. 30

83 17 16
                                    

Ingat ya, visualisasi gak bermaksud menjelekkan atau bertujuan buruk buat idol yang di pake Kenzo. Lagi, sesuai kesepakatan di chapter 26, jadi pertumbuhan Jevan Jojo akan di skip sesuai alur, dan kemungkinan gak semua karakter yang ada di chapter sebelumnya akan muncul lagi. Kemungkinan digantikan yang lain atau dihilangkan sementara.

                             — Twilight —

Six years later

" Jevan ih, kembaliin pelmen Jojo "

" gak mau, wle "
Melihat sang kakak kembarnya terus membawa lari permen nya tanpa mau memberikan nya padanya, anak kecil yang diketahui memiliki nama panggilan Jojo itu pun menangis dengan kencang.

Bukan nya cengeng, atau lebih mirip perempuan, tapi Jojo adalah tipikal anak yang tidak suka dijahili, apalagi kalau itu berhubungan dengan apa yang dia sukai. Permen baginya adalah segalanya, dia lebih memilih meminta hadiah Natal satu pabrik permen ketimbang mainan lainnya yang ada di dunia. Harus bangga dirinya, karena Papa nya punya uang yang cukup untuk memberikan apa yang dia mau.

Ini adalah kehidupan baru Rio dan Ren, enam tahun berlalu dengan cepat. Sosok Jevan Jojo yang semula hanya ada di angan-angan mereka kini telah tumbuh lebih besar. Jevan yang mewarisi sifat usil serta kebo sang papa, Jojo yang terkadang bisa lebih galak ketimbang Jevan, sifat yang merupakan turunan Mamanya, kini mereka sudah memasuki dunia persekolahan.

Ren juga sudah sudah kembali ke agensi sejak umur Jevan Jojo 4 tahun. Kenapa Rio mengizinkan Ren kembali ke agensi? Selain waktu itu ekonomi memaksa Ren kembali, tapi karena Nicho dan Dev yang tak lagi di sana, mereka sudah resign dari agensi tempat Rio dan Ren bekerja, mereka berdua memilih kehidupan lebih baik di negara tetangga, dan ya bisa ditebak, justru mereka punya hubungan lebih.

Sama seperti Dev dan Nicho, Vero dan Varo yang bertahun-tahun pdkt, akhirnya jadian juga, tidak percuma juga Varo mempelet Vero waktu itu, akhirnya diterima juga dia. Meskipun tidak romantis karena Varo menyatakan perasaan nya ketika mereka sedang berada di toilet umum, tapi begitulah, hubungan mereka langgeng meskipun belum berani ke tahap yang lebih serius.

Selagi jauh dari Dev maupun Nicho, Rio jadi lebih tenang membiarkan Ren kembali bekerja. Nasib Dylan Victor? Tak ada yang berubah. Victor yang terus berusaha mendekati Dylan lagi, Dylan yang masih dingin seperti biasanya, malah semakin dingin kalau boleh dibandingkan. Dylan masih egois untuk tidak menyatakan perasaan nya.

Semua berubah dengan cepat, tak terasa mereka melewati banyak masa sulit. Bersyukurlah mereka, setiap badai menerpa mereka, mereka selalu tahu bagaimana harus bertahan dan kembali bangkit. Karena baru kelas 1, kelas Jevan Jojo masih sangat rusuh, ini adalah hari pertama mereka. Jelas Rio dan Ren menemani mereka.

" Jevan, kembaliin permen nya Jojo "
Tegur Ren yang sedari tadi menyimak keributan anak anaknya, tak dirumah tak disekolah, selalu saja berbuat ulah, dasar benih Rio.

" huh.. iya mama, Jevan minta maaf, Jevan kembaliin "
Jojo yang mendengar itu langsung menghampiri Jevan, yang lebih ekstrim nya lagi Jojo langsung naik ke punggung Jevan tanpa ba-bi-bu, bersyukur lah dia karena tubuh Jevan lebih kuat dari tubuhnya, meskipun tiba tiba, tubuh Jevan masih bisa seimbang.

Jevan tidak marah Jojo naik ke punggung nya seperti itu, malahan dia suka. Jevan berbalik ke belakang dan memasukkan permen Jojo ke sakunya, dia membenarkan posisi Jojo agar nyaman dipunggung nya, lalu bermain kejar-kejaran sembari mengendong adik kembarnya itu. Bisa dibayangkan, anak umur 6 tahun yang bernama Jevan ini sekuat apa? Tak seperti anak umur 6 tahun lainnya memang.

Ren sendiri bingung, kenapa bisa Jevan dan Jojo tumbuh berbeda seperti ini. Sejak kecil hingga usia mereka menginjak umur 2 tahun, perkembangan mereka tak berbeda jauh, kalaupun tinggi hanya 1/2 cm, berat pun hanya 1 kg saja jaraknya. Tapi sekarang, Jevan dan Jojo tampak seperti adik kakak yang berbeda 2-3 tahun. Tinggi mereka saja berjarak 8/10 cm. Bayangkan! Benar benar pertumbuhan yang luar biasa.

Selain itu kecerdasan dua anak ini jangan diragukan, meskipun Rio goblok, di balik ke goblokannya, Rio masih punya kepintaran. Tapi jelas kecerdasan mereka lebih banyak di sumbang dari Ren, karena Rio terlalu goblok hingga kepintaran nya selalu tertutup. Bahkan di hari pertama saja guru sudah terkesan dengan dua anak bermarga Bagaswara ini.

" mereka kenapa ? "
Rio memberikan air minum yang baru dia beli tadi pada Ren.

Ren dengan cepat mengambil air minum itu dan menarik Rio agar duduk disampingnya. Dia ingin menunjukkan pada suaminya, bahwa anak anak mereka sudah besar sekarang. Benar benar berbeda saat mereka muncul pertama kali. Rio sangat overprotektif pada istri dan anak anaknya. Tapi begitu melihat Jevan dan Jojo disekolah sekarang, Rio sadar, mereka memang sudah besar.

" serasa baru kemarin aku denger mereka nangis pertama kali.. sekarang mereka udah gede aja ya "

" anak yang kita pertahanin, mereka udah sedewasa ini, Jevan.. meski usil, dia selalu jagain Jojo "
Rio segera merangkul bahu istrinya, membiarkan istrinya terharu dengan apa yang mereka lihat saat ini.

" WOE ANJENG, BALIKIN BUKU GW ! "
Dengan cepat Rio dan Ren melirik ke arah anak kecil yang seperti nya lebih muda dari Jevan dan Jojo, dia.. mengumpat?!

Bugh

" Sun, minta maaf "
Kejam, Rio langsung menutup mata Ren, mana kuat dia melihat anak kecil disakiti seperti itu.

Bukannya menangis, anak itu malah balik memelototi pria dewasa yang kini tengah memperhatikannya dengan tatapan tajamnya. Suara itu, membuat Rio merindukan sosok sahabat dekat sekaligus babunya, Jace. Sudah lama juga dia tak bertukar kabar dengan babunya itu. Tak ada suara keributan lagi, Ren menarik paksa tangan Rio.

" bau jengkol tau "
Rio yang mendengar itu langsung mencium bau tangan nya, masih wangi sabun yang dia pakai tadi.

" Sun, gak sopan kamu ! minta maaf sama temen kamu ! atau pata laporin ke mamu "
Rio maupun Ren yang mendengar panggilan itu hampir saja tertawa dengan kencang.

Pata? Mamu? Panggilan macam apa itu. Belum lama sejak kejadian konyol itu, terdengar lagi suara pukulan, sayang suaranya lebih besar dari sebelumnya. Kini korban nya adalah si pria dewasa tadi, anak yang dipanggil Sun tadi segera bersembunyi ditubuh seorang wanita dewasa yang diketahui pelaku pemukulan tadi.

" lho yang, kok aku yang kena "

" kamu itu salah negur anak kamu, jangan di bentak, dan Sun, kamu tetep salah, minta maaf sama pata dan temen kamu, Mamu gak mau liat anak Mamu kasar kayak tadi "
Anak kecil itu mendengus tapi dengan menurut segera menghampiri pria dewasa tadi, memberikan kecupan di pipinya lalu memeluknya, tanda minta maaf dari anak itu.

" suara itu kan.. "
Rio dan Ren beradu pandang bersamaan.

" JACE ?! "

" lho, kalian ?! "



























TBC

kayaknya bakal triple update nih, uwu. dan yang pasti banyak yang kaget kayaknya sama chapter ini, btw lunas ya di chapter sebelumnya soal visualisasi semua karakter disini. semoga kalian puas, segini dulu ya

Stay healthy !
See you next part !

- Kenzo

Twilight [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang