. O7

190 38 8
                                    

Rio terbangun di pagi hari setelah kegiatan panas nya dan Ren sampai dini hari tadi. Ren masih menggulung tubuhnya di selimut, mungkin masih terlalu lelah. Rio terkekeh kecil melihatnya, menggemaskan sekali. Setelah merapihkan kekacauan mereka semalam, Rio langsung membersihkan diri nya. Mungkin tak lama lagi Ren juga akan bangun.

Sembari membersihkan diri, Rio terfikir kata kata Ren semalam. Soal Little Chistopher. Apakah sudah saatnya mereka punya bayi selain Ren dirumah? I mean, bayi yang benar benar selalu menangis di malam hari, bukan yang mendesah di bawah Rio.tdk Biar bagaimana pun, mereka sudah cukup dewasa untuk mengurusi diri, mungkin mereka bisa membicarakan soal ini nanti.

" Eung.. Mas ? Mas dimana ? "

" Bentar yang, mandi dulu "

Nahkan belum lama mandi, Ren sudah bangun lebih dulu, lebih cepat dari dugaan Rio, padahal mereka bangun terlambat. Dan mungkin Rio akan membolos dari agensi hari ini. Dia kan tidak wajib setiap hari ke sana, meski begitu seharusnya dia tidak bolos seperti itu. Tapi tak masalah, demi Ren, apa sih yang Bapak Bucin satu ini tidak bisa lakukan? Selesai mandi, mata Rio tak sengaja melihat tubuh mulus Ren yang hanya tertutup sampai dada oleh selimut, segera dia mendekat.

Ren jelas tidak menyadari bahwa Rio sudah selesai mandi, bahkan beranjak ke arahnya. Perlahan Rio mendekati leher mulus Ren, mengecup nya singkat. Sekarang jaraknya dan Ren sangat dekat, hingga akhirnya Ren sadar karena merasakan deru nafas Rio di sekitar lehernya. Belum juga melancarkan aksinya, Rio langsung mendapatkan sambutan yang sangat luar biasa dan di luar dugaan nya.

" Aww yang, jangan di pukul dong "

" Ya lagian mesum banget sih ! Udah berapa ronde semalem ? Emang gak cukup ? "

Rio terkekeh mendengar omelan Ren. Semalam mereka memang menghabiskan malam dengan menyebut nama satu sama lain sembari melakukan sesuatu. Jangan dikira, mereka terus melakukan nya sampai tak sadar bahwa jam sudah menunjukkan dini hari disana. Akhirnya Rio memilih duduk di samping Ren, membiarkan istrinya menyimpan kepalanya di pundak Rio.

" Mas.. ambil cuti ya 3 harian ini "

" Lho tumben, kenapa ? "

Ren tak menjawab, dia lebih memilih menyembunyikan wajahnya di dada bidang Rio. Apakah Ren sedang malu? Jarang jarang Rio melihat Ren bertingkah seperti anak kecil, seperti saat ini, biasanya sih Ren seperti ini kalau dia sedang kurang enak badan. Tapi Ren sehat sehat saja, apa mungkin memang sedang di mode manja saja? Tapi memang sih, wajahnya sedikit pucat.

" Mas.. mau mandi.. tapi nda bisa berdiri.. gendong ya "

" Manja nya, ya udah sini "
Siapa yang tidak gemas melihat Ren saat ini?

Dengan wajah yang sedikit pucat, namun mengerucutkan bibirnya sembari mengulurkan tangannya, minta di gendong, benar benar seperti bayi. Bersyukurlah karena Rio hanya tinggal memakai pakaian nya, jadi dia bisa langsung menggendong Ren. Setelah menyingkirkan selimut yang menutupi tubuh Ren, Rio segera membawa istri nya ke kamar mandi, membiarkan istri nya membersihkan diri.

Namun nyatanya, tak sampai semenit ditinggal di kamar mandi sendirian, Ren kembali memanggil Rio. Rio yang baru saja selesai berpakaian langsung masuk ke kamar mandi seperti yang Ren minta. Ok, mungkin sekarang Rio sadar, dia bukan menikah dengan pria berusia 20 tahun, tapi dengan bayi yang berusia 2 tahun. Mengapa Ren begitu menggemaskan?

" Kenapa lagi sayang ? "

" Mau mandi cama mas "

" Mas udah mandi sayang "

" Mas :( "
Ok, Rio langsung membuang mukanya.

Tak tahan, Ren sangat menggemaskan. Matanya yang memohon, dengan wajah imutnya itu, bagaimana bisa Tuhan menciptakan manusia seimut Ren? Rio dengan senang hati menemani Ren, tanpa ikut mandi lagi, karena dia juga sudah mandi. Dia hanya membantu Ren mandi, sesekali Ren iseng mencipratkan air ke wajah Rio, waktu mandi pun jadi terasa lebih lama.

Twilight [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang