karena ku" Bisik Draco.

"Max akan membunuhmu"

Draco terkekeh, ia menarik keluar tangannya dari dalam baju (Y/n).

Ia membalikkan tubuh (Y/n) agar menghadapnya, tangan Draco menarik dagu (Y/n) dan mempertemukan bibir keduanya.

Melumat pelan bibir gadisnya, menyesapnya dengan lembut hingga ia menjadi gila betapa candunya ia dengan (Y/n).

"Can I?" Tanya Draco.

"No"

Draco mengecup kening (Y/n) dan membenamkan wajahnya gadisnya di dadanya yang polos.

"Kau marah?" Tanya (Y/n).

"Tidak, itu hakmu aku tak ingin memaksamu" Draco tersenyum tipis.

.....

Frederick Selwyn, Usianya 4 tahun di atas (Y/n). Frederick memiliki kulit yang sangat pucat, rahangnya sangat tegas dapat dikatakan sempurna, bibirnya merah alami, tubuhnya sangat tinggi dan sempurna.

Frederick mengetuk meja dengan jari telunjuknya, Cassius Warrington duduk di depannya.

"Selamat atas kelulusanmu" Tatapan tak suka Frederick pada Cassius tergambar secara sempurna.

"Terimakasih, (Y/n) kau sudah bertemu dengannya?" Cassius melihat ke sekeliling Selwyn Manor yang terasa sepi dan dingin.

"Draco Malfoy.. kekasihnya?" Frederick pintar membaca situasi.

"Dia jauh lebih pantas dibanding denganmu" Cassius hanya merasa kalau sesuatu yang penting ada di manor ini.

"Shut up Warrington, ayahmu menginginkan (Y/n) bersamamu hanya karena harta dari The Selwyn"

"Lalu kau sendiri?" Memang benar ayahnya menginginkan harta, tapi Cassius murni menyukai (Y/n).

Frederick ingin sekali membunuh Cassius "Pergilah"

Cassius beranjak dari duduknya "(Y/n) membencimu, kau tahu itu" Cassius berjalan keluar.

Frederick menatap dirinya di cermin, wajah pucatnya semakin pucat.

"Aku tak ingin membunuhnya" Kosong, Selwyn Manor hanya ada Frederick Selwyn seorang diri.

Selwyn Manor menjadi tempat yang dingin sejak anggota keluarga itu pergi satu-persatu.

Ayahnya, Lexus Selwyn menghancurkan semua kehidupannya setelah kematian ibunya di usia Frederick yang ke-4 tahun.

Max dan (Y/n) akan membuat Selwyn Manor menjadi tempat yang hangat, tapi itu dulu.

"Aku tak ingin membunuhnya"

......

Kelas ramuan Professor Slughorn sudah berakhir 2 menit yang lalu, (Y/n) bisa melihat sedikit wajah kecewa Draco karena kekasihnya itu sepertinya menginginkan Liquid Luck namun Harry yang mendapatkannya.

"Ada sesuatu yang kau ketahui tentang Draco?" Tanya (Y/n) pada Blaise dengan intonasi yang sedikit pelan.

"Mungkin masih sedih perihal ayahnya" Blaise kemudian berjalan cepat sambil menarik tangan Pansy, dan meninggalkan (Y/n) dengan Draco.

Aura mencekam selalu menyelimuti asrama Slytherin akhir-akhir ini, memang asrama itu sedikit gelap namun tak mencekam seperti ini.

"Apa yang kau tunggu love?" Draco berdiri sedikit jauh dari (Y/n).

(Y/n) menggeleng pelan, ia tetap diam ditempatnya tanpa ada niatan untuk menghampiri Draco-nya itu.

"Aku ada urusan sebentar" Kata (Y/n).

"Mau kuantar?" Tanya Draco sambil berjalan ke arah (Y/n), namun gadisnya itu berseru agar ia tetap diam.

"Kau tak akan suka dengan orang yang akan ku temui"

"Potter?"

(Y/n) mengangguk dan tersenyum tipis, Draco yang melihatnya tersenyum sebentar dan berbalik pergi.

"Hubungan kalian berjalan dengan baik Ms.Selwyn"

🍏

Maaf ya Up nya suka lama🙏.

Good night and good luck 🥰.

Geser⏩

You're My Opium : 𝐃.𝐌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang