. 40

92 21 20
                                    

Ren memperhatikan sang suami dengan seksama, kenapa Rio jadi sangat tampan seperti ini? Rio yang sedang merapikan jasnya memutuskan membalikkan tubuhnya dan menghadap sang istri. Ren terkekeh kecil melihat Rio mulai tebar pesona di hadapan nya, dasar banyak gaya, untung memang tampan.

" ini bisa bisa Victor salah kira pengantin nya yang mana, mas ganteng banget "

" ini mirip waktu kita nikah dulu, cuma bedanya dulu aku make up karna pucet banget "

Ren menganggukkan mengakui hal itu, Rio memang berpenampilan sama saat mereka menikah dulu, walaupun sekarang lebih natural dari sebelumnya. Kabar yang beredar, yang di undang ke pernikahan Dylan dan Victor hanya keluarga besar, kerabat terdekat dan juga teman satu agensi "saja". Walaupun tamu undangan nya tidak banyak, tapi teman satu agensi pasti banyak.

Rio melihat lagi semua persiapan nya, jangan sampai ada yang tertinggal. Ren sendiri melakukan hal sama, dia hari ini datang dengan jas juga, bedanya jasnya lebih simpel ketimbang yang dipakai suaminya, membuat aura cantik yang selalu Rio maksud jadi semakin terpancar, mungkin orang asing tidak mengira kalau dia seorang laki-laki karena saking cantiknya dia.

" mas ayo, bentar lagi mulai lho "

Rio menganggukkan kepalanya, mereka harus segera berangkat atau mereka bisa terlambat. Rio beberapa kali memastikan barangnya, tapi dia berharap barangnya sudah lengkap. Setelah mengunci pintu rumah, dan masuk ke mobil, mereka pun berangkat menuju gereja yang menjadi tempat mereka melihat Dylan dan Victor nanti.

                              — Twilight —

" berdoa aja "

" Jace.. ya udah "
Ren melirik suaminya, sepertinya dia baru saja selesai mengobrol dengan Jace.

Mereka baru beberapa saat sampai, tapi sedari tadi Rio nampak gelisah, apa karena dia ikutan gugup? Dylan sudah berada di altar, menunggu Victor dengan sabarnya. Dasar uke, dandan nya lama sekali. Setelah beberapa saat, akhirnya Jace datang, dia membawa Sunny dan Darrel juga tentunya. Mereka sempat mengobrol sebelum acara dimulai.

" para tamu yang terhormat, dimohon untuk berdiri, pengantin kita akan segera datang "
Mendengar hal itu, baik Rio maupun Ren dan juga para tamu lain mulai berdiri untuk menyambut Victor.

" kira kira Victor pake jas atau gaun ya "

Mendengar pertanyaan Rio, Ren jadi terfikir, ada benarnya kata sang suami, kira-kira sahabatnya itu akan memakai jas atau gaun. Dulu saat dia menikah, Ren hanya memakai jas informal seperti yang dia pakai saat ini, hanya bedanya jas dulu itu khusus papanya sendiri yang mendesainkan. Apakah sahabatnya akan melakukan hal sama?

Mendengar pintu utama di belakang sana terbuka dengan lebar, mata semua orang tertuju pada dua orang pria disana, tanpa diduga ternyata Victor datang dengan gaun yang sangat.. girly untuk dipakai seorang laki-laki. Tangan nya bertaut dengan tangan sang ayah, langkah demi langkah mereka ambil, terlihat Dylan mulai kembali gugup memperhatikan sang calon istrinya didepan sana.

" Ri.. are you ok ? "
Rio hanya mengangguk pelan untuk menjawab pertanyaan Jace, dan lagi perhatian nya tertuju pada Victor.

Setelah beberapa saat, akhirnya sampai juga Victor di altar bersama dengan Dylan. Pendeta mulai membuka Alkitab dan hendak melakukan upacara pemberkatan terhadap kedua mempelai pengantin tersebut. Jace beberapa kali melirik ke arah Rio membuat Ren juga melirik ke arah sang suami, dia baru sadar atau memang sebenarnya daritadi suaminya sudah sepucat ini?

Rio yang merasa diperhatikan melirik ke arah sang istri dan sang sahabat. Apa mereka memang memperhatikannya daritadi? Sialan, ini bahkan belum mulai ke bagian pengucapan janji suci, Rio dengan cepat menghapus jejak darah yang tadi menetes dari hidungnya. Kepalanya mulai terasa berat, tapi dia tidak mau disuruh untuk istirahat dan melihat Dylan dan Victor sembari duduk.

" mas, mas beneran gak apa apa ? "

" iya sayang, mas gak apa apa "

Rio berusaha tersenyum, menyamarkan ekspresi wajah nya yang bisa saja berubah dengan cepat. Perutnya terasa melilit parah, Rio masih berusaha untuk memperhatikan jalannya acara penting sahabatnya ini. Dia harus bisa bertahan, meskipun itu hanya sampai Dylan dan Victor mengucapkan janji suci.

" di hadapan para saksi yaitu para jemaat Tuhan Yesus, saya meminta kedu- astaga, apa itu ? "

" mas ! mas bangun mas ! "

Perhatian semua orang berpindah ke arah Rio yang pingsan tiba-tiba, membuat Dylan dan Victor menghentikan acara mereka. Jace dengan sigap menahan tubuh Rio, syukurnya suaminya ada disekitarnya. Dengan cepat Darrel membantu Ren membawa Rio ke rumah sakit.

Akhirnya mereka meninggalkan acara Dylan dan Victor dengan sangat terpaksa. Malahan Dylan dan Victor mengikuti mereka. Membiarkan acara mereka di ambil alih oleh orang tua Dylan. Ren benar-benar khawatir melihat kondisi Rio, padahal baru tadi pagi dia melihat Rio tersenyum begitu lebar, dan kini hanya ekspresi datar yang dia lihat.

" mas.. bertahan ya "

                              — Twilight —

" dokter lakukan yang terbaik.. saya mohon "

" kami akan melakukan tindakan lebih lanjut setelah pemeriksaan selesai kami lakukan, tuan diharapkan bisa bersabar atas kejadian ini, kami akan berusaha sebaik mungkin, permisi tuan "
Ren hanya mengangguk pelan membiarkan dokter masuk ke ruangan nya kembali.

Ren memutuskan untuk duduk, dia harus menetralkan ekspresi nya, dia tak mau nampak lemah di depan sahabat-sahabat nya. Rio pasti baik baik saja, dia yakin itu. Darrel dan Jace juga berada di samping Ren, mereka menemani Ren sampai keadaan lebih baik. Saat mereka sedang saling diam karena menunggu pemeriksaan Rio, suara langkah kaki yang berlari ke arah mereka memecahkan keheningan yang ada.

" Rio gimana ? "

" Dylan ? Victor ? kalian ngapain disini ? acara kalian gimana ? "

" acara kita belakangan aja Ren, ngomong ngomong gimana Rio ? "

Tepat setelah perkataan Dylan, dokter tiba-tiba keluar dari ruangan membuat Ren dengan cepat berdiri dan menghampiri sang dokter. Dokter nampak memberi kode bahwa dia hanya ingin bicara dengan Ren. Ren memberitahu sahabatnya kalau dia ada urusan dengan dokternya, jadi kemungkinan mereka harus menunggu lebih lama.

Setelah memastikan hanya ada mereka berdua di ruangan itu, dokter langsung memberikan beberapa berkas lama, sepertinya ini berkas Rio yang ada dirumah sakit itu. Dan ternyata benar, itu berkas Rio. Mata Ren terhenti pada beberapa berkas, dia merasa dunianya runtuh begitu saja.

" dari berkas berkas ini, bisa disimpulkan bahwa kanker lambung yang diderita tuan derio sudah semakin parah, selain itu ternyata kanker tersebut mulai menyebar ke seluruh tubuhnya bahkan mulai menyerang organ hatinya, dan lagi ternyata tuan derio mengalami overdosis obat-obatan yang menyebabkan organ hatinya semakin rusak "

Rio sialan.. kenapa lu gak ceritain semua ini ke gw ?, Ren hanya terdiam memperhatikan semua berkas suaminya, beberapa kali dia pergi ke rumah sakit ini ternyata.

Sial, dia tidak boleh menangis, dia harus bisa melewati ini, Rio akan sembuh secepatnya, dia yakin itu.

" bisa sembuh kan dok ? "






























TBC

heyyo diriku kembali, ahai gimana gimana nih? ada yang penasaran sama next chapter gak ya? maaf ya kalau update nya agak lambat, segini dulu ya

Stay healthy !
See you next part !

- Kenzo

Twilight [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang