. 18

122 21 8
                                    

Pada hari itu, seorang anak lelaki yang belum tepat genap berusia 7 tahun itu asik bermain di kamarnya di temani sang ibu. Mereka asik bermain bersama, saat itu mereka sedang menunggu sang kepala keluarga pulang. Mereka tampak berbahagia sekali sembari menunggu pria dewasa itu pulang.

Setelah puas bermain-main dikamarnya, kini anak itu melanjutkan permainan nya diluar rumah. Tepatnya di halaman belakang rumah mereka, sedangkan ibu anak itu kini sibuk di dapur memasak untuk mereka. Tak lama suara bel terdengar, yang artinya ada orang masuk ke rumah mereka.

" papa pulang "

" PAPA, ADEK KANGEN "
Pria itu hanya tertawa kecil sembari mengendong anak nya itu.

" mas udah pulang ? "
Wanita itu menghampiri sang suami dan anaknya sembari mengambil tas kerja yang dibawa suaminya tadi.

" iya udah dek, masak apa kamu hari ini "
Mendengar kata masak, jelas anak itu tahu pasti apa yang ibu nya tadi lakukan.

Favorit nya adalah makan dan makan, makan seperti sudah jadi bagian dari hidupnya, dan juga menjadi hobinya. Segera anak itu menjadi heboh dan membuat kedua orang tuanya tertawa kecil melihat tingkah anak mereka.

" MAMA MASAK UDANG GORENG SAMA BROKOLI, ADEK MAU MAM YANG BANYAK YA MAMA, PAPA "
Pria itu hanya tertawa sembari menggusak rambut anaknya itu.

Setelah menurunkan anaknya dari pangkuan nya itu, anak itu kembali sibuk bermain. Berbeda dengan nya, kedua orang dewasa itu memilih duduk di meja makan, dan bersiap untuk makan malam. Pria dewasa itu mengusap pelan perut istrinya, kebetulan sekali jabatan anak mereka sebagai anak tunggal akan segera dihapus.

" kamu baik baik aja kan Dea ? "

" iya mas Revan, aku baik baik kok, hari ini anak kamu itu baik banget, gak rewel kayak biasanya "
Anak itu fokus sekali bermain, dia tidak mendengarkan apapun pembicaraan kedua orang tuanya.

Semua berjalan baik-baik saja, sampai suatu suara membuat anak itu segera masuk ke rumah nya dengan panik. Betapa terkejut nya anak itu sampai tangan nya yang memegangi mainan itu terjatuh, matanya benar benar tak percaya dengan apa yang dia lihat. Baru beberapa menit yang lalu dia mengobrol dengan kedua orang tuanya.

" ma-mas takut.. "

Tapi beberapa menit itu berlalu dengan cepat. Semua dengan cepat dan tak di duga terjadi. Pemandangan yang dia lihat sekarang adalah Papa nya melindungi sang Mama, dengan tangan yang terus mengucurkan darah segar. Benar benar tak bisa dia percaya, orang yang menyerang keluarga nya adalah Paman nya sendiri.

" gw gak peduli sama kalian ! yang gw butuhin hak gw sebagai anak papa juga ! "

" lu boleh ambil apapun, tapi jangan berani lu sentuh istri dan anak gw ! "

" oh, tidak semudah itu, kalau lu perlu ingat, istri lu itu mantan pacar gw, dan gw datang juga untuk ngambil dia lagi "
Ucapan sang paman terhenti kala pemandangan nya melihat sang anak.

Anak itu jadi ketakutan bukan main, apalagi tatapan memincing itu menusuk tepat ke arahnya. Melihat anaknya dalam ancaman, Revan dengan cepat menarik perhatian adiknya dan segera menahan pergerakan nya. Melihat kondisi sang suami yang sudah sekarat seperti itu jelas Dea ketakutan sekali.

" bawa dia ke tempat aman ! "
Dea menganggukkan kepalanya dan dengan segera berlari ke arah anaknya dan mengendong nya sejauh mungkin dari sana.

Rumah yang cukup besar itu memiliki banyak ruang rahasia yang tidak diketahui beberapa orang, Dea membawa anaknya ke salah satu tempat persembunyian paling aman disana. Dia yakin suaminya akan baik baik saja, Revan pria yang kuat. Anak itu terus menangis ketakutan, dia begitu gemetar.

Twilight [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang