. 42 (FB • O1)

77 19 9
                                    

" papa waras ? aku mana mau dijodohin gini pa ! daddy juga, aku udah besar aku bisa cari calon istriku sendiri "
Jie melirik ke arah suaminya, suaminya mengangguk singkat, mereka saling memberi kode yang tidak anaknya pahami, dasar tidak peka.

" iya papa tau ini egois, tapi papa mau kamu terima perjodohan ini, terima Adre, kamu pasti bisa "

Remaja yang sedang di ajak bicara itu nampak menggelengkan kepalanya. Bukan hanya nada bicaranya yang meninggi, tapi dia bahkan sudah berdiri menandakan bahwa dia benar benar kesal dengan topik pembicaraan mereka. Jie berusaha menahan emosinya, dia tidak boleh tersulut emosi hanya karena sikap kekanakan anaknya.

" cih.. aku gak mau terima dia ! dia nyusahin, dia bakal ganggu aku ! "

plak

Jie menatap terkejut pada suaminya, tiba tiba dia berdiri dan menampar anak mereka. Tenaga Zeus bukan main kuatnya, jelas itu membuat remaja tadi terjatuh, pipi nya memerah karena bekas tamparan daddynya. Remaja itu diam, dia tidak mencoba berdiri lagi ataupun membalas perbuatan daddynya. Meskipun mereka orang tua angkatnya, dia tahu sopan santun pada mereka.

" saya gak suka sikap kamu yang kekanakan ini Sam ! kamu boleh nolak perjodohan yang saya dan papa kamu lakukan, tapi ngehina calon istrimu ? fvck, kamu berurusan dengan saya ! "

Remaja yang diketahui bernama Samudra itu lagi lagi terdiam, mana dirinya yang selalu ditanamkan untuk menghargai siapapun meskipun dia pantas untuk di julidi. Jie hanya memperhatikan pertengkaran suami dan anaknya, dia tak bisa ikut campur karena suaminya sedang di mode emosi, jarang jarang juga Zeus mengutarakan emosinya seperti ini.

Sam berdiri perlahan, mencoba menyentuh pipinya yang ditampar Zeus tadi, perih, sangat. Setelah agak tenang, Jie baru kembali ikut andil dalam percakapan tersebut.

" dek, papa harap kamu bisa mikirin ini lagi, papa gak maksa tapi sebai- "

" iya, aku terima Adre "

Setelah mengucapkan kalimat itu, Samudra hanya menunjukkan ekspresi datarnya. Zeus membiarkan istrinya bersama anaknya sedangkan dia kembali ke ruang kerja nya. Jie mengobati bekas tamparan anaknya itu, sesekali dia mendengar ringisan kecil dari mulut anaknya. Tak tega sebenarnya, tapi dia dan Zeus sudah pernah membicarakan hal ini, mau tak mau pada akhirnya mereka memang harus menjodohkan anak mereka, demi kebaikan banyak pihak.

                              — Twilight —

" halo ka- "

" to the point "
Zeus menatap tajam ke arah Samudra, bisa bisanya di acara perjodohan nya, Samudra malah seperti itu.

" maaf ya Tuan, seperti nya Samudra kelelahan, jadi bicaranya agak kasar "
Jie mencoba menengahi sedikit percekcokan yang akan terjadi.

Pria imut yang baru saja memulai percakapan tadi hanya bisa diam, crush nya malah memotong pembicaraan nya tadi, dia jadi agak canggung untuk bicara langsung dengan Samudra. Jie dan Zeus mencoba mengobrol dengan orang tua pria imut tadi, membiarkan mereka berdua di taman belakang rumah Jie yang besarnya cukup untuk menyimpan satu buah heli.

Baik Samudra maupun pria tadi tidak ada yang mau memulai percakapan lebih dulu. Hawa hawa Samudra sangat mengerikan saat diam seperti ini, mana tatapan nya sangat menusuk hingga membuat sosok Adre yang hendak dijodohkan dengan nya jadi ketakutan. Hampir saja Adre latah ketika tiba tiba Samudra menarik dagunya.

" beritahu saya semua hal tentang kamu, saya gak mau punya istri nyusahin "
Meskipun kalimat bagian akhir cukup menyakiti hati Adre, tapi karena crush nya yang menanyakan itu, jadi dengan sebaik mungkin Adre mencoba menjawabnya.

" um.. aku suka kopi, suasana pantai, dan juga aku su- "

" suka saya ? "

Adre diam. Bagaimana bisa crushnya mengatakan hal yang sudah jelas jelas kenyataan dan fakta nya itu? Sekian detik senyum tipis Sam tunjukkan dan di detik berikutnya senyum tersebut hilang juga.

" saya bercanda. saya cuma mau bilang, saya gak suka kebisingan, jadi usahain gak usah pecicilan "
Adre mengangguk, setelah percakapan singkat itu, Adre jadi merasa semakin dekat dengan Samudra. Dan tepat pada malam itu juga, mereka resmi bertunangan.

                              — Twilight —

Hari H pun tiba, tepat pada tanggal 03 November 20XX, saat ini Samudra sedang berada di gereja, tepatnya dia sedang berdiri di ruang altar menunggu calon istrinya. Tak ada senyuman yang terukir diwajahnya, hanya ekspresi datar yang sudah biasa menjadi santapan orang orang yang mengenal sosok nya. Disana ada sahabat dekat Samudra, Jace. Sejak mereka berada di taman kanak-kanak, mereka bagaikan anak kembar yang tak bisa dipisahkan.

Setelah menunggu beberapa saat, pintu utama gereja tersebut mulai terbuka, sosok Adre tampak melangkah ke arah Samudra bersama sang ayah disampingnya, detik selanjutnya kepala pria itu terangkat membuat orang orang bisa melihat wajah cantik nya. Samudra terdiam, jujur dia akui dia terpukau dengan wajah cantik Adre pada hari itu. Setelah saling berhadapan dengan Samudra, papa Adre menepuk perlahan calon menantunya itu.

" papa titip Adre sama kamu, jaga dia sebaik mungkin, walaupun diluar sana banyak yang mau Adre, tapi papa lebih percaya kamu, jaga kepercayaan papa ok ? "
Samudra mengangguk pelan meskipun ekspresinya tidak berubah dari sebelumnya.

Pendeta mengarahkan para jemaat untuk mengikuti proses pemberkatan. Jujur Adre akui, dia sangat gugup saat ini, ingin rasanya menghilang ke parung mariana. Bahkan Samudra tidak tersenyum saja aura ketampanan nya sudah bisa membuatnya tidak karuan seperti ini, bagaimana jika dia tersenyum? Bisa pingsan ditempat Adre.

" saatnya kedua mempelai mengucapkan janji suci mereka atas nama Tuhan "

Samudra melirik Adre sekilas, genggaman tangannya jadi sedikit lebih erat dan intens dari sebelumnya. Beberapa saat kemudian, mereka berdua selesai mengucapkan janji suci mereka. Dan pendeta pun dengan segera menyelesaikan upacara pemberkatan dan juga pengucapan janji suci mereka. Meskipun gugup juga, setidaknya mereka tidak melakukan kesalahan saat pengucapan janji suci tadi.

" dengan ini, saya nyatakan kalian sah menjadi pasangan suami istri, dihadapan Tuhan dan para jemaat-Nya "
Baik Adre maupun Samudra keduanya nampak lega karena upacara pemberkatan dan pengucapan janji suci telah selesai mereka lewati.

Seorang gadis kecil menghampiri mereka, memberikan kontak cincin dengan lucunya. Senyum tipis Samudra tunjukkan tepat sebelum tangan nya meraih tangan Adre untuk memasangkan cincin indah itu ke jari manis Adre. Adre juga memasangkan cincin satunya pada jari Samudra. Mereka hanya saling bertatapan, tidak ada kecupan mesra ala pengantin baru lainnya.

gak apa apa, nanti aku pasti bisa dapetin kak samudra sepenuhnya























TBC

flashback sedikit soal masa lalu Rio, gimana nih? lanjut gak ya? atau kita bekuin disini? sksk, segini dulu ya

Stay healthy !
See you next part !

- Kenzo

Twilight [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang