. 25

123 20 47
                                    

Flashback

" ngapain lu ke sini lagi ? "
Ren menatap heran pada sosok wanita yang kini tengah berkacak pinggang dihadapan nya.

" ya gak ada sih, cuma mau.. "
Dengan cepat, wanita yang mirip jalang, mungkin lebih tepatnya memang jalang itu mengeluarkan ponselnya, memperlihatkan suatu foto yang membuat hati Ren panas melihatnya.

" kalau cuma mau pamer foto bareng Rio, gak usah ke sini, gw udah kenyang sama itu, bahkan gw udah ngerasain semuanya tentang Rio, gak bermaksud pamer sih "
Tawa meremehkan Ren tunjukkan pada wanita dihadapan nya itu.

Dia tak boleh terlihat cemburu, dia harus lebih menunjukkan bahwa dia lebih dari yang wanita itu kira. Jelas wanita yang diketahui mantan tunangan Rio itu jadi kesal, niatnya mau pamer banyak foto rahasia yang mungkin belum Ren lihat. Stevani, begitulah dia dipanggil. Setelah dirasa cukup membuat Stevani terbakar cemburu, Ren lebih memilih masuk ke rumahnya kembali.

Dia tak ingat pernah memberikan alamatnya pada Stevani. Lalu bagaimana bisa Stevani ke rumahnya? Ok, dia hampir saja lupa, dirumahnya itu masih ada satu benalu yang hobi sekali mencari masalah, menganggu nya, dan mungkin punya niat terselubung dibalik sikap manisnya akhir akhir ini. Siapa lagi kalau bukan Clara. Atau kakak iparnya sendiri, secara kalau perlu di akui sih.

" ututtutu, ada yang panas nih "

" gw sih gak panas, gw kan bukan kompor "

" sombong banget lu, eh tapi, lu tau gak sih ? Rio pernah ngelakuin apa aja sama Stevani ? oh iya gak penting juga dia cerita sama budak sexnya, lu kan cuma pelampiasan nafsu nya "

" jaga mulut lu ! gw bukan budak sex Rio ! "

" iya, lu budak sex orang lain, gitu kan maksudnya ? "
Takut emosinya meledak, Ren memilih pergi dari sana.

Mencari hiburan, kemana lagi kalau bukan ke bar. Jace? Jelas dia mengikuti Ren, dia harus berjaga-jaga. Ternyata inilah alasan kenapa Ren mabuk-mabukan kemarin, memang semuanya berakar dari Clara. Dari mana Rio tahu soal ini? Jelas, Jace yang memberitahukan nya. Siapa lagi, hanya Jace yang hampir 24 jam mengikuti Ren.

Flashback off

" Rio, lu kurus banget, seminggu gak makan bisa buat lu jadi stickman kali ya "
Rio yang mendengar ocehan Clara lebih memilih mencueki gadis itu.

Dendam nya semakin besar pada gadis itu, dia fikir Clara benar benar ikhlas membantu Ren ini itu dirumah, sayang yang ikhlas hanya Jace, Clara terlalu munafik untuk dia percaya. Sama seperti kemarin, kondisi Ren tak jauh berbeda, tapi setidaknya sudah ada kemajuan lagi, ya setidaknya.

Tapi Rio yakin, Ren baik baik saja, Ren akan segera kembali padanya. Dia akan kembali bermanja-manja padanya. Ren, dia akan segera kembali padanya. Bagaikan sebuah keajaiban, Tuhan seakan mengabulkan doa Rio, tangan Ren perlahan bergerak, menunjukkan tanda tanda kehidupan.

Dengan segera dokter dan perawat disana menghampiri ruangan itu, setelah Rio memberitahu soal pergerakan Ren, meskipun hanya gerakan pelan dari jarinya. Segera dokter memeriksa keadaan Ren, dibantu beberapa perawat. Senyuman tak luntur dari wajah Rio, dia senang Ren perlahan sadar, Clara? Sebenarnya dia ingin kemungkinan terburuk terjadi pada Ren, namun sayang Tuhan berkehendak lain.

" kondisi tuan Ren membaik, ini kemajuan yang sangat bagus, setelah dipindahkan ke ruang inap biasa, anda bisa mengunjungi tuan Ren, kalau begitu, saya permisi "

" terima kasih dokter, terima kasih "

- Twilight -

" ma-mas.. "

" maaf, aku gak serius waktu itu, kita tetep bareng ok "
Ren yang mendengar itu jelas tersenyum bahagia.

Perlahan genggaman Rio dibalasnya, tangan nya menggenggam tangan Rio dengan cukup erat. Rio jelas tak bisa menyembunyikan rasa senangnya, dia sangat senang, bersyukur Ren membaik dan kembali padanya. Lagi dan lagi, setelah badai menerpa hubungan mereka, Tuhan selalu dengan berbaik hati mengembalikan hubungan mereka.

" aku janji, gak akan pergi lagi "

Dan lagi, senyuman terukir di kedua sudut bibir dua orang itu. Mereka tersenyum bahagia, setidaknya sampai saat ini, Tuhan mempercayakan hubungan mereka pada orang yang tepat. Dan bukan hanya itu, Rio juga berterimakasih pada sahabat sahabat nya, kalau saja dia tak mengangkat telepon Juna, maka dia tidak akan tahu soal keadaan Ren, dan mungkin dia tidak akan peduli.

Clara? Dia sedang meratapi rencananya yang sama sekali tidak berbuah manis. Nyatanya Rio dan Ren malah semakin lengket, tak ada yang terjadi sesuai harapan nya. Jace? Percayalah, dia sedari tadi hanya menjadi nyamuk diantara Rio dan Ren, ingin sekali dia punya dom juga, mungkin nanti dia bisa pamer uwu pada Rio dan Ren. Ya, semua berakhir baik, seperti yang seharusnya terjadi.

- Twilight -

" mas please, anak kita laki laki, kenapa nyari bajunya warna pink gini ? "
Rio yang mendengar Ren mengoceh dibelakang nya itu segera berbalik, tangan nya masih penuh dengan keperluan bayi, sayang warna nya tidak kontras dengan jenis kelamin bayi mereka.

" gemoi aja gitu, pasti gemes liatnya "
Lihatlah, bahkan pria dewasa itu langsung mengeluarkan jurus nya agar Ren luluh.

Ren yang melihat Rio bertingkah imut seperti itu berusaha menahan diri, jangan sampai dia mengiyakan maunya Rio. Biar bagaimanapun, anak mereka lelaki, belum tentu suka pakaian berwarna cerah yang identik dengan bayi perempuan. Tapi jujur, Rio jarang seperti ini, ya, ketika Ren belum hamil, biasanya dia seperti ini saat ingin meminta jatah nya berekhem.

Namun sejak Ren hamil, Rio sering mengeluarkan jurusnya ini, terutama saat melihat keperluan bayi yang menurutnya sangat menggemaskan. Ren berusaha tahan, dia tak mau termakan godaan. Sayangnya jurus Rio terlalu ampuh, hingga mengalahkan pertahanan Ren yang sudah berusaha mati matian menolak nya.

" ya udah, satu aja, jangan banyak "
Mendengar Ren mengizinkan nya, dengan segera Rio memborong banyak barang berwarna cerah itu.

Jelas, Ren terkejut bukan main. Maksudnya satu itu ya satu, bukan satu toko. Untunglah suaminya ini sudah seperti sugar daddy, kalau tidak, bangkrutlah mereka saat itu juga. Setelah membayar semuanya, beberapa barang yang bisa mereka bawa sendiri, mereka bawa, sisanya biar kurir yang antar ke rumah mereka.

" iya sih bener, satu, tapi gak satu toko juga mas ! ya ampun capek, mau resign jadi istri kamu "
Rio yang tengah fokus menyetir jadi tertawa puas, dia senang sepertinya membuat istrinya naik darah.

" hehe, lagian gemes semua "

" hihi, ligiin gimis simii "
Tawa Rio semakin pecah kala mendengar Ren meniru nya, hanya saja dibuat dengan nada mengejeknya.

Bukannya cemberut kesal, Ren lebih memilih ikut tertawa juga. Memang, hal kecil bisa menjadi kebahagiaan untuk mereka, walaupun hanya hal kecil seperti tadi. Ditengah tawa mereka, Rio teringat suatu hal. Apakah dia terlalu panik saat kejadian waktu itu hingga dia tidak sadar, bahwa sebenarnya Ren sudah hamil tua, dan dua hari itu mungkin saja perkiraan bayi mereka lahir.

" mas, puter balik yuk "

" ha ? kenapa ? kamu mules ? "

" iya, itu tau, cari rumah sakit gih "

Kalau saja Rio di ajak ikut serta ke pertandingan balap mobil, mungkin dia bisa mendapatkan juara pertama tanpa harus bersusah payah, karena pria itu memang sangat hobi mengebut, sama seperti saat ini yang tengah dia lakukan.

" mas cepetan dikit, anakmu mau lahir ini "

" iya sayang, tahan bentar ya "






























TBC

Setelah nangis nangis, sekarang kita sambut baby little Chistopher yuk, ututtutu akhirnya lahir juga, jangan sampe bapak Rio ini merecoki anak anaknya, mana tega buat chapter sad terus :( jadi langsung deh dibikin uwu lagi, maaf kalau kurang ngefeel ya, segini dulu ya

Stay healthy !
See you next part !

- Kenzo

Twilight [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang