" mas makan yang banyak ya "
" yang ku habisin sebanyak 3 piring bubur tadi apa ? mana disuruh minum jus bawang, itu masih kurang hm ? "
Ren yang mendengar itu dengan segera mencubit pinggang Rio.Sang empu nya hanya dapat meringis kecil saat pinggang nya dicubit sang istri. Lagian daritadi dia di jejeli makanan oleh Ren, walaupun sempat beberapa kali memuntahkan nya kembali, karena lambungnya terasa amat sangat nyeri, tapi mau tak mau Rio harus bisa menelan makanan nya, karena sore ini Rio akan melakukan operasi pertama nya. Takut Rio akan kesakitan nantinya, Ren memberikan Rio banyak makan agar dia punya energi.
Bukan nya berlebihan, Ren hanya takut. Rio bisa memaklumi itu, setelah percakapan terakhir mereka, tidak ada lagi yang bersuara. Hanya ada suara sendok yang beradu dengan piring. Rio sesekali memakan suapan dari Ren walaupun mereka masih diam. Ren melirik piringnya, ini piring ke 3 yang sudah Rio habiskan. Haruskah dia meminta Rio makan lagi? Dia masih sangat khawatir. Rio melirik istrinya yang tampak khawatir entah memikirkan soal dirinya atau hal lainnya.
Rio tersenyum kecil lalu mendekat ke arah Ren, menidurkan kepalanya di dekat perut istrinya, tangan besarnya itu bergerak mengusapi perut Ren yang belum terlalu jelas menunjukkan bentuknya, maklumlah masih usia kandungan nya masih muda. Pasti Ren merasakan perbedaan yang sangat jelas ketika hamil Jevan Jojo dan hamil anak mereka yang sekarang, tidak ada lagi Rio yang selalu 24/7 akan menuruti ngidam Ren, tidak ada lagi Rio yang 100% selalu mengawasinya, tidak ada lagi Rio yang cerewet saat dia mengerjakan sesuatu, Rio sudah banyak berubah.
" maaf ya.. gak bisa jagain kamu sama dede cebong "
Ren tersadar ketika mendengar perkataan suaminya itu.Sudah sangat lama Ren tidak melihat tatapan teduh yang Rio tunjukkan seperti saat ini. Tatapan yang selalu membuatnya merasa tenang, tatapan yang selalu membuatnya merasa semua akan berjalan baik-baik saja, keyakinan itu selalu menjadi tumpuan hidupnya. Rio adalah salah satu penyemangat hidupnya, wajar bila saat Rio jatuh sakit seperti ini Ren merasa sangat khawatir. Ren mengusapi pelan rambut suaminya, dia tak menyalahkan suaminya karena tak bisa menjaganya, toh dia juga merasakan hal yang sama.
" gak apa apa mas.. aku minta maaf ya, gak bisa jagain mas kayak gini, sampe mas sakit separah ini "
Rio mendongkakkan, dan lantas menggeleng kepalanya." Adre beruntung ya mas "
Baru saja akan mengucapkan sesuatu, Rio langsung terdiam mendengar nama yang Ren sebutkan tersebut. Tahu dari mana istrinya soal mantan istrinya itu?" kamu itu ngomong apa sih dek, ada ada aja deh "
" jadi Adre beruntung banget ya kayak nya mas.. bahkan sampe sekarang pun, dia masih dicintai sedalam itu sama mantan suami nya "
Rio menggeleng, bahkan dengan spontan dia langsung terduduk dan menatap wajah Ren, tidak ada tanda tanda kesedihan diwajahnya." maksud kamu ? "
Ren tak menjawab pertanyaan Rio, dia hanya menunjukkan senyum kecilnya pada sang suami. Tak ada lagi percakapan, mereka sama sama memilih untuk diam. Rio harus beristirahat untuk operasinya nanti, jadi dengan segera Ren menidurkan Rio layaknya bayi kecil. Rio tertidur, dengan segera Ren keluar dari ruangan tersebut.
— Twilight —
Ren melirik ke arah jam, dia sangat gugup. Sebentar lagi operasi Rio akan di mulai, Ren menungggu Rio sembari memegangi tangan suaminya. Ini mengingatkan nya dengan moment saat Jevan dan Jojo lahir dulu. Bedanya dulu dia yang di ranjang dan Rio yang menunggu nya dengan sangat gugup, kini posisinya terbalik, tapi anehnya Rio tidak segugup dirinya dahulu.
flashback
" mas sakit banget.. dokter nya mana sih, lama banget, awas aja dia.. ku tonjok juga nanti "
Rio hampir saja tertawa terbahak-bahak mendengar keluhan istrinya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twilight [ END ]
Romance[ FEEDBACK AFTER READING PLEASE !!! ] Hanya kisah kecil yang tidak terlalu romantis, tapi inilah kisah sempurna yang pernah di tuliskan Tuhan untuk mereka. Sebuah kisah kecil tentang lika liku dari kehidupan dua orang lelaki yang telah melangsungkan...