. 12

147 25 10
                                    

" PERSETAN NARENDRA ADITYA !!! "
Teriakan Rio sukses membuat si pelaku kejahilan tersebut tertawa puas.

Baru juga baikan, tangan iseng Naren malah memukul punggung Rio yang jelas lukanya masih perlu di rawat baik-baik. Ren? Terduduk ngeri melihat Rio berteriak sekeras itu. Memang tidak ada ahlaq sahabat suaminya itu. Jace sebagai sahabat dekatnya juga tak melakukan apapun selain merekam kejadian tersebut. Teriakan Rio jelas cukup keras, hal itu membuat beberapa dokter langsung menghampiri ruangan nya.

" ada apa Tuan ? "
Naren yang melihat dokter di ambang pintu ruangan Rio segera menjauh dari Rio.

Rio sendiri? Dia hanya bisa diam menahan nyeri di punggung nya, suara teriakan nya sudah cukup membuat dokter masuk ke ruangannya. Memang tidak benar mengajak sahabatnya untuk berkunjung saat kondisinya tidak baik seperti ini. Tapi berkati lah mereka semua, kalau tak ada mereka tak ada yang menjaga Ren selama Rio tak sadarkan diri.

" tidak apa apa dokter, tadi teman dakjal saya sedikit goblok, maklum akhir bulan "

" gak usah buka kartu Derio Vanca Mahardika Bagaswara ! "

Melihat pasien nya kembali berkelahi dengan pengunjung yang mungkin cukup akrab dengan nya, membuat dokter lebih memilih pergi dari sana dari pada harus berhadapan dengan mereka. Sudah cukup tidak waras karena bekerja sangat keras, jangan sampai tambah tidak waras karena dua orang yang memang kurang waras ini.

Ren sebenarnya sudah muak melihat mereka terus berkelahi, tapi apalah daya, dia tak bisa memisahkan dua dom itu. Tenaga nya terlalu kecil, dan lagi Rio pasti akan langsung menariknya, lalu memeluknya erat erat agar tak ada yang berani mendekati nya. Rio memang mudah cemburu, perlu di ingat.

" eh Rio, kita balik dulu ya "

" ya udah sono anjir.. sakit punggung gw "
Baguslah, lanjut Rio dalam hatinya.

Bisa bisa dia semakin lama tinggal dirumah sakit bila terus terusan di siksa Naren dan sahabat nya yang lain. Melihat sahabat suaminya perlahan pergi meninggalkan mereka berdua, Ren segera mengunci pintu ruangan Rio. Setelah memastikan keadaan baik baik saja, Ren langsung melangkahkan kakinya ke arah Rio dan memeluk sang suami.

Mendadak saja Ren merasa ingin bermanja-manja dengan suaminya itu. Rio? Meskipun terheran dengan tingkah Ren, tapi dia suka saat Ren memeluknya, setidaknya lukanya jadi terasa lebih baik. Saat sakit seperti ini, mana mungkin Ren akan marah marah, dia justru akan ikut manja. Tidak heran Rio suka sekali cari penyakit, bego memang dia.

" mas, mau ngomong sesuatu "

" hm ? Ngomongin apa sayang "

" anu.. yang waktu itu, sebenernya "
Rio begitu fokus memperhatikan wajah Ren.

Wajah istrinya sangat cantik bila dilihat-lihat dari sudut pandang mana pun, tangan nya tak bisa menahannya lagi, sehingga Rio lebih memilih menarik tekuk Ren mencium lagi bibir ranum milik istrinya itu. Ren jelas cukup kesal karena Rio tiba tiba menciumnya padahal dia ingin memberitahukan hal penting pada suaminya itu. Ya ciuman itu cukup lama bertahan, sampai Dylan dan Victor datang mengacaukan nya.

Percayalah, pasti mereka memakai orang dalam untuk membukakan pintu ruangan Rio yang sebelum nya telah di kunci dari dalam oleh Ren.

" SIANG PENGHUNI JAHANAM. Ups.. salah kamar, lanjutin.. jangan lupa rekam "

" VICTOR !!! "
Ren yang mendengar suara sahabat nya itu segera melepaskan lumatan Rio pada bibirnya.

Bagaimana bisa dia punya sahabat yang kekurangan ahlaq seperti Victor dan juga Dylan, tapi dia bersyukur Dylan tak separah Victor yang otaknya sama dengan suaminya. Sama sama hanya berisi b*okep, ngent*ot, dan jelas mesum. Bisa di bilang sebenarnya Rio dan Ren memang tidak memiliki jarak umur yang terlalu jauh, namun kalau sekilas dari wajah Rio memang tampak seperti pedofil.

Twilight [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang