" udah saatnya kamu tau ya ? "
" maksudnya mas ? "
Rio melepaskan pelukannya, perlahan dia mencium kening Ren cukup lama.Ren hanya bisa diam menanggapi suaminya itu, dia tak tahu harus bagaimana, dia takut salah bicara. Tanpa dia duga Rio menggendong nya lalu membawanya ke kamar mereka, setelah mengunci pintu kamar mereka, Rio berjalan lesu ke arah ranjang mereka, dimana ada Ren yang duduk disana.
Rio berjalan ke samping Ren, menyenderkan kepalanya itu, rasanya dia ingin menangis lagi, bahkan menangis lebih keras kalau dia tak punya malu. Ren melirik ke arah Rio, perlahan tangan nya terulur untuk mengusapi bahu suaminya itu, memberikan ketenangan lewat sentuhan nya.
Rio menghela nafas nya berat, ini kah saatnya dia bercerita soal yang sebenarnya terjadi. Sudah saatnya juga Ren untuk tahu soal keluarganya, alasan kenapa dia tidak mengundang satupun keluarganya saat mereka menikah, kecuali Papa dan Daddynya tentu saja. Apa jangan jangan hubungan nya dan keluarganya tidak baik baik saja ?
" kalau berat buat diceritain, jangan ya mas.. aku takut mas keinget sesuatu yang buruk "
Rio melirik Ren, dia menggelengkan kepalanya." udah saatnya kamu tau ini sayang, biarin aku cerita soal ini "
Ren hanya mengangguk sebagai jawaban nya." kamu tau.. kenapa aku gak undang siapapun selain papa dan daddy aku ke pernikahan kita waktu itu ? mereka.. mereka bukan orang tua kandungku, mereka orang tua angkat ku "
Ren yang mendengar itu jelas terkejut bukan main.Tentu saja ini sebenarnya masuk akal, dulu mana mungkin ada yang menoleransi adanya pasangan sesama jenis disini, apalagi sampai punya anak. Dulu orang orang awam soal kehamilan pria, jelas tak bisa dijelaskan secara logika. Tapi dia tak menyangka bahwa Rio bukanlah anak kandung dari papa dan daddynya.
" keluargaku, mereka gak ada di negara ini, mereka pindah sejak aku kecil dulu, keluarga ku yang tersisa disini cuma paman aku dan anaknya, paman aku sekarang ini lagi di penjara, anaknya sendiri gak deket sama aku, makaknya aku gak pernah komunikasi sama dia "
" penjara ? karena apa mas ? "
" kamu pergi dari sini ! "
" gak ma, aku mau jaga mama "
" pergi, ayo turuti kita, cari bantuan ke keluarga Tunner "
Rio terdiam mengingat kejadian terburuk yang mengubah banyak kehidupan nya. Membuatnya merasa kehilangan arah hidupnya, kejadian yang tak akan dia lupakan dengan mudah. Ren yang melihat Rio terdiam seperti itu memilih memeluk kembali tubuh suaminya itu.
" jangan di paksain mas, ceritain aja kalau mas udah siap ok ? "
" makasih, makasih kamu selalu ada "
Ren mengangguk sembari mengelusi punggung suaminya itu." ayo istirahat aja ya "
— Twilight —
Hari ini mendadak Ren merasakan jiwa malasnya meronta-ronta, tak ada yang bisa dia lakukan selain menonton tv. Rumahnya sepi, Rio sedang pergi ke agensi karena ada urusan pekerjaan yang tak bisa dia tinggal, tapi dia berjanji akan kembali secepatnya. Sejak membicarakan tentang keluarganya, Ren sering kali memergoki Rio melamun sembari menatap kosong ke arah depan.
Sebenarnya dia jadi tidak enak pada Rio, karena nya Rio jadi teringat banyak hal buruk pada hidupnya. Tapi dia sendiri juga penasaran, karena selama dia mengenal Rio, dia tak pernah tahu tentang keluarganya. Tentu saja selain tuan Tunner dan juga tuan Mahendra tentunya. Rio lebih sering menceritakan soal dirinya sendiri, meskipun Ren tak yakin itu 100% jujur padanya atau tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twilight [ END ]
Romance[ FEEDBACK AFTER READING PLEASE !!! ] Hanya kisah kecil yang tidak terlalu romantis, tapi inilah kisah sempurna yang pernah di tuliskan Tuhan untuk mereka. Sebuah kisah kecil tentang lika liku dari kehidupan dua orang lelaki yang telah melangsungkan...