" You're the right time at the right moment (Kau adalah waktu yang tepat di saat yang tepat) "" Mas ih, sok Inggris "
— Twilight —
Ren mengusap pelan kaca di depan nya, ruangan khusus itu kini terlihat ada seseorang yang terbaring lemah di dalam nya, siapa lagi kalau bukan Rio. Ren tersenyum kecil melihat Rio di dalam sana, setidaknya suaminya sudah ditemukan. Meskipun kondisi nya belum membaik sejak terakhir kabar nya diketahui.
Dari banyak penumpang, hanya 25% yang selamat, termasuk Rio. Dan Ren bersyukur, karena Rio termasuk dalam 25% orang beruntung itu. Beberapa staf di agensi mereka tidak bisa di selamatkan, jelas Ren sempat panik mendengar berita itu. Berharap Rio baik baik saja. Dan ya, setidaknya sekarang Rio memang baik baik saja disana.
Ren tak bisa masuk ke dalam ruangan itu, memegangi tangan pucat Rio yang masih terpasangi beberapa alat medis tersebut, dokter belum bisa mengizinkan siapapun masuk ke ruangan Rio kecuali dirinya dan juga perawat di rumah sakit. Jace juga segera menyusul begitu mendapat kabar dari Ren, kekhawatiran nya sedikit berkurang tentang Rio.
Flashback
Rio dengan santai duduk sembari menunggu pesawat tersebut lepas landas. Pikiran nya sebenarnya masih berpusat pada Ren, apakah istrinya akan baik baik saja selama dia di sana? Tak berselang lama, terdengar suara seorang pramugari yang membuat lamunan Rio buyar.
" Baiklah para penumpang, mari kencangkan sabuk pengaman, kita akan segera lepas landas "
Rio yang mendengar pemberitahuan singkat itu segera melirik keluar sekilas, lagi lagi pikiran nya hanya terfokus pada Ren. Setelah memakai sabuk pengaman nya, pikiran nya masih tetap berpusat pada Ren. Bagaimana mungkin dia bisa pergi begitu saja, meninggalkan istrinya itu, sebenarnya dia ingin sekali tidak jadi pergi tapi mau bagaimana lagi, dia tak bisa.
Setelah lepas landas, pesawat pun terbang seperti biasa, tidak ada kendala, atau semacam nya. Rio mencoba menghilangkan pikiran buruk soal Ren, dia akan baik baik saja, pikirnya. Semuanya memang berjalan baik baik saja, sampai tak berselang lama terdengar suara ledekan yang cukup keras dari belakang, membuat Rio melirik ke belakang, ada apa? Apa yang terjadi?
" Para penumpang diharapkan mengencangkan sabuk pengaman ! Pesawat mengalami sedikit kecelakaan, dan kami para staf akan berusaha menangani nya, tetaplah tenang ! "
Tenang? Sebenarnya Rio sudah lebih dari panik, tapi di kondisi seperti ini dia tak bisa terlihat panik. Akhirnya Rio mengikuti apa yang diberitahukan, tapi pikiran nya tak fokus saat ini, lagi lagi Ren berhasil menguasai pikiran nya. Apa yang akan terjadi pada Ren kalau dia tak ada? Rio terus memikirkan hal itu, dia tak tahu dan tak siap bila harus meninggalkan Ren lebih jauh lagi.
Suara ledakan itu kembali terdengar, bahkan kali ini ledakan itu bukan hanya menimbulkan suara yang cukup keras, tapi beberapa kerusakan fatal pada badan pesawat, beberapa orang panik bukan main. Rio masih mencoba tenang, meskipun sebenarnya dia juga panik. Di matanya sendiri, dia melihat berbagai hal mengerikan terjadi di pesawat itu, tak bisa digambarkan lewat kata kata, semuanya berjalan cepat.
Hingga Rio tak sadar, kini dia terjatuh cukup jauh, bersyukurlah dia karena dia terjatuh ke lautan bersama beberapa barang orang yang membuatnya terapung, meskipun mungkin itu menimbulkan luka pada punggung nya. Orang orang disekitarnya, semua tersisa tubuh tak bernyawa, mengerikan. Tak sanggup lagi bertahan dengan kesadaran nya, perlahan tubuh Rio melemas, terapung begitu saja dengan tangan yang setia memegangi sebuah kalung.
Bersyukurlah tak lama tim penyelamat menemukan nya dan segera membawanya ke rumah sakit. Setelah di beri penyelamatan di rumah sakit terdekat, Rio di pindahkan ke rumah sakit lain yang lebih dekat dengan agensi, atas permintaan agensi serta keluarga nya lah. Karena itu lah kini Ren bisa melihat Rio. Meskipun belum ada kemajuan atas kondisinya.
Rio sebenarnya bisa mendengar apapun yang ada diluar ruangan, dia hanya tak bisa menggerakkan tubuhnya. Semua terasa kaku, tapi dia lebih dari bahagia melihat Ren di luar ruangan nya. Dia bisa melihat wajah Ren lagi, orang yang berhasil menguasai pikiran nya, orang yang menjadi alasan nya tetap bertahan.
Flashback off
" Ren, mau makan ? "
Jace masih berusaha membujuk Ren, pria itu mungkin terus tersenyum, tapi dia tetap keras kepala menolak untuk makan." Gak deh, gw mau nunggu Rio sadar dulu "
Tak habis akal, Jace jelas punya banyak ide." Kalau lu sakit, gimana lu bisa liat Rio ? Dia juga pasti mau lu baik baik aja, ayo makan Ren, sedikit aja "
" Mas gak suka kamu skip makan, makan sana "
Sebuah bisikan berhasil membuat Ren berdiri dan kembali berdiri di depan ruangan Rio. Rio masih tertidur disana, tapi suara tadi, sangat mirip dengan Rio.Tangan Ren lagi lagi terulur untuk mengusapi kaca di depan nya, ingin sekali dirinya masuk dan memegangi tangan itu. Dia sangat merindukan Rio, semua terjadi begitu saja, seakan-akan memang sudah direncanakan. Beberapa kali air matanya terjatuh, tapi Ren tak mempedulikan nya. Rasanya waktu berjalan sangat lambat, sesulit itu kah untuk bertemu Rio lagi?
Memikirkan kata-kata Jace, dia ada benarnya juga. Ren tak boleh sakit untuk melihat Rio, Rio pasti memikirkan nya juga. Biar bagaimanapun, dia harus tetap sehat sampai Rio membaik. Jace yang baru menyusul Ren hampir saja jantungan kala tiba tiba Ren berbalik ke arahnya.
" Mana makanan nya ? Gw mau makan "
TBC
Lagunya candu banget :( mana langsung ngestuck sama vibes nya dia, huwa jadi semangat nulis. Btw ini langsung update sesuai janji kemarin, maaf agak telat. Moga sesuai ekspektasi ya :( segini dulu
Stay healthy !
See you next part !- Kenzo
KAMU SEDANG MEMBACA
Twilight [ END ]
Romance[ FEEDBACK AFTER READING PLEASE !!! ] Hanya kisah kecil yang tidak terlalu romantis, tapi inilah kisah sempurna yang pernah di tuliskan Tuhan untuk mereka. Sebuah kisah kecil tentang lika liku dari kehidupan dua orang lelaki yang telah melangsungkan...