𝐌𝐈𝐃𝐍𝐈𝐆𝐇𝐓

7.7K 919 128
                                    

🍏

Perasaan yang datang terlalu cepat membuat Draco terlalu terburu-buru mengungkapkan perasaannya, andai ia bisa menahan rasa sukanya saat itu mungkin saat ini (Y/n) takkan menghindarinya.

"Saat ku bilang aku meninggalkanmu dengan alasan, apa kau mau mendengarnya?" Tanya Draco dengan menggenggam erat tangan (Y/n).

"Apa alasannya?" Jujur saja (Y/n) masih mengharapkan pemuda yang ada di depannya.

Draco menatap netra (Y/n) sebentar, sesuatu menahan mulutnya untuk berbicara.

"Ok kau tak mau mengatakannya" (Y/n) melepas tangan Draco dan berjalan pergi.

"Kau pernah memiliki hubungan dengan (Y/n).. Draco?" Tanya seseorang yang tiba-tiba muncul dari belakang Draco.

"Nott kau menguping!" Draco mendesis kesal.

"Hanya tak sengaja mendengar tadi" Theo berjalan melewati Draco.

"Tak sengaja atau ingin mendengar" Draco tahu Theo pemuda itu bisa saja memanipulasi.

"Kau yang membuatnya menangis di menara Astronomi tahun lalu.. benarkan?" Theo menatap Draco.

Draco diam, ingatannya memutar saat ia memutuskan (Y/n) di menara Astronomi dan ia ingat betul saat meninggalkan (Y/n), gadis itu tak menangis sama sekali.

"Benarkan.. Bagaimana kalau Harry Potter tahu? Atau Cassius Warrington tahu?" Theo kembali berjalan meninggalkan Draco.

Draco sungguh tak tahu kalau (Y/n) menangis saat di hari mereka putus, ia bahkan berusaha mengulur waktu untuk memastikan gadis itu tak menangis. (Y/n) menahannya selama dirinya masih didepan nya.

Sial.

........

"Pejuang dari Hogwarts.. Cedric Diggory" Seru Professor Dumbledore.

(Y/n) mengusap punggung Cassius, pemuda itu cemberut karena tak berhasil lolos.

"Aku lebih senang kau tak ikut" (Y/n) terkekeh.

"Kenapa malah tertawa, kau benar-benar keterlaluan" Cassius mendelik tajam.

"Mungkin dia khawatir" Celetuk Adrian Pucey.

"Kau khawatir?" Tanya Cassius meminta pembenaran apa yang dikatakan Adrian pada (Y/n).

"Bukan itu, Aku takut kau menangis kalau terluka" (Y/n) tersenyum jahil pada Cassius.

"Hey!" Cassius tak terima.

(Y/n) tertawa pelan ketika melihat wajah Cassius yang menahan kesal hingga tawanya terhenti ketika Professor Dumbledore berseru marah.

"HARRY POTTER!"

Sebagian besar murid menatap Harry tak suka (Y/n) bisa melihatnya dengan jelas termasuk Cassius yang duduk di sampingnya.

"Sepupu curang" bisik Cassius.

(Y/n) menyikut Cassius kesal, jujur saja ia juga sedikit curiga tapi pikiran negatif nya segera ia buang jauh-jauh.

Semua murid dibubarkan dan segera menuju asrama mereka masing-masing.

"Kau marah?" Tanya Cassius

"Tidak" (Y/n) berjalan cepat meninggalkan Cassius.

Tapi Cassius segera menarik pergelangan tangan (Y/n) Saat mereka sampai di ruang rekreasi.

"What!" Seru (Y/n) kesal.

"Aku minta maaf, tapi aku tak janji untuk bersikap baik pada Potter" kata Cassius.

(Y/n) menghela nafas "Itu salahku, aku terlalu.." (Y/n) diam kala pintu ruang rekreasi terbuka dan menampakkan Draco dan teman-temannya.

"Aku duluan" (Y/n) menaiki tangga menuju kamar perempuan dan tak memperdulikan Cassius yang menyerukan namanya.

"Apa yang membuat (Y/n) begitu?" Tanya Pansy tiba-tiba pada Cassius.

Cassius dengan santai menunjuk Draco dan berjalan pergi.

"Ada yang kau sembunyikan?" Tanya Pansy pada Draco.

Draco hanya diam sambil menatap anak tangga menuju kamar perempuan.

"Mungkin hubungan asmara" celetuk Blaise.

.......

Tak bisa tidur, (Y/n) duduk di ruang rekreasi sendirian dengan ditemani buku sejarah sihir yang menurut Cassius konyol karena sangat membosankan.

"Tak bisa tidur?" Draco duduk disamping (Y/n).

"Yah"

"Ini sudah larut"

"Aku duluan" (Y/n) beranjak dari duduknya tapi Draco menahan bahunya.

"Kau bilang sudah larut" Kata (Y/n) kesal.

Draco tersenyum tipis, rasanya ia benar-benar ingin memeluk gadis di depannya seharian di ranjang.

"Duduk" Perintah Draco.

Entah sihir macam apa yang digunakan Draco, tapi (Y/n) benar-benar patuh dengan mantannya itu.

Cukup lama mereka duduk diam sambil menatap perapian yang ada di depan mereka.

Tangan Draco terulur untuk mengusap anak rambut yang menutupi wajah gadis di sampingnya.

"Bagaimana rasanya punya ayah?" Tanya (Y/n) tiba-tiba pada Draco.

"Menyebalkan"

"Tapi ayah Cassius tak seperti itu" (Y/n) menatap Draco.

"Ayah setiap orang berbeda"

(Y/n) bisa melihat manik abu Draco yang menyiratkan kelelahan.

"Apa ayahmu menyiksamu?" Tanya (Y/n).

Draco terkekeh.

"Kau bilang ingin menjauh dariku" Draco tersenyum tipis.

(Y/n) menepis tangan Draco yang sedari tadi berada di anak rambutnya. Merusak suasana sekali padahal (Y/n) sudah lupa dengan perseteruan mereka.

"Kau terus mendekat" kesal (Y/n).

"Aku tak ingin kau menjauh"

"Stop. kata-kata mu jangan terlalu menyakinkan, aku takut kau memberi harapan palsu"

Draco terkekeh.

"Aku serius, Aku ingin kau"

"Lalu meninggalkan ku?" (Y/n) berjalan pergi tapi dengan segera Draco memeluknya dari belakang.

"Aku rindu" bisik Draco.

"KALIAN PACARAN?"

🍏

Maaf gais aku lama Up nya, ide gak muncul-muncul dan gak tahu kenapa agak males buat nulis cerita dan ini juga maksain diri sendiri haduh 😭😌🙏.

See you on next chapter..

Good night and good luck.. enjoy buat kalian 👋👋🥰.

You're My Opium : 𝐃.𝐌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang