EXTRA 1

3.8K 215 69
                                    

🍏

Draco mengigil, Trauma yang Ia dapatkan dari mimpi yang panjang membuatnya takut. Perasaan antara ingin dan tidak berbeda sangat tipis jika menyangkut tentang kontak fisik yang bernama pelukan.

"Draco" Lirihnya sambil menggenggam tangan pemuda berambut platina didepannya.

"(Y/n)?" Draco menatap gadis didepannya.

"Apa maksudmu Draco?" Perasaan bingung menyelimuti gadis itu.

"Xana?" Draco segera memeluk gadis didepannya dan segera melepaskannya.

Draco kacau, kepalanya pusing. Mimpi yang Ia lalui hingga memiliki sosok putra yang bernama Scorpius itu terasa sangat nyata, gadis dalam mimpinya memohon agar Ia tak meninggalkan dirinya.

Tapi gadis itu yang meninggalkannya.

"Draco" Xana gadis itu menitikkan air mata ketika melihat sahabatnya yang terlihat kacau.

"Xana jangan menangis, jangan menangis, jangan menangis Aku mohon" Draco menggenggam tangan gadis itu.

Gadis yang ada di dalam mimpinya sangatlah mirip dengan Xana, (Y/n) bahkan mengatakan Xana mirip dengannya.

"Jangan menangis Xana" Draco turun dari tempat tidur dan berlutut di depan Xana.

"Draco..Kau terlihat tidak baik-baik saja" Itu yang gadis itu sedihkan.

"Aku baik-baik saja, Aku baik-baik saja. Jangan tinggalkan Aku Xana, Jangan tinggalkan Aku" Draco terisak.

"Aku tak meninggalkanmu" Kata Xana yang berhasil membuat Draco berhenti menangis.

"Benarkah?" Tanya Draco.

"Iyah tentu saja" Xana tersenyum lebar.

Draco mengecup punggung kaki Xana yang sukses membuat gadis itu merinding dan kaget.

"Xana kalau kau berasa di sisiku kau akan baik-baik saja, jangan pergi dariku" Pinta Draco.

Xana mengangguk "Selalu Draco"

"Xana Ezequel Spencer-Moon, Terimakasih"

Itu adalah awal dari akhir.

🍏

You're My Opium : 𝐃.𝐌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang