. 16

157 24 15
                                    

" hoekk, hoek.. mas bangun ih "
Rio yang masih setengah sadar itu segera bangun dan menghampiri Ren yang saat ini ada di kamar mandi.

Pagi pagi dia sudah mual mual membuat Rio terbangun karena dipanggil berkali-kali. Setelah mengumpulkan nyawanya, Rio segera menghampiri istrinya itu. Beberapa kali Ren tampak meremat piyamanya, mungkin dia merasa sangat mual di pagi itu. Seperti orang yang pernah berpengalaman mengurusi orang hamil, Rio segera ke dapur dan membuatkan teh hangat itu Ren.

Setelah membersihkan mulutnya, Ren memilih ke dapur, biar bagaimanapun dia harus menyiapkan sarapan untuk nya dan juga Rio. Ren terdiam melihat Rio yang sedang membuat teh, benar benar pemandangan baru untuknya melihat Rio begitu telaten di dapur. Merasa diperhatikan, Rio mendongkakkan kepalanya, ternyata Ren yang memperhatikan nya sedari tadi.

" diminum dulu teh nya, biar mendingan mual nya "
Ujar Rio sembari memberikan teh yang dia buat tadi.

" makasih mas "
Meskipun ragu dengan teh buatan Rio, tak ada salahnya bukan untuk mencobanya?

Kali ini tidak sia sia Rio mengosongkan lagi panci dirumah, teh itu rasanya tidak terlalu buruk. Lagi lagi Ren dibuat terdiam, tak hanya membuat teh, pagi itu Rio bahkan memasak, ada apa dengan suaminya pagi ini? Jangan jangan, karena nyawanya belum terkumpul jadi semua yang dia kerjakan berbeda yang biasanya.

" makan dulu ya, moga suka "
Belum juga Ren menyuapkan sesendok pun makanan yang Rio masak, tangan Rio lebih dulu mengambil sendoknya dan menyuapi Ren.

Hari ini mendadak saja Rio jadi begitu perhatian, ada apa dengannya, meskipun Ren terheran dengan sikap Rio pagi itu tapi Ren tetap menurut dan mengikuti apapun yang Rio minta padanya. Setelah sarapan pun, Rio tak berhenti bergerak ke sana sini, Ren? Dia hanya diminta duduk tanpa melakukan apapun, dia tidak boleh banyak bergerak kesana sini.

Setelah selesai membersihkan rumah, dengan tantangan yang cukup sulit karena tangan Rio yang luar biasa hebat merusak, akhirnya Rio menyusul Ren duduk di sofa. Ren melihat Rio dari ujung kakinya sampai ujung rambut, suaminya kenapa hari ini. Sejak tahu dirinya sedang hamil, Rio begitu posesif padanya, bergerak sedikit pun Rio langsung panik takut terjadi apa apa padanya.

" mas gak kerja ? "

" mas ambil cuti, sesekali ke agensi, kalau penting "

" LHO CUTI NYA LAMA BANGET "
Rio yang mendengar itu hanya terkekeh kecil, biasanya kalau dia cuti lama bukankah Ren suka?

" bukannya seneng mas cuti lama hm ? "
Melihat Rio menggoda nya, Ren jadi kesal.

Segera dia membuang mukanya, menjauhkan tempat duduknya dan Rio, seakan memberitahu Rio kalau dia sedang kesal sekali karena godaan Rio. Bukan nya balas kesal, Rio segera memeluk Ren, seakan tahu bahwa biasanya orang hamil punya mood yang tidak beraturan, Rio mencoba membuat mood Ren lebih baik.

Sebenarnya Ren juga aneh dengan sikap Rio, belakangan sejak tahu dia hamil Rio jadi sangat siaga, padahal kalau dia lihat lihat Rio tampak tak berpengalaman dalam mengurusi orang hamil, tapi kenapa Rio lebih tahu banyak hal ketimbang dirinya? Jelas dia jadi penasaran, apakah diam diam Rio belajar tentang kehamilan, atau memang tahu secara tidak sengaja.

                             — Twilight —

" mas astaga, aku cuma ke gores dikit, gak berdarah, perih doang "
Rio yang sedang mengemuti jari Ren tampak menggeleng dan tetap melanjutkan aktivitas nya.

Padahal tadi Ren hanya tergores sedikit, tidak luka parah, tapi Rio seperti cctv yang ada dimana mana, dia langsung muncul tanpa diminta. Setelah puas mengemuti jari Ren, Rio segera mengobati jari Ren. Ren hanya bisa pasrah Rio melakukan apapun saat dia terluka meskipun itu hanya luka kecil.

Sejak dari dokter beberapa waktu lalu, tingkat posesif Rio semakin meningkat. Ada apa dengan suaminya ini, tak pernah ia lihat Rio seposesif ini. Bahkan melakukan aktivitas seperti biasa pun jadi sulit karena Rio selalu langsung melakukan nya. Bersih bersih rumah, memasak, semua Rio lakukan, yang Ren bisa lakukan hanya menonton sembari menunggu Rio selesai.

Kalau saja kemarin dokter tidak berkata seperti itu pada Rio, mungkin Rio tidak akan jadi seperti ini. Ren hanya bisa tersenyum pasrah membiarkan suaminya melakukan apapun yang seharusnya dia lakukan. Bukan hanya dokter yang selalu mengingatkan nya, tapi Rio juga sudah seperti alarm untuk Ren, dia mengingatkan Ren ini dan itu.

Flashback

" kurangi aktivitas berat, kondisi tuan harus fit sampai pemeriksaan selanjutnya "
Rio melihat beberapa dokumen istrinya, ternyata banyak juga yang harus Ren hindari hingga pemeriksaan selanjutnya tiba.

" oh ya, ada kabar gembira juga "
Ren dan Rio dengan cepat menjadi sangat fokus memperhatikan apa yang akan dokter sampaikan pada mereka.

" selamat tuan, ada dua kantong kecil yang artinya ada dua janin disana, bayi kalian kembar, sekali lagi selamat "
Ren yang sangat menyukai anak anak jelas bahagia mendengar nya.

Rio? Dia bahkan sudah kayang saking bahagianya. Setelah menyelesaikan konsultasi mereka, Rio menjadi papa siaga, untuk berjalan saja Rio memapah Ren, padahal dia baik baik saja, bila Ren menghela nafasnya dengan cepat Rio akan mengendong nya. Lihat, satu pemberitahuan dari dokter berhasil membuat seorang Rio yang sudah posesif itu jadi semakin posesif.

Sebenarnya Ren penasaran, belakangan ini Rio sering menghindari topik pembicaraan soal orang tua, terutama bila di tanyakan soal orang tua nya, maka Rio akan segera pergi dan beralasan ingin ke dapur mengambil sesuatu, padahal niatnya Ren ingin memberitahu orang tua mereka soal kabar kehamilannya ini, tapi sampai sekarang pun dia tak bisa mendapatkan informasi apapun soal orang tua suaminya itu.

Flashback off

" mas.. we need to talk "

" soal apa yang ? "

" kita harus ngasih tau keluarga kita soal kehamilan ku ini, mereka perlu tau "
Rio menganggukkan sebagai jawaban nya.

Seperti yang sudah Ren duga, Rio tak membalas pernyataan nya. Ada apa dengan Rio? Setelah membahas itu, lagi dan lagi Rio pergi ke dapur. Sebenarnya, apa yang Rio lakukan di dapur. Ren memutuskan mengikuti Rio diam diam. Sungguh, dia sangat terkejut melihat Rio di dapur, dia menangis? Kenapa? Ada apa dengan Rio?

Ren segera mendekat ke arah suami nya itu, tangan nya terulur untuk mengusapi bahu Rio hingga pria itu melirik cepat ke arah Ren. Dia seperti nya malu karena ketahuan sedang menangis, segera dia menghapus air mata yang tersisa dari matanya lalu terkekeh kecil, perlahan dia menarik tubuh Ren dan memeluknya, rasanya dia hanya ingin memeluk Ren saat itu.

" udah saatnya kamu tau ya ? "

" maksudnya mas ? "





















TBC

Setelah berhari hari absen gak update, apa kabar kalian? apa ini cukup uwu buat kalian? duh, gak jago buat chapter yang kayak gini, jadi maklumin :( gak terlalu suka cerita yang slow gitu, jadi mungkin part nya bakal sedikit di cepetin, moga kalian puas ya, segini dulu update nya

Stay healthy !
See you next part !

Stay healthy !See you next part !

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- Kenzo

Twilight [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang