( Visualisasi Rio dan Ren )
- Twilight -
Jace sedari tadi mencoba menghubungi ponsel Rio, tapi sama sekali tidak ada jawaban dari sang pemilik. Ren hanya bisa diam memperhatikan ponselnya, pikiran nya sedang kacau sekarang. Baru tadi pagi dia mengantar Rio ke bandara, tak berselang lama ada berita buruk soal pesawat yang Rio tumpangi. Saat ini team yang tersisa di agensi juga sedang mencoba menghubungi beberapa staf mereka yang ikut di pesawat tersebut.
Jace mungkin sedang tidak berfikir positif, tapi dia berusaha meyakinkan Ren sebaik mungkin, karena dia yakin saat ini pikiran Ren sedang tak bisa di ajak berpositif thinking. Bukan hanya Rio yang Jace khawatirkan, di pesawat tersebut banyak staf lain yang kebetulan juga teman kerjanya. Semua juga pasti khawatir. Apalagi sampai detik ini, belum ada kabar sama sekali dari maskapai yang bersangkutan.
" Gak gitu Ren, gw takut aja lu pergi "
Kata kata lama Rio kembali terngiang-ngiang di pikiran Ren, saat ini dia sangat mencemaskan suaminya itu.Bagaimana bisa hal buruk itu menimpa suaminya begitu saja, memang tidak ada yang bisa mengatur takdir, tapi jika saja waktu bisa di mundurkan, maka Ren akan mencegah Rio agar tak pergi. Namun waktu tetaplah waktu, saat ini dia hanya bisa berdoa untuk keselamatan Rio dan staf lain yang ikut dalam penerbangan itu. Bagaimana pun juga, dia selalu yakin, mukjizat Tuhan selalu ada.
Tuhan akan melindungi suaminya, Ren selalu percaya itu. Ren terus berusaha untuk berfikir sepositif mungkin, meskipun itu mustahil, tapi dia percaya Rio baik baik saja saat ini. Semua akan berjalan baik baik saja. Setidaknya, saat ini Ren masih bisa yakin dengan kata kata Rio.
" Mas gak akan pergi jauh, percaya sayang "
- Twilight -
Menit berganti jam, jam berganti hari, hari itu terasa begitu lambat. Sampai detik ini pun belum ada kabar dari pihak maskapai terkait. Penelusuran masih dicari cari pihak berwajib. Berita ini bukan lah hal kecil, jelas satu negara ikut panik atas hilang nya kontak pesawat tersebut. Jace, Naren, dan rekan rekan lain di agensi pun masih mengupayakan supaya semua staf yang ikut penerbangan tersebut ditemukan.
Jace tak kalah menghawatirkan kondisi Ren, percaya atau tidak sedari tadi pria itu hanya memegangi ponsel nya tanpa mengalihkan pandangannya dari luar jendela yang menampakkan langit biru cerah. Padahal langit baik baik saja, apakah ada kecelakaan lain atau semacam nya yang menimpa suaminya itu? Memaksa Ren untuk makan saja Jace sudah menyerah, pria itu terlalu memikirkan suaminya saat ini.
" Ayo lah Ren, makan dulu. Suami lu baik baik aja, percaya sama gw, Tuhan bakal jagain Rio "
" Jagain ke mana maksud lu ? "
" Ren gak gitu.. "
Jace perlahan menaruh nampan yang dia bawa, menyimpan nya di depan Ren yang masih menatap khawatir keluar jendela. Tak sampai beberapa menit, seseorang berlari cukup kencang ke arah ruangan yang saat ini ditempati Ren dan juga Jace. Naren, ternyata dia lah yang berlari bagaikan atlet atletik tersebut. Sembari mengatur nafasnya, Naren pun memberitahu mereka soal kabar terbaru dari pesawat yang ditumpangi Rio.
" Ren ! Jace ! Rio.. "
Mendengar nama Rio di sebut, dengan cepat Ren berbalik dan melihat ke arah Naren. Tatapan Naren membuat Ren semakin khawatir pada kondisi suaminya, padahal sedari tadi dia mencoba positif thinking soal suaminya itu. Jace dengan perlahan menghampiri Naren, membiarkan pria itu meminum air dulu karena telah berlarian sejak tadi.
" Rio dimana ?! Jangan ngegantung gitu Naren ! "
Ren jelas semakin khawatir.Tanpa pikir panjang lagi, segera dia memakai mantel nya membawa ponselnya tentu saja dan pergi meninggalkan Naren dan Jace. Pikiran nya semakin kacau, satu yang dia pikirkan, mencari Rio suaminya. Pikiran buruk mulai menghantui nya. Beberapa kenangan masa lalu menghampirinya bersamaan. Suara Rio, sentuhan Rio, semua terasa nyata dalam benaknya.
" Mana ada mas kayak gitu "
" Sayang jangan ngambek :( "
" Besok kita main ya, aku cuti "
Ren tak bisa sok tegar lagi, kini dia akui dia benar benar khawatir, rasanya ingin menangisi Rio yang kabarnya belum pasti itu. Membiarkan matanya sembab karena menangis. Bahkan saat ini dia sedang diluar, kondisi sedang cerah benderang, tapi kondisi pikiran nya kacau, hatinya nyeri, perasaan nya kelabu. Semua tampak berbalik dari cuaca yang ditampakkan alam.
" Lu jahat sama gw Rio ! Lu bilang, lu gak mau liat gw nangis.. tapi apa ?! Mana janji lu ! "
Ren seakan benar benar putus asa saat ini.Semua perasaan dia lampiaskan saat itu juga, rasanya tak peduli orang melihatnya seperti apa, entah prihatin atau merasa miris, dia hanya membutuh Rio di sisi nya saat ini. Dia tak butuh makan, tak butuh belas kasihan orang lain. Dia hanya ingin Rio yang selalu meyakinkan nya bahwa semua akan baik baik saja. Dia hanya butuh pria yang terkadang mesum, bego, dan juga gila mendadak itu. Hanya Rio.
" Ren ! Rio selamat ! "
" Hah ?! "
TBC
Mungkin hari ini bakal bener bener banyak update sih, atau gak kena amuk :( yang lain, doain semua ide nya ngalir jadi bisa segera update juga. Mewek ditanggung masing-masing ya .g segini dulu ya
Stay healthy !
See you next part !
- Kenzo
KAMU SEDANG MEMBACA
Twilight [ END ]
Romance[ FEEDBACK AFTER READING PLEASE !!! ] Hanya kisah kecil yang tidak terlalu romantis, tapi inilah kisah sempurna yang pernah di tuliskan Tuhan untuk mereka. Sebuah kisah kecil tentang lika liku dari kehidupan dua orang lelaki yang telah melangsungkan...