Ren memperhatikan cara Rio makan, tak biasanya dia hanya makan roti dan susu. Jevan Jojo juga menyadari keanehan itu. Jika sebelumnya Rio yang overprotektif pada mereka, justru kini mereka yang overprotektif pada Rio. Tak mau Rio kelaparan karena hanya sarapan dengan roti, Jevan langsung menambahkan roti tambahan di piring Rio.
Rio yang sedari tadi diam hampir saja jantungan karena suara yang bertabrakan dengan piringnya, ternyata oh ternyata anak anak dan istrinya sedang menatap nya dengan tatapan tajam. Kenapa? Apa yang salah dengan dirinya? Tanpa memperdulikan pandangan Rio pada mereka, Ren langsung menyuapkan roti yang mereka simpan dipiring Rio tadi ke mulut nya.
Rio jelas terkejut, tapi melihat tatapan mereka yang sangat menusuk hingga ke ulu hatinya, jadi ya mau tak mau dia harus menelan roti tadi meskipun itu dengan perjuangan. Ren jelas puas melihat Rio sarapan lebih banyak dari sebelumnya. Setelah sarapan mereka memutuskan untuk berangkat, saatnya Jevan Jojo ke sekolah, dan Rio Ren yang ke agensi.
Saat di agensi pun Rio hanya mengandeng tangan Ren, tapi dia tak berbicara sama sekali. Ren fikir Rio mungkin sedang stress akhir akhir ini, karena itu dia lebih banyak diam dari biasanya. Setelah mengantarkan Ren ke tempat nya latihan, Rio langsung pergi ke ruangannya. Dylan yang kebetulan lewat saja sampai terkejut begitu merasakan hawa hawa mengerikan dari Rio.
Daripada penasaran, Dylan langsung pergi ke tempat latihan, dia yakin disana bukan hanya ada Ren, pasti ada Victor, tapi yang pasti dia kesana hanya ingin menanyakan soal Rio, sebenarnya dia mau modus sih pada Victor juga. Dibuka perlahan pintu ruangan itu, dan terlihatlah Ren yang sedang mengajari beberapa anggota tim nya.
Dylan tak mau mengganggu Ren, jadi dia memutuskan untuk menunggu Ren selesai. Victor diam diam memperhatikan Dylan yang tiba tiba masuk ke ruang latihan, dia sedang mengkoordinasi gerakan yang akan dia latih pada anggotanya nanti, sayang karena ada Dylan dia jadi tidak fokus.
Mendadak hati Victor terasa sesak bukan main, dia melihat Dylan, tatapan yang selalu dingin padanya itu, kini menatap Ren penuh kagum. Dia merasa cemburu sekaligus iri, apakah takdir ingin melukainya lebih dalam lagi? Setelah 6 tahun berusaha mendekati Dylan, dia belum mendapatkan timbal balik apapun.
Ren merasa diperhatikan hingga memutuskan untuk bergantian dengan Victor, lagi pula dia sudah cukup mengajarkan tim nya. Setelah istirahat sebentar, Ren mencari-cari sosok yang memperhatikan nya, dia merasa bahwa itu Rio, sayang ternyata itu Dylan. Pupus sudah harapan nya.
Dylan langsung berdiri menghampiri Ren, terlihat bahwa pria itu tengah menekuk wajahnya kesal, padahal dia kan sudah geer Rio memperhatikan latihannya.
" Ren, gw mau tanya sesuatu "
Lagi dan lagi, fokus Victor dihancurkan Dylan.Dylan tak pernah berbasa-basi dengannya, selalu to the point dan menjawab seadanya pertanyaan yang dia ajukan. Tapi pada Ren? Victor benar benar merasa iri sekaligus cemburu, dia sebenarnya lelah berjuang untuk Dylan, dia harus melukai hatinya berkali-kali namun sayang tidak pernah ada timbal balik dari Dylan nya.
" tanya soal apa ? "
" soal Rio "
Ren langsung mendekat ke arah Dylan, dia juga penasaran dan merasa memang ada yang aneh soal suaminya itu, mungkin saja Dylan punya informasi yang tidak dia ketahui. Tak mau melihat Ren dan Dylan mengobrol bersama lagi, Victor mengakhiri latihan nya dan pergi keluar dari ruang latihan mereka. Ren maupun Dylan jelas terkejut, terutama Dylan. Rasa penasaran Dylan soal Rio jadi hilang, dia jadi lebih penasaran apa yang terjadi pada Victor. Dasar uke, pundungan.
" Ren, gw liat Victor dulu ya "
Ren hanya mengangguk meskipun dia merasa sedih karena tak jadi tahu soal Rio.Tapi dia juga merasa senang bukan main, apakah ini tanda tanda kemajuan untuk pasangan Dylan-Victor yang dia tunggu tunggu, setelah 6 tahun, apakah ini titik balik bagi pasangan tersebut?
— Twilight —
Dylan mengikuti Victor, Victor sebenarnya memang merasa di ikuti, tapi dia tak peduli, dia hanya tak mau melihat Dylan dengan orang lain, itu menyakiti hatinya. Melihat Victor tak mau berhenti juga, Dylan semakin cepat melangkahkan kakinya dan segera menahan tangan Victor hingga membuat pria imut itu berbalik.
" apa ? "
" ada apa ? "
" gak jelas lu ! "
" saya tanya, kamu kenapa "
Victor diam, dia tak mau jujur pada Dylan. Victor lebih memilih menunduk sembari memainkan jari jarinya, dia takut di ejek Dylan, dia kan tak ada hubungan apapun dengan Dylan, lalu kenapa dia harus cemburu saat Dylan bersama orang lain? Mana mereka hanya berbicara, bukan berkencan.
" gak ada, pikir aja sendiri "
" saya gak akan peka kalau kamu gak jujur Victor "
Victor lagi lagi diam, dia benar-benar tak tahu harus mengungkapkan apa pada Dylan. Dylan jelas tak suka keheningan, apalagi tak ada yang Victor ucapkan setelah dia mengatakan kalimat terakhir tadi. Tak Victor duga, Dylan tiba tiba menarik pinggang nya, bahkan dia menahan tekuknya, benar benar tak ia duga, itu benar benar Dylan kan? Dia tak bermimpi? Mimpi apa dia semalam hingga hari ini tiba tiba Dylan mencium bibir nya seperti ini.
Entah terbawa suasana atau apa, Victor segera membalas ciuman Dylan. Mereka begitu menikmati moment tersebut, tanpa mereka ketahui, satu agensi sekarang tengah memperhatikan mereka. Jelas mereka tak sadar karena mereka terlalu fokus pada kegiatan mereka sendiri. Setelah puas mencium bibir Victor, Dylan tiba tiba berlutut didepan Victor, jelas membuat orang orang yang melihat mereka hampir berteriak dan membuat mereka sadar.
" maaf membuat kamu terluka selama 6 tahun belakangan ini, tapi selama itu kamu tau kalau saya tidak pernah berkencan dengan siapapun, karena cinta saya hanya kamu, Victor.. Will you marry me ? "
Victor jelas terharu, moment ini yang dia tunggu, tak sia sia perjuangan nya menangis darah hingga mandi api.g ternyata, Dylan membalasnya dengan cara yang tak ia duga. Dengan cepat Victor menganggukkan kepalanya.
" yes.. i will "
Mendengar jawaban sang uke manis di hadapan nya ini, Dylan langsung menggendong dan memeluk Victor erat erat. Jace jelas ada disana, dia saksi yang merekam kejadian itu. Dia datang ke sini karena rindu dengan pekerjaan lamanya, eh ketika akan ke ruangan Rio, dia malah melihat adegan uwu, jadilah dia jadi juru kamera dadakan.
" CIE CIE, AKHIRNYA JADIAN "
Teriakan orang orang berhasil membuat mereka melirik ke belakang dengan cepat, ternyata banyak orang tengah memperhatikan mereka. Bahkan Ren juga disana, dia benar benar terharu. Padahal baru beberapa menit yang lalu Victor mengeluh dia lelah berjuang untuk Dylan, dan Tuhan langsung memberikan Dylan padanya.
Ditengah kegembiraan mereka, Darrel kembali dari ruangan Rio, menghampiri Jace yang kebetulan ada disekitar sana. Jace mengerti apa yang Darrel jelaskan padanya meskipun itu singkat. Jace melirik Ren sekilas, dia langsung menepuk perlahan pundak Ren, saatnya dia pergi.
" Ren, gw pulang dulu ya, urusan gw udah selesai, bye bye "
" hati hati Jace "
Setelah melambaikan tangan pada Jace, Ren kembali memperhatikan pasangan baru Dylan dan Victor yang baru saja jadian. Mereka benar benar serasi, membuat satu agensi iri melihat mereka. Jace dan Darrel langsung pulang, meninggalkan mereka yang masih sibuk dengan pasangan baru itu.
" nanti saya traktir minum ya "
" YEY TRAKTIRAN !!! "
TBC
akhirnya mereka jadian juga, hdh. Dylan masih waras ya, gak kayak Varo, nembak Vero di toilet umum. duh, maaf ya kalau kurang uwu :( segini dulu ya
Stay healthy !
See you next part !- Kenzo
KAMU SEDANG MEMBACA
Twilight [ END ]
Romance[ FEEDBACK AFTER READING PLEASE !!! ] Hanya kisah kecil yang tidak terlalu romantis, tapi inilah kisah sempurna yang pernah di tuliskan Tuhan untuk mereka. Sebuah kisah kecil tentang lika liku dari kehidupan dua orang lelaki yang telah melangsungkan...