" kondisi Jevan udah baikan ma, udah dibolehin pulang kok sama dokter nya, ini kita udah dijalan, ya udah, hati hati ya ma, tolong jagain Jojo ya ma "
" iya Ren, kamu juga hati hati dijalan "
Ren mengangguk sembari mematikan sambungan panggilan di ponselnya, dia harus menyetir tidak baik menyetir sembari memainkan ponsel. Setelah memastikan semuanya aman, Ren langsung menjalankan mobilnya ke arah pulang. Akhirnya, dia bisa merasa sedikit tenang soal Jevan, anaknya sudah mendingan bahkan lebih baik dari sebelumnya, dia merasa lega soal itu.
Tapi saat Ren melirik ke arah Jevan, anaknya itu tampak tak bersemangat seperti biasanya. Padahal hari ini Jevan pulang dari rumah sakit. Oh ternyata oh ternyata, karena dia hanya sendirian, biasanya dia berdua dengan Jojo, sayang hampir semingguan ini mereka tidak bertemu, mengobrol saja susah. Mungkin itu yang membuat Jevan tampak lesu.
" nanti kita jemput Jojo ok ? "
Mendengar nama Jojo, Jevan langsung melirik ke arah Ren.Lihat kan, benar, sudah benih Rio sejak dini Jevan ini. Matanya langsung berbinar-binar mendengar nama Jojo. Ren merasa gemas melihat nya, dasar yang bucin akut pada adiknya sendiri. Jevan langsung memeluk tangan Ren, membiarkan mama nya hampir mengamuk karena gerakan tiba tiba darinya tadi itu. Jevan hanya terkekeh kecil, untung mereka tidak mengalami kecelakaan.
" makasih ya ma.. udah jagain Jojo selama aku butuh ketenangan "
— Twilight —
" Jevan ! i co miss you "
Ren hanya bisa terkekeh kecil melihat interaksi dua anaknya, terutama suara cempreng dan juga cadel dari Jojo, menambah keimutan moment tersebut.Jevan dan Jojo saling berpelukan begitu mereka bertemu, bahkan Mama Ren sampai terkejut melihat cucu cucunya sangat menempel seperti ini. Ren sendiri heran, bagaimana bisa anak anaknya sangat menempel seperti ini? Apa ikatan mereka sebagai anak kembar begitu kuat hingga sulit untuk dipisahkan?
" Mama kira kamu gak bakal jemput Jojo dulu Ren "
Jevan melirik ke arah sang nenek, tatapan tajam turunan Rio ternyata menurun ke Jevan.Jojo yang melihat tatapan mata Jevan yang sangat seram memilih melepaskan pelukannya dan berlari bersembunyi ke belakang kaki milik Ren. Ternyata Jevan memang 100% benih Rio, hampir semua sikap dan sifatnya sama, ngomong ngomong soal Rio, kapankah pria itu pulang? Sudah hampir sebulan terakhir ini dia tidak ada kabar, mana dicari tidak ketemu juga.
" Nenek bercanda Jevan, astaga.. copy'an Rio banget.. Ren, Rio gak ke sini ? "
Ren menggelengkan kepalanya.Ren bukanlah anak yang mudah mengekspresikan perasaan nya, dia tak suka menangis didepan siapapun kecuali Rio dan orang orang yang dia percayai. Setelah berpamitan dengan orang tuanya, Ren memutuskan membawa kedua anaknya pulang, Jevan masih butuh istirahat, begitupun dirinya.
Tatapan Jevan masih seperti tadi, Jojo sampai ketakutan saat didudukan di samping Jevan, tapi ketakutan nya hilang saat melihat Jevan melipat kedua tangannya tapi matanya mengeluarkan air mata. Sangat sensitif, mungkin bawaan Jevan baru mendingan dari sakit nya, dia jadi lebih mudah menangis seperti ini.
" ihh Jevan janan nangis dong.. cini Jojo hug yya "
Ren memperhatikan interaksi anak anaknya dari kaca spion depan mobil. Disaat Jevan sedang sensitif seperti ini Jojo menghiburnya, Ren jadi merindukan sosok Rio untuk ke sekian kali nya, ah pria itu menyebalkan sekali, menghilang begitu saja dengan alasan ada pekerjaan diluar kota.
Ren jelas khawatir, sangat kalau dia boleh jujur. Dia sangat berharap Rio segera pulang, menemuinya dan anak anaknya lagi, dia ingin Rio di sini, memeluknya juga, seperti yang Jevan dan Jojo lakukan. Kalau boleh dibilang, dia iri dengan anak anaknya, mereka berpisah seminggu saja bisa seperti ini, lalu dia dan Rio? Kenapa mereka tidak bisa melakukan nya juga?
— Twilight —
Ren dengan lesu masuk ke rumah mereka, Jevan Jojo jelas sudah masuk lebih dulu. Ren perlahan masuk ke rumah mereka dengan membawa beberapa barangnya, Jevan dan Jojo, sedikit sih, jadi mudah dibawanya meskipun seorang diri. Begitu Ren masuk, Ren merasa heran karena Jevan dan Jojo hanya diam di ruang tengah rumah besar itu, mungkin mereka sedang menonton ya kan?
Fokus Ren terpecah, mata nya tak salah lihat kan? Bahkan keterkejutan nya membuat barang yang dia bawa hampir jatuh dari pegangan tangan nya. Orang yang kini ada dihadapannya, sosok yang menghilang selama satu bulan terakhir ini. Orang yang dia rindukan selama ini, itu Rio! Kini pria itu sedang berdiri memunggungi mereka.
Dengan cekatan Jevan dan Jojo berlari ke arah Rio, mereka jelas merindukan papa mereka. Tampak Rio yang hampir saja jatuh karena tabrakan kedua anaknya ke kaki besar nya, Rio terkekeh kecil saat melihat anak anaknya langsung antusias memeluknya seperti ini, dengan segera Rio mematikan sambungan panggilan di ponselnya dan memutuskan memeluk ke dua anaknya yang sangat dia rindukan.
" papa kangen kalian tau, maaf ya papa baru pulang "
" papa anying "
Umpatan kecil keluar dari mulut Jojo membuat Jevan, Rio dan Ren menatap terkejut ke arahnya.Seperti nya Rio tidak sadar ada Ren disekitar mereka. Pusat perhatian Rio kini hanya pada kedua anak mereka, Ren paham mungkin Rio sedang merindukan anak anaknya. Setelah mengumpat Jojo langsung turun dari pangkuan Rio dan kabur ke kamarnya, dia takut Rio mengamuk. Dan kalian pasti bisa tebak, si bucin akut Jevan mengikuti Jojo, meninggalkan Rio dan Ren berdua disana.
Rio segera berdiri dan merapihkan kemejanya, hingga dia hampir jantungan karena tiba tiba Ren memeluknya bahkan mulai menangis, Rio baru sadar istrinya itu disana. Sosok yang sangat dia cintai, kini ada dihadapannya. Rio langsung membalas pelukan Ren, membiarkan Ren berpuas ria mencurahkan rindunya pada Rio.
" gak lucu mas ! ngilang kemana sebulanan ini hah ?! aku telepon gak di angkat, aku chat mas gak baca, aku khawatir ajg, ngertiin dong "
Rio terkekeh kecil mendengar semua curahan Ren, sebegitu rindunya ia pada Rio?" maaf sayang.. aku kan udah disini, jangan khawatir lagi ok ? "
Setelah mendengar perkataan Rio, Ren melepaskan pelukannya, dan secara tiba-tiba Rio mencium bibir nya, Ren jelas tak menyia-nyiakan kesempatan, dia merindukan Rio dan segala yang Rio miliki. Pesona pria bermarga Bagaswara yang berhasil memikatnya, kalimat penenang yang paling ampuh hanya dari pria itu, pelukan terhangat ia rasakan dari Rio seorang, dia merindukan Rio lebih dari apapun.
" mas.. jangan pergi lagi, please. don't leave me. aku takut gak bisa lewatin hari ku tanpa mas disamping aku "
TBC
cie, ada yang rindu gak nih? mau sedikit pemberitahuan juga, segera setelah Twilight ending, Ken bakal buat sequel nya, dan buat paham isi sequel nya kalian harus baca Twilight nya dulu ok. gak sangka, udah sejauh ini, makasih support kalian ya :(
Ken usahain bisa double atau triple update deh ya, doain sempet. segini dulu ya
Stay healthy !
See you next part !- Kenzo
KAMU SEDANG MEMBACA
Twilight [ END ]
Romance[ FEEDBACK AFTER READING PLEASE !!! ] Hanya kisah kecil yang tidak terlalu romantis, tapi inilah kisah sempurna yang pernah di tuliskan Tuhan untuk mereka. Sebuah kisah kecil tentang lika liku dari kehidupan dua orang lelaki yang telah melangsungkan...