. 23

109 23 17
                                    

" kamu gak apa apa sayang ? "

" iya gak apa apa kok mas, cuma banyak pikiran aja sih "
Rio memijat pelipisnya merasa pening.

Ren memang sulit diminta untuk tidak memikirkan suatu hal, karena pria itu lebih mudah terfikirkan suatu hal bahkan terkadang apa yang dia pikirkan bisa mengganggu waktu istirahat nya. Hari ini Rio baru saja mengantarkan Ren ke dokter, dan dokter melaporkan beberapa hal yang langsung membuat Rio kembali jadi papa siaga, siaga 3 lebih tepatnya.

Akhir akhir ini Clara sering keluar malam hari, itu membuat Ren stress. Ren seharusnya tidak terlalu memikirkan itu, tapi dia penasaran dengan apa yang dilakukan Clara. Jelas kebiasaan nya yang sering over thinking ini kurang di sukai Rio. Terutama Ren sedang hamil tua, tidak baik bila dia banyak pikiran seperti ini. Terkadang stress nya membuat perutnya terasa nyeri, itu yang membuat Rio semakin meningkatkan sifat posesifnya.

Rio tak mau Ren terlalu memikirkan Clara, gadis itu tidak penting untuk difikirkan. Saat ini seharusnya Ren fokus pada dirinya sendiri dan dua calon anak mereka. Perlu di ingat dia sedang mengandung dua janin sekaligus. Tingkat stressnya mempengaruhi kesehatan dari bayi yang dia kandung. Setelah mengantarkan Ren ke dokter, kini mereka memilih pulang ke rumah mereka, tapi Rio tak ikut pulang, dia ada urusan di agensi.

Biar bagaimanapun dia telah membuat kesepakatan dengan sang CEO, dia boleh cuti selama Ren hamil, tapi harus ke agensi bila ada hal penting, dan tidak bisa di ganggu gugat. Jadi meskipun kandungan Ren sudah cukup berumur, Rio tak bisa sepenuhnya dirumah, dia tetap harus ke agensi bila ada rapat mendadak. Seperti saat ini, karena tak mungkin membiarkan Ren ikut, Rio memilih mengajak Ren pulang dulu baru berangkat ke agensi.

" kamu istirahat, gak usah pikirin Clara ngapain dan mau apa, kamu jaga diri, aku pulang secepatnya "
Ren mengangguk sembari membiarkan Rio mengusak rambutnya sekilas.

Setelah Rio pergi dari pandangan nya, Ren memilih masuk ke rumah dan beristirahat, sesuai dengan yang Rio tekankan padanya tadi. Rio jelas langsung ke agensi begitu yakin Ren baik baik saja, dia harus patuh dengan peraturan yang agensinya beri.

" dia disini, gw tunggu "

                             — Twilight —

" lu jadian sama Victor ? "
Dylan menggeleng lalu mengelus dadanya, sudah bisa ditebak mungkin dia terlalu gugup untuk menyatakan perasaan nya.

Rio sedang di kantin, mengobrol singkat dengan Dylan yang baru baru ini pindah agensi, dia seorang dancer juga, termasuk ke team Victor. Meskipun sering bersama, seperti nya dia tetaplah seorang Dylan yang sangat sulit mengekspresikan perasaan nya. Dia bukan Rio, tipe yang cemburu maka cemburu sampai 7 turunan, berbeda dengan Dylan.

Dylan tak pandai mengekspresikan diri, dia lebih suka berbicara to the point, tapi sayang soal asmara dia masih berguru pada Rio, meskipun dia tahu kalau Rio tipe yang sulit peka. Padahal dia tahu tapi tetap dia lakukan. Sebenarnya sebagai produser utama di agensi, akhir akhir ini Rio merasa kepalanya mau pecah, tugasnya bertambah 2 kali lipat dari biasanya.

Rio merasa hampir gila, saking terfokus pada pekerjaan nya, dia sampai mengabaikan telepon dari Jace, padahal seperti biasa Jace selalu mengikuti istrinya itu. Setelah jam menunjukkan pukul 8 malam, Rio memilih pulang, meninggalkan team dancer yang masih berlatih. Dia lebih memilih mengerjakan lirik lirik lagu yang bertumpuk itu dari rumah, dia terlanjur merindukan sosok Ren, istrinya.

Rio semula berniat membeli makanan favorit Ren sebelum pulang, namun hal itu kandas dia lakukan begitu melihat panggilan tak terjawab sebanyak 27 kali dari Jace, panik langsung menghampiri nya. Bagaikan pembalap yang sangat mengincar posisi pemenang, Rio membawa mobilnya secepat mungkin, dia langsung berfikir yang tidak tidak soal Ren.

" kenapa lu tega Jace ? lu sahabat Ren juga lho "
Sepenggal percakapan antara Jace dan seorang gadis membuat Rio melirik keluar kaca mobilnya.

" gw yang harusnya bilang gitu, lu kakak sepupu Rio, tapi tingkah lu kayak devil ! lu tau kondisi Ren lagi hamil, kenapa lu tega sama dia hah ?! "
Tanpa pikir panjang lagi, Rio segera keluar dari mobilnya menghampiri mereka.

Pemandangan pertama yang dia lihat adalah Ren yang di bopong Jace, ada apa dengan Ren? Clara pulang, sejak kapan? Semua pertanyaan seakan menyerbu kepala Rio. Ayolah dia sedang lelah dengan pekerjaan nya, jangan sampai masalah ini memancing emosinya.

" kenapa ini ? "

" Rio ?! "




































TBC

Halo kawan kawanku, udah lama gak update, apa kabar kalian? Ada yang nunggu cerita ini gak ya :( duh gak bisa bikin chapter konflik, semoga ini sesuai ekspektasi ya. Segini dulu ya

Stay healthy !
See you next part !

Mungkin belakangan kalau update belum bisa dibarengin sama picture ya :(

- Kenzo

Twilight [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang