𝐒𝐖𝐄𝐄𝐓

2.9K 351 87
                                    

🍏

Hogwarts bukanlah Hogwarts yang dulu, tak ada lagi tawa anak tahun pertama atau bahkan murid yang duduk di koridor sambil mengobrol dan mengeluh tentang kehidupan mereka di Hogwarts.

Para murid diajarkan ilmu hitam berbanding balik dengan masa kekuasaan Dumbledore di Hogwarts, Snape menjadikan ilmu hitam sebagai tolak ukur.

Para murid lebih suka langsung masuk ke dalam asrama dibanding berkeliaran kecuali Slytherin.

"Bagaimana kelasmu?" Draco mengecup kening wanitanya.

(Y/n) tersenyum melihat Draco-nya.

Satu hal yang baru-baru ini disadari oleh Draco bahwa ia sangat menyukai memanggil (Y/n) dengan 'Istriku' atau 'Wanitaku'.

"Tidak buruk tapi lebih baik aku berada di kamar bersamamu" (Y/n) mengaitkan tangannya pada lengan Draco.

"Kalau aku lebih suka berada didalam mu" Draco menyeringai.

"Mesum"

"Kau tahu pasti bukan? Mendapatkanmu itu bukanlah hal yang mudah" Draco mengusap bibir wanitanya pelan.

"Benarkah?"

Draco terkekeh "Aku bisa dibilang orang ketiga dalam hubunganmu dengan Warrington"

(Y/n) tertawa-ia baru menyadarinya dan bisa dikatakan kalau ia selingkuh dari Cassius.

"Draco kenapa kau bangga dengan itu?" (Y/n) menarik kedua pipi Draco.

"Harus mendapatkan apa yang aku inginkan, tentu saja aku akan bangga" Seringai sombong wajah Draco membuat hati (Y/n) bergetar seketika.

"Kau jauh lebih tampan ketika sombong" (Y/n) meremas tangan Draco, menggigit bibirnya pelan- ia sungguh tak tahan dengan Draco yang benar-benar seperti seorang pangeran.

"Kau senang ketika aku sombong?" Draco tak habis pikir dengan istrinya itu.

"Sangat apalagi—" (Y/n) mendekatkan bibirnya di telinga Draco.

"—ketika kau meniduriku"

Wajah Draco seketika memerah sempurna, ia segera memeluk (Y/n) menyembunyikan wajahnya yang merah padam.

"Kau kematian ku sweetheart"

.....

Kehilangan kepercayaan dari orang-orang yang dulu berada disekitarnya membuat (Y/n) sedikit kesulitan dalam berinteraksi terutama Ginny Weasley—Pacar Harry.

"Harry kau tahu dia ada dimana?" Tanya (Y/n) berusaha tersenyum.

"Masih pantas bertanya tentang Harry?" Ginny kecewa.

Rasa bersalah terus menggerogoti hati (Y/n) mendengar Harry menjadi buronan.

"Aku tahu salah—" (Y/n) menghela napas ketika Ginny pergi.

(Y/n) meremas kepalanya, ia benar-benar takut terjadi sesuatu pada Max atau Harry, Max dan Harry sama-sama tak menunjukkan keberadaan mereka atau memberi kabar pada dirinya.

"Mrs.Malfoy bertanya tentang Harry Potter?"

Suara itu segera membuat (Y/n) menoleh kebelakang, netranya menangkap sosok Alecto Carrow.

"Kau salah dengar" (Y/n) segera berjalan pergi.

"Telingaku bermasalah sepertinya" Alecto tersenyum tipis dan memberikan jalan kepada (Y/n).

(Y/n) tak suka dengan Carrow bersaudara, mereka menindas murid kelahiran muggle, orang yang berpihak kepada Harry dan bersikap tak adil.

"IMPE—" Tongkat Alecto menyentuh punggung (Y/n) yang baru saja melewatinya, Ia hampir melafalkan kutukan dengan sempurna jika tongkat Draco tak menyentuh pangkal lehernya.

"Kau tahu siapa dia" Geram Draco, (Y/n) segera menurunkan tongkatnya yang menempel tepat di perut Alecto ketika mendengar suara Draco.

"Selamat Sore Mr.Malfoy" Alecto menurunkan tongkatnya dan berjalan pergi melewati (Y/n) dengan sedikit tatapan peringatan.

(Y/n) menghadap ke arah Draco dan tersenyum seakan tidak terjadi apa-apa,Ia merentangkan tangannya dan Draco segera memeluk wanitanya.

"Datang ke Hogsmeade denganku besok" Perintah Draco.

(Y/n) tertawa pelan, Draco menyuruhnya bukan memintanya.

"Bukan begitu Draco, Lebih manis jika kau memohon padaku"

"Jadi aku sangat manis ketika sedang memohon padamu?"

"Kau jadi lebih lembut dan manusiawi"

"Mau kencan di Hogsmeade denganku Love?"

.....

Pengabdian, Pernikahan adalah bentuk salah satu dari Pengabdian dimana tentang Pria dan Wanita yang bersatu dalam janji suci didepan tuhan yang kemudian setiap langkahnya harus didasari kepercayaan, kesetiaan, dengan memberikan keseluruhan hidupmu untuk pasanganmu—Itu yang Draco pelajari dari buku yang ia selesai baca 11 menit yang lalu.

"Kenapa para Hufflepuff dikenal setia?" Bisik Draco pada wanitanya yang tengah mengambil mantel Draco dari lemari.

"Helga hanya mengajarkan nilai-nilai kebaikkan dan tidak pemilih soal murid dan Hati mereka murni, Mereka akan setia pada kebenaran tidak semua tapi kebanyakkan"

Draco terdiam, Sejak awal pilihan ayahnya salah.

"Slytherin juga sangat setia" Draco berdiri dan mengambil mantelnya dari tangan (Y/n).

"Slytherin? Tentu saja mereka setia. Kesetian yang gila, Kesetiaan yang didasari keinginan dan ambisi"

Draco memeluk (Y/n) sambil membuka pintu kamarnya dan berjalan sambil memeluk wanitanya 'Ia setia karena menginginkan wanitanya'.

"Coklat atau Permen" Bisik Draco.

"Dua-duanya"

"Kalau diriku saja bagaimana?"

(Y/n) melepas tangan Draco yang melingkar di perutnya.

"Kita kencan atau dikamar?" Terbesit nada kesal dari (Y/n).

"Aku bercanda, Kita kencan"

"Kau bukan tipe orang yang suka bercanda"

Draco terkekeh dan menggenggam tangan (Y/n), Pembicaraan mereka mengalir begitu saja mulai dari yang serius dan tidak.

Mereka berdua sangat serasi.

🍏

Pemanasan dulu 🤗🥰👋

You're My Opium : 𝐃.𝐌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang