𝐋𝐎𝐍𝐃𝐎𝐍

2.7K 381 30
                                    

Flashback On

January 1994- 3rd year

Draco berkali-kali menahan napasnya dan menghembuskannya dengan kasar, ia mengusap pelan sudut matanya yang terdapat air mata.

Malam ini ia memutuskan untuk melepas (Y/n).

Ia menggenggam pembatas menara Astronomi kuat-kuat, menunggu gadisnya yang sebentar lagi akan datang.

Kepalanya dipenuhi dengan rancangan kalimat-kalimat yang akan diucapkan, ia seberusaha mungkin agar tidak terlalu menyakiti perasaan (Y/n) walaupun pada akhirnya sama.

Ini bukan dirinya, jika bukan karena ayahnya ia mana sudi melepas gadisnya. Ia takut dengan ayahnya.

Jika malam ini ia benar-benar melepas (Y/n)-nya, artinya ia meninggalkan (Y/n) untuk yang kedua kalinya.

Melepas untuk tidak bertemu saat usianya tujuh tahun, dan sekarang melepas karena mendapat pertentangan dari ayahnya.

Merlin, usianya memang masih muda namun jatuh cintanya adalah hal yang nyata dan ia akan membuatnya abadi.

Janjinya untuk (Y/n) adalah perintah abadi untuknya, Merlin ia tak ingin melepasnya.

"Draco"

Netra abu Draco menangkap sosok gadis yang berdiri dengan senyum lebarnya.

"Kau sudah menunggu sangat lama?" Tanyanya.

'Aku sudah menunggumu sejak di pohon apel

"Draco"

"Aku minta maaf, Tapi aku sudah tak mencintaimu lagi (Y/n)"

Flashback Off

.....

Seperti seorang buronan (Y/n) mengenakan jubah gelap dan tudung yang terlalu besar hingga tubuhnya tertutup sempurna, ukuran tangan yang jauh lebih besar melingkar sempurna di pinggang gadis itu. Max Selwyn.

Hujan menghiasi London, pukul 00.33 tertera pada jam dinding kota hunian muggle.

Tak ada yang peduli dengan mereka berdua yang berpenampilan aneh, tentunya itu karena hujan yang lebat.

"Max kita mau kemana?" Tanya (Y/n) pada kakaknya.

"Membawamu ketempat yang aman" Max menarik adiknya kearah sebuah gang dan berhenti di depan pintu kayu.

"Ayo" Max membuka pintu dan mempersilahkan adiknya masuk.

"Lama tak bertemu (Y/n)" Panggil seseorang yang duduk di depan perapian.

Max melepas jubah adiknya dan mengeringkan pakaian (Y/n) dengan mantra.

"Cassius" (Y/n) memeluk Cassius erat, pemuda itu semakin tinggi dan tentunya penampilan Cassius Warrington jauh lebih menarik layaknya CEO dalam dunia muggle.

"Kau bahagia?" Tanya Cassius dalam pelukan (Y/n).

"Yah tentu" (Y/n) tersenyum tipis sambil melepaskan pelukan Cassius.

"Kau terlihat rapi dan...tampan" (Y/n) tertawa pelan.

Max mengacak rambut adiknya pelan, ia senang bisa melihat senyum adiknya setelah berbulan-bulan tak bertemu.

"Aku sudah terlihat tampan jadi..Kau mau menikah denganku?" Tanya Cassius.

"Lebih tampan Draco sejujurnya" Kata Max yang sukses membuat Cassius masam.

"Kau kejam Max, menjodohkanku dengan (Y/n) lalu membujuk ayahmu untuk membatalkannya" Cassius memukul bahu Max.

"Kenapa kau bisa kesini?" Tanya (Y/n) pada Cassius.

"Max, dia memintaku mencari tempat yang aman untukmu" Cassius kembali duduk di depan perapian.

"Frederick tahu tempat persembunyian kita sebelumnya" Max menarik (Y/n) agar duduk disampingnya.

(Y/n) diam seketika, ia tak mengerti kenapa kakak sepupunya itu begitu terobsesi dengannya.

"Kau baik-baik saja?" Cassius tahu gadis di depannya itu tengah gelisah.

"Aku baik-baik saja"

"(Y/n) ke Amerika bersamaku setelah tahun keenam mu" Max hanya ingin yang terbaik untuk adiknya.

"Aku tak tahu Max, ini sulit karena aku hidup hampir enam tahun dengan nama Potter dibelakangku"

......

Berpakaian seperti muggle agar tak dicurigai, Max membawa koper Hogwarts yang besar milik adiknya dan karena itu para Muggle sedikit melirik ke arah mereka.

Max tersenyum tipis menatap adiknya yang akan kembali ke Hogwarts, mereka menyeberang jalan tentunya sedikit berdesakkan.

Sebuah tangan meraih pergelangan tangan (Y/n) membuat-nya seketika menjauh dari Max.

"Frederick" Max berlari ke arah adiknya yang dibawa oleh pemuda gila itu setelah sadar (Y/n) tak ada disampingnya.

Menggunakan sihir di area muggle adalah hal yang mustahil.

(Y/n) berusaha sekuat tenaga melepas genggam Frederick, dan itu sulit karena mereka berjalan dengan tergesa-gesa.

"Lama tak bertemu" Frederick tersenyum.

"Yah lama tak bertemu" Dengan cepat ia menendang kaki Frederick, namun itu tak berkesan apa-apa Frederick malah berhenti berjalan.

"Kembalikan adikku" Max menarik (Y/n) menjauhkan adiknya dari kakak sepupunya itu.

"Apa kabar Max?" Frederick tertawa hambar.

"Jauh-jauh dari keluargaku" Max menatap tajam, rasa ingin membunuh Frederick semakin besar.

"Aku tak bisa, sayang sekali"

(Y/n) menarik Max untuk segera pergi, tapi sebuah tinju mengenai pipi Max yang membuat pemuda itu tersungkur.

"Max!" Usaha untuk menolong Max tertahan ketika (Y/n) merasakan sebuah tangan memeluknya dari belakang, Frederick Selwyn memeluknya.

"Aku pinjam adikmu Max"

Dua orang datang menahan Max Selwyn agar tetap berlutut, Frederick dengan uangnya bisa saja melakukan hal gila.

(Y/n) mencabut tongkatnya tapi Frederick menahan tangannya, usahanya digagalkan dua kali.

(Y/n) benci ini.

Frederick semakin memeluk erat gadisnya? Ia mengecup pipi (Y/n) singkat.

"Jauhkan bibir sialanmu" (Y/n) mendesis kesal.

"Merry Christmas sweetheart" bisiknya.

Frederick melepaskan pelukannya dan begitupun dua orang yang menahan Max, mereka pergi meninggalkan (Y/n) dan Max.

🍏

AYOOO BESTIE GOOD NIGHT 🥰

You're My Opium : 𝐃.𝐌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang