SFA 22

1.1K 144 12
                                    


Siang hari dimusim dingin, salju putih yang menumpuk dimana-mana terlihat indah dipandang. Semalam, sudah turun salju pertama. Kana menyaksikan keindahan malam itu bersama sang suami di balkon kamar mereka, menikmati salju yang bertebaran di udara. Lalu paginya mereka di suguhkan dengan tumpukan-tumpukan salju yang sudah membeku di setiap halaman rumah. Bahkan kebun sayur dan buah milik Hyemi—ibu mertuanya sudah di selimuti salju, tapi rumah kaca yang ada disana melindungi tanaman bunga-bunga cantik itu.

Kana, siang ini berniat untuk keluar rumah, ia sudah ada janji dengan seseorang. Ingin izin dan berpamit dengan kedua mertuanya yang kebetulan sedang duduk bercengkrama di ruang keluarga, "Eomma, appa, Kana boleh tidak izin keluar, hanya sebentar?" ucapnya meminta izin, harap-harap cemas sebenarnya, takut tidak di bolehkan.

"Sudah izin dengan suami kucing saljumu itu, belum?" ujar Sooga seraya mengelus perut buncit sang menantu.

Kana menggeleng, tiba-tiba wajahnya cemberut lucu, Tuan dan Nyonya Min gemas sendiri melihat anak mantunya ini. "Seharusnya, Kana izin terlebih dulu pada Yoongi, jika boleh pergilah, eomma dan appa tidak melarang, sayang." Ujar Hyemi seraya mengelus rambut Kana lembut.

"Tapi eomma, sejak tadi Yoongi oppa tidak membalas pesan dan juga telfon Kana." Ujarnya bernada sedih.

"Memang Kana ingin bertemu siapa diluar sana, salju sedang turun, sayang." Ucap Sooga.

"Uri Oppa..." jawabnya memelas.

Melihat wajah sang menantu kesayangan bersedih, Sooga dan Hyemi tidak kuasa. Mereka pun saling mengangguk, "Pergi bersama Lee ahjussi, ne? Supaya ada yang menjagamu. Nanti saat diperjalanan terus hubungi suamimu, jika di angkat jelaskan padanya alasanmu keluar dan terus kirim ia pesan, Arraseo?" ujar Sooga.

Mata bulat itu seketika berbinar cerah, moodnya kembali membaik. "Ne, Gomawo-eo Appa, eomma, Kana pergi dulu, ne." Ujarnya berpamit, Kana segera pergi setelah memberikan kecupan manja dikedua pipi tuan dan nyonya Min. Tentu saja Kana tidak pergi sendiri, ada Lee Ahjussi—supir pribadi Tuan Sooga yang akan mengantarnya pergi.

"Apakah Yoongi oppa sangat sibuk, sampai tidak membalas pesanku juga!" wanita mungil dengan perut buncit itu mempout bibirnya lucu. Lee ahjussi sampai gemas sendiri melihat nona muda Min itu. "Bahkan, sudah 10x aku menelfon pun juga tidak di angkat, menyebalkan sekali sih!" Gerutunya.

Lee ahjussi yang sejak tadi menahan gemas pun berdehem pelan, menetralkan kegemasannya pada Kana. "Nona, mungkin tuan muda sedang ada rapat dikantor, maka dari itu tidak bisa menerima telfon atau pun pesan dari nona." Ujarnya mencoba memperbaiki mood ibu hamil itu.

Suara helaan nafas pun terdengar gusar, tapi ada benarnya juga perkataan Lee ahjussi menurut Kana, mungkin saja Yoongi sedang rapat dan tidak membawa ponselnya ke dalam ruangan itu. Astaga, kenapa tidak terpikir dari tadi sih—geramnya pada diri sendiri.

"Ada benarnya juga Ahjussi, hehe..." kekehnya malu sendiri.

Lee ahjussi hanya bisa tertawa pelan melihat nona mudanya itu tersipu malu. Lee ahjussi jadi rindu anaknya yang ada dirumah. Usianya sama seperti Kana, tapi gander dan status yang membedakan keduanya, anak Lee ahjussi itu pria dan di usianya yang sudah 20 tahun tetap saja anaknya itu masih manja.

Tiga puluh menit menempuh perjalanan, Kana akhirnya tiba ditempat tujuan dengan selamat berkat setiran Lee ahjussi. Kana turun dari mobil setelah pintu itu di bukakan oleh Lee ajhussi dan dibantu juga saat ia akan keluar dari sana. Lee ahjussi tidak mau ambil resiko jika nanti nona mudanya kenapa-kenapa. Jalanan sedang bersalju, bisa saja permukaan tanah licin dan bisa mengakibatkan hal yang tidak di inginkan terjadi. Setelah mengantar Kana sampai ke dalam sebuah cafe, Lee ahjussi kembali ke dalam mobil, Kana bilang ia bisa menunggu di dalam mobil saja—sebelum Lee ahjussi pergi, Kana menyuruh pria paruh baya itu untuk memesan satu cup Coffee terlebih dahulu, untuk temannya dimobil saat menunggu Kana.

SO FAR AWAY ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang