. 41

81 21 1
                                    

" mas, betah banget kayaknya tidur.. gak capek ya ? "

Jace melirik kearah Ren, cukup miris kalau perlu dia utarakan, Ren seperti benar-benar kehilangan dunianya, senyuman yang sebenarnya palsu itu benar-benar menjadi saksinya. Hampir 3 harian ini Ren selalu berdiam diri di rumah sakit, menemani suaminya yang kondisinya belum jelas sejak terakhir. Jace beberapa kali datang-pulang untuk memastikan keadaan Ren dan Rio.

Jangankan makan, duduk saja Ren tak mampu melakukan nya. Dia selalu berdiri didepan ruangan suaminya, menyenderkan kepalanya ke kaca penghalang yang menampakkan jelas sosok suaminya yang masih tertidur disana. Bersyukur nya Ren karena ruangan suaminya berada di pojok rumah sakit, jadi jarang ada orang berlalu lalang disana.

Sebelum melanjutkan kisah ini, hendaknya kita mundur sedikit ke kejadian 3 hari lalu. Selain masuknya Rio ke rumah sakit, di hari itu juga Dylan dan Victor batal mengucapkan janji suci mereka.

Flashback

" bisa sembuh kan dok ? "
Dokter nampak menatap Ren dengan tatapan tidak yakinnya.

Ren masih memiliki keyakinan yang sama, Rio akan sembuh dan kembali padanya. Apapun yang terjadi Rio pasti akan kembali. Dokter berdiri lalu menatap nanar ke arah luar jendela nya yang langsung menghadap taman belakang rumah sakit. Ren masih memegangi berkas suaminya, memperhatikan setiap larangan dan batasan yang seharusnya Rio lakukan.

" begini tuan, kanker akan sulit di obati, apalagi.. ini sudah stadium tiga, kami akan berusaha melakukan 3 operasi besar, dan operasi yang pertama adalah pengangkatan organ lambung yang sudah terinfeksi oleh kanker, setelah itu pengangkatan organ hati, dan terakhir kami akan berusaha menetralisir toxic ditubuh tuan Derio "
Ren mendengarkan dengan seksama penjelasan dokter.

Seketika keyakinan nya jadi menurun, dia tak yakin semua operasi itu tidak akan menghabiskan uangnya. Dapat darimana uang sebanyak itu demi 3 operasi suaminya? Dia bisa saja meminjam dari sahabat sahabat nya, tapi dia tak mau merepotkan sahabat sahabatnya itu, jadi Ren mengurungkan niatnya. Dia harus bisa berusaha sendiri untuk Rio.

" selain itu, 3 operasi ini memiliki jarak beberapa lama sebelum operasi selanjutnya, bisa saja pasca operasi tuan derio mengalami kemungkinan terburuk tuan "
Seakan tamparan bagi Ren, lagi dan lagi keyakinan nya berusaha digoyahkan fakta.

" lakukan yang terbaik dokter.. saya mohon "
Dokter kembali duduk di depan Ren, menepuk pelan bahu keluarga dari pasiennya.

" kami akan berusaha "

Flashback off

Ren terkekeh miris mengingat kejadian itu, kejadian yang membuat keyakinan nya goyah, kejadian yang memaksanya terjaga selama beberapa hari belakangan ini. Jace menghela nafasnya untuk ke sekian kali, dia harus membicarakan banyak hal. Saatnya dia memberitahu sesuatu pada Ren. Jace mendekat dan menepuk pelan bahu Ren, membuat sang empu berbalik untuk melihat siapa pelaku penepuk bahunya.

" Ren, we need to talk "

" about ? "

" about, you and.. Rio "

                              — Twilight —

Saat ini dua orang tersebut sedang duduk di taman belakang rumah sakit, sepi tidak ada siapapun selain beberapa perawat yang berlalu lalang lalu pergi lagi. Akhirnya setelah dibujuk dengan usahanya yang lumayan, akhirnya Ren mau juga di ajak mencari udara segar meskipun bau obat obatan masih tercium jelas di penciuman mereka.

" Ren, gw mau cerita banyak hal soal Rio, yang mungkin bisa nyakitin lu sendiri, siap dengerinnya ? "
Ren hanya mengangguk pelan, mau tak mau dia harus siap mendengar soal ini.

" pertama, alasan Rio selalu fokus ke ponselnya, dia bukan berusaha nyuekin lu, dia cuma lagi sibuk ngurusin uang dia.. dia berusaha nabung banyak uang, dan lu tau ? kartu kredit dia atas nama lu, pin nya aja tanggal pernikahan kalian "

Ren terdiam, salah satu penyebab over thinking nya sudah terjawab. Ternyata Rio berusaha mencari lebih banyak uang untuknya, tapi semua jadi terasa tak berarti karena saat dia mengetahui fakta ini, dia tak bisa memeluk Rio dan mengatakan terima kasih. Satu tetes air mata jatuh dari mata Jace, pertama kalinya dalam sejarah persahabatan nya dan Ren, seorang Jace menangis didepan Ren.

" lagi, ini agak sesek buat gw sampein "

" bilang aja Jace, gw siap dengernya "
Jace melirik sekilas ke arah Ren, memastikan sahabat sekaligus orang yang sudah dia anggap seperti adiknya itu benar benar sanggup mendengar ceritanya.

" Rio.. Rio nikahin lu karena ngerasain jiwa Adre di diri lu Ren "

" Adre ? "
Ren benar benar terkejut dengan alasan itu.

Jadi, Rio menikahinya hanya karena dia merasakan jiwa orang lain dalam tubuhnya? Dan untuk ke sekian kalinya, Ren juga menangis mendengar itu.

apa jangan jangan..

" iya Adre, mantan istri Rio sebelum lu. Rio pernah nikah sebelumnya, dan dia kehilangan istrinya karena kecelakaan, semuanya jadi rumit dan juga berantakan sejak itu "

Ren diam, mulutnya membungkam mendengar semuanya. Apakah cinta memang menyiksa seperti ini?

kenapa kamu gak bilang langsung soal ini mas ?, Langit kota yang nampak cerah tak membuat perasaan Ren ikut cerah. Semuanya jadi semakin gelap dalam pikiran nya.






















TBC

untuk chapter kedepannya akan banyak flashback, buat paham alur ceritanya kalian harus baca dari awal ok. makasih banget dukungan kalian buat Ken semangat, meskipun semangat itu Ken khianati dengan chapter sad :>, segini dulu ya

Stay healthy !
See you next part !

- Kenzo

Twilight [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang